8.kamera!

495 81 4
                                    

Joshua mengayunkan kakinya seraya bersenandung menatap langit cerah dari jendela rumah sakit itu. Lalu pandangannya teralih pada seorang kakek yang sedang berbincang dan dipijat oleh cucu laki-lakinya.

Pemuda itu tersenyum. Lalu kembali menatap ke luar jendela yang menampakkan taman.

Terdengar suara pintu yang terbuka. Terlihatlah Rajash yang tersenyum menghampiri Joshua.

Segera dia berdiri, lalu membawa tas yang ada di sampingnya.

"Udah siap?"Rajash bertanya.

Joshua menganggukkan kepalanya dan merangkul si bungsu. Membawanya keluar dari ruang inap umum itu.

Rajash menatap pada si sulung, lalu pada tas yang sedang dibawa oleh Joshua.

"Aku bawain, ya?"Rajash berujar seraya akan mengambil tas itu. Namun Joshua menggelengkan kepalanya.

"Nggak apa-apa. Cuma segini,"tolak Joshua seraya menghindarkan tas itu dari Rajash.

Namun seseorang terlebih dahulu mengangkat tas itu dengan mudah dari tangan Joshua.

Pemuda dengan kulit kecoklatan itu menoleh. Mendapati Arjuna dengan wajah datarnya membawa tas Joshua di pundak.

Namun pandangan Joshua lebih tertuju pada wajah Arjuna. Memiliki beberapa lebam dan bibir yang berdarah.

"Ini ... Karna mereka?"Joshua bertanya seraya menyentuh salah satu lebam di tulang pipi.

Arjuna sedikit terkejut, namun tak banyak bereaksi lagi. Dia mengangguk dan berjalan bersama Joshua dan Rajash yang menatap penasaran.

"Karna apa, Bang? Aku tanya Kak Juna, dia nggak mau jawab,"celetuk Rajash.

Joshua menatap Arjuna, dan mendapati pemuda itu mengangguk.

Sang kakak tersenyum dan mengelus rambut kecoklatan Rajash."Nanti Abang ceritain di rumah."

Rajash mengangkat sebelah alisnya. Namun perhatiannya segera teralihkan begitu melihat penjual eskrim di luar rumah sakit.

Mata si bungsu berbinar. Lalu menatap pada Joshua. Si sulung terkekeh, lalu mengangguk. Membuat Rajash tersenyum lebar dan berlari menuju penjual itu.

Keduanya menunggu di depan gedung. Dan Joshua kembali menatap pada Arjuna.

"Kamu, nggak mungkin terus begini sampai lulus, kan?"Joshua bertanya khawatir.

Arjuna menghela napas dan menggaruk kepalanya. "Mau gimana lagi, Jo. Gua nggak tau harus apa buat yang satu ini."dia tersenyum menatap pada Joshua yang juga menatapnya. Lalu melanjutkan,"bisa kuliah sama makan aja gua udah bersyukur."

Keduanya saling bertatapan untuk berapa detik. Sebelum Joshua menghela napas dan menunduk.

"Ayo kita selesaiin yang satu ini pelan-pelan."joshua berujar pelan.

Arjuna terdiam. Menatap sendu pada Joshua. Dia menggigit bibirnya sendiri.

Kenapa lu baik banget, sih?

***

"Gua pulang dulu,"pamit Arjuna seraya memakai jaketnya.

Joshua menangguk dengan senyuman. Melambai pada Arjuna yang berjalan keluar dari pintu.

Setelahnya, dia kembali memasuki rumah dan duduk bersama Adik dan Ayahnya yang sedang menonton televisi sembari memakan keripik.

Terlihat Rajash yang seperti berpikir keras. Namun tangannya masih aktif memasukan keripik ke dalam mulutnya. Dan sesekali menyuapi Galen pula.

Joshua in another universe(again)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang