9. terungkap

458 74 6
                                    

"Tolol!"tawa terdengar menggema di seluruh lorong itu.

Arjuna terdiam melihat penjaga di depan sana yang hanya diam dan membungkuk untuk Raditya.

Tangan pemuda dengan rambut berwarna itu mengepal. Dia terdiam. Bahkan ketika Raditya dan teman-temannya tertawa karena kebodohannya.

Namun amarahnya kembali menyala begitu injakan terus di layangkan pada kepalanya.

Arjuna menahan kaki Raditya. Mendorongnya menjauh dari kepala.

Raditya mendengus. Lalu menendang kepala Arjuna. Membuat si empu mendesis penuh umpatan.

Raditya menatap pada teman-temannya. Memberi isyarat untuk mendekat ke padanya dan Arjuna. Lalu dengan senang hati mereka lakukan.

"Habisi. Buat si tolol ini nggak berani macem-macem lagi,"ujarnya dengan santai. Mengorek kuping dengan jari kelingking.

Anak-anak dengan penampilan nakal itu mulai mendekat. Melampiaskan segala emosi mereka pada Arjuna. Samsak gratis mereka selama menjadi bawahan untuk seorang Raditya Juandra. Si anak wali kota yang begitu berpengaruh.

"Sedang apa kalian?!"celetukan itu membuat anak-anak itu terhenti. Berdiam diri menatap seorang dosen yang menatap datar pada sekumpulan anak-anak itu.

Raditya memberikan senyuman. Mendekati dosen itu dengan santainya.

"Cuma main-main, Pak. Ini ... Nggak masalah, kan?"tanyanya masih mempertahankan senyuman.

Dosen itu menelan ludah. Lalu menatap pada lantai. Tak mau menatap pada mata Raditya.

"Juna...."panggilan yang lirih itu mengalihkan perhatian mereka kembali. Pada seorang pemuda dengan rambut legam yang kini terlihat lepek karena keringat.

Dia berjalan mendekati Arjuna dan membantunya berdiri. Pergi tanpa kata meninggalkan lorong yang kini menjadi hening.

"Joshua, lu ... Kenapa di sini?"Arjuna bertanya disela berjalan di papah oleh Joshua.

Sang empu tersenyum tipis. "Kamu chat aku tadi. Tapi nggak sampai-sampai ke toko juga. Jadi aku nyusul aja."

Arjuna sejenak menatap pada Joshua, lalu kembali fokus ke depan. Sekilas nampak bibirnya yang menahan senyum. Setelah sekian lama, Arjuna kembali merasakan rasanya di perhatikan dan di khawatirkan oleh seseorang.

***

Lonceng berbunyi. Seorang pelanggan telah keluar dari toko. Joshua menghampiri meja yang berisikan Arjuna dan Galen.

Joshua membuka kotak P3K begitu duduk pada kursi di hadapan Arjuna. Lalu mulai mengobati luka yang terdapat pada tubuh Arjuna.

"Kamu yakin nggak mau ke dokter?"Joshua bertanya dengan wajah Khawatir.

Sedangkan yang ditanyai menggeleng. Menatap pada jalanan yang kini tak terlalu ramai. Membuat Joshua menghela napas.

"Sakit! Sakit!"Galen berseru, lalu menekan lebam pada lengan Arjuna. Membuat pemuda tinggi itu memekik dengan keras.

Joshua mendengus dan memeriksa lengan Arjuna. "Ngeyel."

Arjuna memanyunkan bibirnya. Lalu teringat akan sesuatu. Segera dia ambil sesuatu dari dalam tas.

Joshua in another universe(again)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang