"telah ditemukan penemuan mayat di pinggiran danau kota dalam keadaan mengenaskan. Di jelaskan oleh Letnan Dipta Kusuma selaku salah satu petugas yang menangani kasus ini bahwa kondisi korban ditemukan dengan kondisi perut telah terkoyak habis serta organ-organ tubuh telah hancur. Dan kabar yang lebih mengejutkan media masa saat ini, korban adalah wali kota yang telah menjabat selama satu tahun ini."suara dari pembawa berita saat itu membuat Joshua dan Arjuna berhenti dari kegiatan mereka membersihkan toko.
Dua orang itu saling bertatapan. Lalu Joshua mendekati Arjuna.
"Na, wali kota ... Bukannya itu ayahnya Radit itu?"tanyanya dengan suara kecil.
Arjuna menganggukkan kepala dengan wajah memucat. Tak menyangka bahwa ayah dari perundungnya akan ditemukan tewas pagi ini.
Tepukan halus Arjuna dapatkan. Dia tahu bahwa Joshua sedang mencoba menenangkannya saat ini.
***
Tangan yang di balut sarung tangan mengecek tanah yang telah diberi garis. Terlihat bercak darah di sekitarnya.
Si pemilik tangan dengan teliti menyusuri segala yang ia lihat di sana. Namun tak ada satupun yang dapat menjadi petunjuk.
"Letnan, tim forensik sudah mengabari. Anda bisa ke sana sekarang."salah satu petugas berkata setelah mendapatkan panggilan telepon.
Dipta menangguk. Masih menatap tkp itu sebelum berdiri dari jongkoknya.
"Oke. Tetap awasi sekitar dan cari petunjuk apapun,"perintah Dipta seraya berjalan dengan lugas menuju mobilnya.
Pembunuhan lagi. Apa mereka orang yang sama? Sialan, kenapa rapih sekali! Pikirnya dalam diam. Bahkan saat mengendarai mobil pun pikirannya terus terarah pada berbagai kasus pembunuhan dan bunuh diri yang menurutnya bukan lah benar-benar bunuh diri.
***
"Organ tubuhnya sudah benar-benar hancur. Kemungkinan organ-organnya dibuat untuk bermain-main terlebih dahulu sebelum di buang. Dan dari yang kami simpulkan, waktu kematian beliau adalah dari jam delapan malam tadi. Juga kami temukan adanya luka di mulut serta tangan korban. Kemungkinan korban di lilit menggunakan lakban agar memudahkan pembunuhan. Sejauh ini, tidak banyak yang bisa kami dapatkan, letnan. Karena tidak adanya ditemukan sidik jari atau jejak apapun yang tertinggal,"jelas salah satu petugas yang menangani mayat wali kota.
Dipta menangguk mengerti dan berterimakasih.
Helaan napas terdengar begitu petugas itu telah meninggalkan Dipta di sana mqemikirkan segala hal yang telah dia temukan.
Ayo berpikir, Dipta! Dua puluh empat juli seorang gelandangan di temukan tewas dengan tubuh terbakar di gubuknya. Dua puluh sembilan juli juga seorang seorang penyanyi problematik ditemukan keracunan di apartemennya, batin Dipta mengacak-acak rambut.
lalu sembilan Agustus seorang nenek yang tinggal sendirian di temukan gantung diri. Pengusaha gulung tikar yang kepalanya hancur di sebuah gang, dan yang terakhir ... Wali kota yang akhir-akhir ini mendapat komentar negatif melalui media sosial.... Dipta terdiam memikirkan semuanya. Dia mulai berdiri dan menghentakkan sepatu ke lantai berulang kali.
"Korbannya, sama-sama sedang dalam kondisi yang tidak baik ... Apa ini bisa di jadikan motif? pembunuhan berantai?"Dipta bergumam penuh keseriusan.
Kakinya mulai melangkah pergi dari sudut rumah sakit itu. Dia akan kembali mencoba mencari berbagai petunjuk.
Pintu mobil yang di tutup terdengar lumayan keras. Dipta menjalankan mobil dengan sedikit cepat. Perhatiannya pada jalanan tak lebih banyak daripada tentang kasus-kasus ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Joshua in another universe(again)
Fantasycover by pinterest not bl🙅🏻♀️ Season dua dari "just Joshua." Joshua merasakan kematian untuk kedua kalinya. Dia pikir, ini adalah yang terakhir. Namun, takdir memberikan jalan lain untuknya. Pemuda dengan lesung pipi itu terbangun di dalam raga J...