Dipta menatap alamat yang telah dia tulis pada kertas, lalu menatap pada rumah sederhana di hadapannya.
Sedikit menghela napas, lalu kembali melangkah mendekati pintu rumah itu. Diketuknya pintu itu, namun tak ada tanggapan apapun yang didapatkan.
"Permisi?"kini Dipta bersuara, namun masih tak ada respon apapun.
Dia membawa tubuhnya berbalik, lalu berjengkit kaget hingga terjatuh begitu melihat eksistensi sekarang pemuda dengan seragam SMA tanpa ekspresi berada di belakangnya tanpa ada suara.
Keheningan mengisi, sebelum Dipta kembali bangun dengan wajah canggung.
"Ah, apa kamu tinggal di sini?"Dipta bertanya dengan wajah datar, meski telinganya terlihat memerah menahan malu.
Pemuda itu, Rajash, menangguk. "Iya. Anda siapa, Ya?"
"Saya Dipta Kusuma. Inspektur yang bertugas di Daerah ini. Bisa bertemu dengan Pak Argalen Diatma?"Pria itu kembali serius. Mengajukan tujuannya tanpa basa-basi.
Rajash mengangkat sebelah alisnya."Maaf, tapi Ayah lagi nggak di rumah, Pak."
Dipta menggaruk belakang kepalanya, lalu kembali bertanya,"kira-kira, kapan ayahnya pulang?"
Pemuda yang Dipta perkirakan berumur tujuh belas tahun itu menggeleng."Ayah nggak bakalan pulang ke rumah. Ayah di rumah sakit...."
"Apa benar-benar tidak bisa bertemu? Saya ada urusan penting dengan Pak Argalen."Dipta kembali menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.
"Abang saya mungkin bisa antar Pak Dipta ke rumah sakit. Tapi saya nggak yakin itu bakalan membantu,"usul Rajash.
Dipta menganggukkan kepala."tolong bantuannya!"
***
Dipta meminum kopi yang telah di buatkan oleh Rajash. Sementara Joshua duduk di seberang. Berpikir ada urusan apa sekarang polisi kembali muncul di rumahnya.
Menurut ingatan Joshua Arsaloka, setelah sang ayah keluar dari kepolisian tak ada lagi rekan sesama polisi yang mendatangi ayahnya. Namun sepertinya polisi di hadapan Joshua ini adalah polisi baru.
"Jadi, Pak Dipta mau bertemu dengan ayah saya karena apa?"Joshua bertanya dengan ragu.
Deham terdengar sebelum Dipta memusatkan perhatian pada Joshua. "Jadi begini, saya dengar pak Argalen dulunya adalah seorang brigadir di kantor polisi di tempat saya bekerja sekarang. Dan, saya dengar juga Pak Argalen sempat mencari tau tentang kasus pembunuhan berantai beberapa tahun lalu."
Sejenak Dipta berhenti untuk memperhatikan ekspresi Joshua lalu kembali berbicara,"jadi, saya pikir mungkin Pak Argalen bisa membantu saya. Karena saya juga sedang menangani kasus pembunuhan berantai yang mirip dengan beberapa tahun lalu."
"Tapi, apa Pak Dipta tau kondisi ayah saya sekarang ini? Mendengar kalau Pak Dipta tau bahwa Ayah saya dulu adalah polisi, Pak Dipta juga pasti sudah tau kalau ayah saya mengalami kejadian beberapa tahun lalu. Kejadian itu membuat kerusakan di jaringan otak ayah. Jadi, mungkin Ayah tidak bisa bantu banyak untuk Pak Dipta,"jelas Joshua pada Dipta.
Sedikitnya Dipta merasa putus asa, namun tak menyurutkan ambisinya Unyuk menyelesaikan kasus ini.
"Sekecil apapun kemungkinannya, saya yakin pasti ada petunjuk kecil untuk kasus ini,"yakin Dipta. Kedua manik yang sama kelam itu saling memandang dengan makna yang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Joshua in another universe(again)
Fantasycover by pinterest not bl🙅🏻♀️ Season dua dari "just Joshua." Joshua merasakan kematian untuk kedua kalinya. Dia pikir, ini adalah yang terakhir. Namun, takdir memberikan jalan lain untuknya. Pemuda dengan lesung pipi itu terbangun di dalam raga J...