☞08☜

227 36 7
                                    

Suara yang sangat keras membangunkan Suo dari tidur.

Suo tiba-tiba bergerak di atas tempat tidur, pandangannya menjelajah ke seluruh tempat, sampai di sudut ia berhasil melihat Umemiya duduk di atas meja sambil memegangi boneka porselen itu, yang ia sebut Sakura.

“akhirnya kamu bangun juga” ucapnya dengan tenang sambil berdiri.

Suo menjadi takut, ia memundurkan diri ke kasur hingga punggungnya membentur kepala tempat tidur.

"A-aku...Ta..di mal..a..m..bon..e..ka" Suo mencoba berbicara untuk mengingat apa yang terjadi.

Umemiya mengangkat alisnya dengan hati-hati meletakkan Sakura di atas meja, dia merapikan bajunya dan hati-hati menyisir seikat rambut di belakang telinga yang jatuh ke wajahnya.

"Aku tidak tahu apa yang kamu bicarakan." Umemiya berjalan sampai dia berada di kaki tempat tidur dan menatapnya dengan saksama. "Kamu tertidur dan mungkin mengalami mimpi buruk, tadi aku mendengarmu berteria itulah sebabnya kita datang kesini namun tetapi kamu tidak bangun dari tidurmu"

Suo tetap diam, Itu bukan mimpi buruk rasanya terlalu nyata.

"T..Tidak." Suo menggelengkan kepalanya. "Koperku!" teriaknya mengingatnya meninggalkannya di hutan yang telah tenggelam kedalam lumpur dan tergeletak di tengah jalan.

Umemiya tidak merespon, dia hanya berbalik dan berjalan menuju lemari lalu membuka pintu.

"Kopermu ada di sini" Umemiya menunjukkannya padanya tepat di tempat ia meninggalkannya sebelumnya.

"I-Itu tidak mungkin."

Matanya berkaca-kaca, Suo tidak bisa membayangkan semua itu, namun dirinya yakin itu nyata tapi sekarang ia tidak tahu bagaimana membuktikannya.

"Jika kamu merasa tidak enak badan, kamu bisa tidur satu malam lagi kali ini aku akan menjaga anak-anakku."

Setelah mengucapkan itu Umemiya berjalan ke meja untuk menggendong Sakura dengan hati-hati, menggendongnya seperti pengantin, membiarkan kakinya yang rapuh menggantung seperti lengannya.

Suo melihat mereka pergi dan ia tahu bahwa mata boneka itu tertuju padanya, seolah-olah boneka itu benar-benar sedang menatapnya.

Ketika pintu tertutup dan Suo benar-benar sendirian diruangan itu, air mata mengalir di pipinya. Dirinya takut karena tidak bisa menyangkalnya, dirinya benar-benar sangat takut hingga memeluk dirinya sendiri dan menangis dalam diam, memikirkan apakah semuanya benar-benar mimpi buruk.

//“Dollhouse”\\

Umemiya sedang duduk di tempat tidur  Sakura, sementara Sakura memegang sendok dengan tangannya yang gemetar.

"Kamu bisa melakukannya sayang, aku tahu kamu pasti bisa melakukannya" Umemiya berkata sambil menatapnya dengan hati-hati meskipun kegelapan menghalanginya untuk melihat dengan lebih baik.

Lengan Sakura perlahan terangkat, mencoba mendekatkan sendok ke bibirnya, Namun dia tidak berhasil.

Sendok itu terjatuh ke selimut yang menutupi kakinya, menumpahkan isinya.

Melihat itu Umemiya hanya menghela nafas, tapi tetap memberinya senyuman sambil membelai pipinya dengan lembut.

“Perubahannya belum selesai,” katanya sambil berusaha menghiburnya. "Kamu akan segera melihat bahwa kamu akan dapat bergerak sepenuhnya, sayang"

Umemiya menunggu tanggapan cepat dari Kekasihnya, tapi dia hanya melihat bibir pucat itu bergerak dengan susah payah.

"A-Apa ka-mu berha-sil menemu-kannya? " Sakura akhirnya bertanya dengan suara yang terlalu lemah dan terdengar serak.

“Aku menemukannya” katanya sambil mendekat padanya.

“Aku akan membuatnya membayar atas perbuatannya padamu.” Bibirnya meninggalkan ciuman di bibir kaku milik boneka itu. "Aku mencintaimu Sakura lebih dari hidupku, aku benar-benar minta maaf karena kamu harus membayarnya karena aku."

Air matanya jatuh satu demi satu dan pada saat itulah Umemiya merasakan tangan dingin keras boneka itu menggengam dengan jarinya, tetesan airmata yang terus mengalir itu mencerminkan rasa sakit dan kesedihannya.

"T-Tidak...I-Itu bu-kan sa-lahmu" Sakura mengucapkannya dengan susah payah.

Umemiya tersenyum, dia membaringkan sakura di tempat tidur dan meninggalkan ciuman di pipinya.

“Aku harus pergi sekarang, sayang” Umemiya mencium bibirnya untuk terakhir kalinya dan membelai rambut Dwiwarna dengan penuh cinta. “Aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi, kalau tidak dia bisa pergi, kita tidak menginginkan hal yang sama terjadi pada malam itu...jika Boneka-boneka itu mulai bergerak menurutku itu pertanda baik dan artinya telah berhasil."

"O-oke."

"Aku mencintaimu Sakura, aku mencintaimu lebih dari hidupku."

"A-Aku juga mencintaimu." Umemiya berbalik untuk meninggalkan ruangan, namun Sakura mengatakan satu hal terakhir yang membuatnya tersenyum. - "Buatlah...M-Menderita."


Lanjut gakk??
Vote lah Cok dan gue juga butuh komen dari kalian😔

 ✔❝DollHouse❞ || UmeSaku × SuoSakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang