Umemiya akhirnya mencapai tujuannya setelah beberapa jam perjalanan. Menemukan orang itu hampir mustahil tapi berkat rumor tertentu dari penduduk kota dia berhasil menemukan tempat tersebut.
Sebuah kabin di depan itulah yang menantinya, terlihat sunyi dan suram, masih di tempatnya yang sama tanpa ada gerakan apa pun di sekitarnya, hanya menunggu untuk mengundangnya masuk, Namun Umemiya tahu bahwa dirinya tidak diterima di kabin yang jauh dari sini, yang tersesat di tengah hutan di mana pohon-pohon menjulang tinggi menutupi rumah itu hingga orang-orang tidak dapat menjangkaunya karena takut.
Umemiya dengan tegas mendekat dan mengetuk pintu dengan kuat sehingga beberapa detik kemudian pintu dibuka.
"Tidak mungkin" kata seorang wanita yang lebih tua membuka matanya lebar-lebar dan segera mencoba menutupnya tapi sudah terlambat karena Umemiya mendorong pintu dengan kekuatan penuh hingga membuatnya terjatuh ke tanah.
"Sepertinya kau masih mengingatku penyihir."
"Jika kau tidak mematuhi aturan dia akan mati!" wanita tua itu mengingatkannya, melangkah mundur mencoba menjauh darinya.
"Jangan khawatir tentang itu." Ucap Umemiya sebari tersenyum lebar hingga tampak deratan giginya. " Karna Sudah ada yang bertanggung jawab."
"Tidak mungkin!" wanita itu menggelengkan kepalanya. "Orang bodoh mana yang menerimanya?"
"Kau tidak perlu tau, namun Dia masih belum tahu yang sebenarnya Aku membawanya dengan kebohongan."
"Jadi kau memutuskan untuk mencuri nyawa orang yang tidak bersalah." Jawab wanita itu sebari menunjuk jarinya dengan nada menuduh padanya.
Mata Umemiya berkaca-kaca, dia mengepalkan tinjunya erat-erat saat air mata pertama jatuh.
"Aku sudah menghabiskan hampir satu tahun di rumah sialan itu menunggu seseorang setuju untuk merawat mereka! Kau bahkan tidak membiarkan aku memberikan hidupku padanya!"
"Kau tidak seharusnya keluar!"
Tawa menggema di seluruh tempat dan tiba-tiba Umemiya memukul wanita tua itu hingga membuatnya pingsan.
"Terlambat aku sudah melakukannya dan akhirnya aku membayarmu kembali apa yang telah kau lakukan pada kami penyihir sialan!"
.
.
.
.
Ketika wanita itu sadar dia mencoba untuk bergerak namun saat itulah dia menyadari bahwa tangan dan kakinya diikat pada tiang kayu berjulang tinggi, Dia berkedip beberapa kali berturut-turut dan ketika dia melihat ke atas, dia bisa melihat Umemiya di depannya dengan sekotak korek api di tangan.
"Lepaskan aku, sialan!"
"Tidak!" Air mata kembali mengalir di pipinya saat dirinya berucap. "Dia tidak bisa disalahkan atas apa pun Dia tidak bersalah!"
"Putriku juga!" teriaknya sambil mulai menangis.
"Mereka penyihir!...Sama sepertimu"
Umemiya mulai menyalakan korek api dan menyaksikan nyala api perlahan-lahan memakan kayu kecil yang dipegangnya.
"Tolong jangan lakukan itu." Wanita itu memohon dengan ekspresi ketakutan.
"Aku juga memintamu untuk tidak melakukannya... Namun kau tidak mau berhenti, penyihir."
"Lepaskan aku, idiot!." Ucapan permohonannya menghilang dari wajahnya digantikan oleh amarah.
Umemiya menjatuhkan korek api tersebut, kayu bakar yang berada di bawah kaki wanita tua itu mulai terbakar dengan cepat hingga mencapai tubuhnya.
"TIDAKKK! BAJINGAN SIALAN TERKUTUK KAU!"
Umemiya hanya memperhatikannya saat dia dilalap api, ia mendengarnya memohon dengan jeritan kesakitan namun Dirinya tidak merasa buruk dan juga tidak menyesalinya.
Di masa lalu wanita itu mimpi buruk bagi semua orang. Dia bukan orang baik bagi orang-orang pada masanya, ilmu sihir tidak bisa dimaafkan jadi Dirinya hanya melakukan tugasnya untuk menyingkirkan penyihir yang mengutuknya dalam kehidupan yang harmonis bahkan telah mengambil satu-satunya nyawa tercintanya. Sakura.
Namun semuanya baik-baik saja sekarang, karena Sakura telah kembali meskipun dalam bentuk boneka dan sekarang mereka bisa bersama lagi seperti dulu.
Umemiya tidak lagi peduli untuk mengambil nyawa orang yang tidak bersalah untuk mencapainya. Satu-satunya hal yang dia inginkan adalah memeluk bonekanya lagi dan merasakan kehangatan tubuhnya di tubuhnya, ia ingin menciumnya lagi di bibirnya lebih lama, ingin mendengarnya tertawa, ingin melihatnya tersenyum dan menerima tatapan penuh cinta darinya.
Baginya sakura adalah hidupnya dan tidak boleh ada yang mengambil darinya meskipun itu penyihir sekalipun.
Satu kehidupan, untuk satu kehidupan.
Janlup Votenya dan juga komen dari kalian.꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖
KAMU SEDANG MEMBACA
✔❝DollHouse❞ || UmeSaku × SuoSaku
Novela Juvenil>>END✓✓<< Apakah menurut kalian merawat beberapa boneka itu mudah? Hayato Suo memang memikirkannya Dan Tanpa Disadari, dia memasuki rumah boneka yang di dalamnya terdapat rahasia mengerikan. Akankah dia bisa mengetahuinya tepat waktu? "Satu kehidupa...