☞End☜

112 19 4
                                    

Mata Suo perlahan terbuka, Napasnya sesak dan pandangannya kabur.

Suara hujan disertai guntur memenuhi suasana, di latar belakang terdengar nyanyian beberapa anak.

Matanya mengembara ke mana-mana dan saat itulah Suo akhirnya menangkap semua boneka di setiap sudut ruangan, menatapnya... Hanya ada satu perbedaan, itu bukan boneka lagi.

Wajah mereka terlihat terlalu manusiawi dan pada awalnya Suo mengira itu adalah hasil dari penglihatannya tapi ternyata tidak seperti itu... Boneka-boneka itu sekarang menjadi anak-anak sungguhan.

"Sepertinya kamu sudah bangun." Suara Umemiya membuatnya menoleh, kemudian dia merasa seperti akan pingsan lagi karena di sebelahnya ada boneka yang ia panggil,Sakura.

Tapi Sakura juga bukan boneka lagi.

Matanya yang dalam membuat merinding serta wajah cantik hampir sempurna itu masih tampak tidak nyata. Pemuda Dwiwarna itu menatap Suo dengan senyuman yang nyaris tak terlihat sementara tangannya memegang erat tangan Umemiya.

"Terima kasih telah memberiku hadiah ini" ucap Sakura lancar dengan suara bernada tinggi yang cukup menyenangkan namun saat itu membuat Suo ketakutan. "Atau mungkin itu bukan hadiah soalnya kamu juga tidak memberikan kepadaku secara sukarela." Senyumnya melebar membuat ejekannya semakin terlihat.

"

A-Apa yang akan terjadi padaku?" Suo bertanya ketakutan.

"Tidak bisakah kamu menyadarinya?" Umemiya bertanya sambil meraih pinggang pacarnya dan memeluknya erat. "Lihat ke bawah."

Suo tidak mengerti alasannya sampai ia menyadari bahwa ia tidak dapat menggerakkan bagian tubuhnya kecuali kepalanya. Suo panik ketika menyadari bahwa tangannya tampak seperti boneka dan kakinya juga, tidak peduli seberapa keras Suo mencoba menggerakkannya tetap kaku.

"T-Tidak" Suo menggelengkan kepalanya dan akhirnya air mata mulai mengalir di pipinya., akhirnya mengerti segalanya tapi sudah terlambat. "Tidak, tolong! TIDAK!"

"Ini sudah larut" Umesaku berkata serempak di depan anak laki-laki yang ketakutan itu, mereka menyatukan bibir mereka membiarkan Suo menyadari kurangnya minat mereka. Seolah-olah mereka tidak peduli dengan apa yang akan terjadi padanya.

Ciuman yang mereka lakukan begitu liar dan penuh gerakan hingga mendekati vulgar. Lidah mereka kembali saling menyapa dengan senang hati tanpa ada rasa malu mereka saling menyentuh bagian intim satu sama lain dengan penuh kebutuhan. Sudah lama sekali mereka tidak bersama.

Suo menangis mencoba untuk bergerak tapi mereka berdua tidak peduli mereka hanya menunggu transformasi selesai agar mereka bisa meninggalkan tempat di mana dia dipenjara selama bertahun-tahun.

"Tolong!" Suo memohon meskipun ia sama sekali diabaikan. "Jangan lakukan ini! Bajingan!"

Namun permohonannya tidak didengarkan dan Suo merasa kulitnya menjadi keras. Lehernya tidak bisa bergerak lagi dan ketika Suo merasakan lehernya mencapai wajahnya ia mulai berteriak putus asa, berharap seseorang akan mendengarnya dan membantunya, tetapi itu tidak terjadi.

"TIDAK!"

Pasangan itu akhirnya memandangnya dan tersenyum ketika di depan boneka porselen cantik memandang mereka sebelum matanya beralih ke kaca, Nafas terakhir keluar dari bibir Suo dan transformasi pun berakhir.

"Yah, sudah waktunya berangkat" gumam Umemiya dan segera semua anak menghampiri mereka, Senyuman mereka begitu jahat sehingga menimbulkan rasa takut dan mereka hidup seperti ini begitu lama hingga kebencian merasuki hati mereka.

"Kemana kita akan pergi?" Sakura bertanya sambil menggendong Madeline yang terkecil dari semuanya dalam pelukannya.

“Untuk mencari rumah baru.” Umemiya memandang Sakura dan mendekat untuk mencium bibirnya.

"Apa yang harus kita lakukan padanya?" tanya Sakura sambil menunjuk ke arah Suo yang masih duduk di kursi menatap mereka dengan matanya yang kini menjadi kaca Boneka.

"Biarkan saja di sana... Aku hanya akan meninggalkan pesan untuk siapa pun yang mendekat."

Dan setelah mengatakan itu semua orang pergi untuk mengambil beberapa barang dan saat fajar seolah-olah tidak terjadi apa-apa, Sakura dan Umemiya berpegangan tangan dan meninggalkan rumah itu bersama anak-anak mereka, dan tidak pernah kembali.

Pintunya tertutup hingga segalanya menjadi sunyi senyap dalam kegelapan. Rumah itu ditinggalkan sendirian dan saat masuk, hal pertama yang bisa kamu lihat adalah boneka porselen cantik dengan Merah tua dengan mata kaca yang menatap ke arahmu.

Suo Hayato yang kini menjadi boneka Porselen.

>>End<<

1part lagi.

 ✔❝DollHouse❞ || UmeSaku × SuoSakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang