VIDI?

65 7 2
                                    

Sore ini Salma membantu Bu Rahma menyiapkan masakan untuk makan malam. Menu malam ini adalah nasi goreng kecap dan ayam goreng. Bu Rahma fokus memasak nasi sedangkan Salma menyiapkan sambalnya.

"Gimana sekolahmu tadi? Hari terakhir acara loh, capek nggak?"

"Lumayan, Ma. Gak capek kok, tadi diurusin sama wakil ketua OSIS."

Bu Rahma menganggukkan kepala,
"Ohh, terus besok ada event lagi? Atau pelajaran biasa?"

"Besok pelajaran normal, Ma. Tapi besok sore Salma izin ya."

"Izin kemana,Sal?"

"Mau diajakin kakak kelas buat Poto poster, Ma. Namanya Kak Vidi. Dia minta tolong aku buat jadi model poster tugas mereka."

"Tapi aman kan, Sal? Mereka gimana ke kamu?"

"Kak Vidi orangnya baik kok, masih dalam wajar. Gak sampek malem banget kok, Ma. Besok dia kesini buat ngizinin aku."

"Ohh, yaudah kalo gitu. Gapapa selama itu bagus buat kamunya."

Mereka kembali melanjutkan memasak, namun ada notif wa masuk, dari nomor gak jelas.

Sepertinya itu nomor Vidi, namun dapat darimana nomor Salma? Percakapan pun berjalan singkat. Ia duduk sejenak karena sambal yang dibikin sudah selesai.

 Ia duduk sejenak karena sambal yang dibikin sudah selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Benar, ternyata itu nomor Vidi. Obrolan pun selesai sampai situ, tidak ada basa-basi atau yang lain. Salma melanjutkan membantu Bu Rahma memasak ayam.

🌎🌎🌎🌎🌎🌎🌎🌎🌎🌎

Jam menunjukkan jam 7 malam, Pak Erwin baru sampai rumah, sedangkan Bimo, Salma dan Bu Rahma sudah di ruang makan menyiapkan makanan.

"Salma besok jadi model loh, Pa." Kata Bu Rahma membuka obrolan.

"Model apa, Ma?"

"Katanya model buat poster gitu dari sekolah. Bener gak, Sal?"

Salma masih mengunyah makanan,
"Iya. Besok kelas 12 itu ada tugas seni rupa, Pa. Terus, kakak kelas minta Salma jadi model poster mereka."

"Pokok gak pulang lebih dari jam 9 malam ya, Sal."

"Paling besok pulangnya tengah malam, Pa." Usil Bimo sambil tersenyum lebar.

"Itu mah kamu, dek."

"Ih, enggak lah. Aku kan anak yang baik hati dan disiplin. Iya kan, Ma?"

Bu Rahma juga mengusili Bimo,
"Enggak juga."

Pak Erwin dan Salma tertawa lepas mendengar jawaban Bu Rahma. Bimo langsung pura-pura bete,
"Mama malah bela si kakak, ish."

Bu Rahma masih tertawa. Mereka saling melempar canda tawa, keluarga yang utuh dan rukun meski terkadang Salma dan Bimo tidak akur. Bimo anaknya manja meski sudah remaja, sedangkan Salma sudah mulai bisa menata diri untuk mandiri.

NUMBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang