2 hari sejak kepergian Vidi, Salma masih kurang semangat menjalani segala aktivitas kesehariannya. Kedua orang tua tau kalau ini karena kepergian Vidi, meski mereka belum mengenal dekat sosok Vidi. Hari ini Salma izin tidak masuk sekolah, karena kurang enak badan. Dia beberapa kali melihat fotonya bersama Vidi. Meskipun hanya beberapa moment, tapi itu memberikan rasa kesan tersendiri bagi Salma.
Salma memutuskan makan siang di kamar saja, tidak enak juga kalau mood swing nya sekarang berkumpul dengan ibu terutama adiknya, takut melampiaskan emosi secara tiba-tiba.
Jam menunjukkan pukul 2 siang. Setelah makan, Salma duduk bersandar di dinding kasur sambil membaca buku paket sekolah yang harusnya hari ini ia pelajari.
Pintu kamar berbunyi,
"Tok-tok-tok...""Iya masuk aja."
Pintu terbuka, ternyata yang datang adalah Melisa dengan membawa bubur ayam di depan sekolah kesukaan Salma. Melisa meletakkan bubur itu di meja kamar, kemudian duduk di samping Salma.
"Kamu kenapa, Sal?"
Salma terdiam, murung.
"Kamu harus semangat setelah ini, Sal. Kita baru kenal Kak Vidi, bukan apa-apa, gak baik juga buat kamu. Ketinggalan pelajaran, pendiem juga jadinya."
Masih terdiam, namun tiba-tiba Salma perlahan menangis,
"Aku gak tau sama perasaanku sendiri, Mel."Melisa mendekati Salma, mengelus pelan tangan sahabat dekatnya itu untuk menguatkan.
Salma menatap serius sambil mengeluarkan air mata,
"Kamu tau?, aku mulai sedikit merasa suka sama dia, Mel. Hidup aku rasanya gak sepi sejak ada dia."Melisa memeluk Salma, ikut merasakan kesedihan ditinggal Vidi untuk selama-lamanya.
"It's okei, come on. Kamu pasti kuat, Sal. Kak Vidi udah tenang disana. Semakin kamu tangisin, semakin sedih juga dia disana."
Salma mengusap air matanya,
"Thanks ya, Mel.""Sama-sama, Sal."
Melisa mengambil bubur, dibuka dan menawarkan ke Salma,
"Nih, aku bawain spesial buat kamu."Salma sudah hafal dari bau dan bentukannya ini bubur apa dan beli dimana,
"Ohh, buburnya Mang Idoy?"Melisa menganggukkan kepala,
"Mau nggak?"Salma langsung merebut bubur itu,
"Ya mau lah, hehehe."Salma memakan bubur favoritnya, Melisa juga ikut senang melihat Salma sedikit terhibur dengan kedatangannya. Disana, Melisa menemani Salma hingga jam 5 sore.
🌎🌎🌎🌎🌎🌎🌎🌎
Pak Erwin mengajak keluarganya makan di restoran. Sesekali menurutnya bisa membuat hubungan keluarga semakin dekat dan akrab. Resto Japanese food yang dipilih cukup jauh dari rumah. Sekarang sudah jam 8 malam, beberapa menu makanan sudah siap di meja makan.
Mereka makan dengan lahap, obrolan belum dimulai saking nikmatnya menu makanan yang dihidangkan. Salma, hanya memakan sedikit saja. Sesekali pandangan Salma kosong. Pak Erwin yang mengetahui anaknya melamun langsung mencetus,
"Jangan ngelamun, ntar ada setan masuk gimana? Repot loh Papa ntar."Bimo mencolek,
"Iya nih, diem bae kayak kucing sakit gigi."Tersadar,
"Gak setan juga kali, Pa.""Maksud Papa tuh ngajak kamu makan diluar biar kamu ngerasain angin diluar, terhibur sama suasana di jalan. Ngeliat kamu susah kayak gini rasanya Papa ikutan susah."
Salma memakan ramennya,
"Iya, Pa. Maafin Salma.""Almarhum Vidi udah tenang, jangan dibuat sedih. Sedih sewajarnya, sayang." Ucap Bu Rahma.
"Iya, Ma. Salma cuman kepikiran sama kebaikan yang dilakukan Kak Vidi secara cepat, tapi tiba-tiba dia juga menghilangnya cepat, Ma. Selama-lamanya."
"Gini, Nak. Papa tau karakter kamu itu seperti apa, orang baik dikit kamu suka, orang jahat dikit kamu bales. Papa juga paham, Vidi anaknya baik, ramah. Cuman kembali ke takdir, kita gak bisa menyaingi takdir Tuhan."
Salma menganggukkan kepalanya lagi,
"Semoga secepatnya tidak seperti ini lagi, Pa. Capek juga.""Kalo capek ya makan, Kak. Istirahat. Bukan nangis tiap malem."
"Eh, kok tau?" Tanya Bu Rahma.
Dengan logat usilnya, Bimo menjawab,
"Tau, Ma. Tiap lewat kamarnya kayak lagi nangis, suaranya jelek lagi ahahah."Salma mencubit lengan Bimo,
"Sok tau amat, Dek.""Emang tauu, wleeee."
Bu Rahma dan Pak Erwin tertawa kecil. Salma kembali terhibur untuk kedua kalinya. Pak Erwin juga senang menatap putrinya yang mulai bisa tersenyum.
🌎🌎🌎🌎🌎🌎🌎🌎🌎
KAMU SEDANG MEMBACA
NUMB
RomancePerasaan yang tumbuh secara berlebihan memanglah tidak baik, hingga membuat diri sendiri merasa lelah dan mati rasa. Kisah Salma semoga menjadi pengalaman baru buat kalian para pembaca.