PERBINCANGAN

50 6 2
                                    

Waktu menunjukkan pukul 8.30 malam, Vidi sampai di depan rumah Salma. Mereka keluar dari mobil, mengantar Salma sampai di depan pintu rumah. Sebelumnya, Vidi mengajak Salma beli martabak dan terangbulan untuk orang tua sama Bimo. Salma mengetok pintu rumah, dan ternyata yang membukakan pintu adalah Pak Erwin.

"Eh, sudah pulang anak gadis Papa."

"Selamat malam, Om." Sapa Vidi, bersalaman, mencium tangan Pak Erwin.

"Selamat malam, Nak. Gimana? Lancar pemotretannya?"

Dengan sedikit gugup, Vidi menjawab,
"Sudah, Om. Tadi sekalian mampir beliin sedikit ini buat om, tante dan adeknya Salma. Mohon diterima, Om."

Pak Erwin menerima bingkisan yang dibawa Vidi. Tersenyum lebar,
"Terima kasih ya, Nak. Terima kasih juga udah mengantar anak cantik bapak."

"Sama-sama, Om. Iya, terima kasih juga sudah mengizinkan anak cantiknya om buat saya ajak pemotretan tugas saya."

Salma tersipu malu mendengar jawaban Vidi barusan, apa gak salah denger ini?

"Ya sudah, Om. Saya pamit duluan."

"Iya, Nak. Hati-hati dijalan ya!!"

Vidi berjalan pelan menuju mobil, kemudian pergi dari rumah Salma. Sedangkan Pak Erwin menatap Salma yang masih tersipu malu,
"Kamu kenapa, Salma? Ayo masuk!"

Salma masuk ke dalam rumah, Pak Erwin menutup pintu rumah. Salma langsung ke kamar karena merasa capek seharian ini.

🌎🌎🌎🌎🌎🌎🌎🌎🌎🌎

Keesokan hari, Melisa yang sudah di depan kelas menunggu kedatangan Salma. Melisa ditemani Keyla seperti ingin memberikan kabar, entah apa.

Tak lama setelah itu, Salma datang dengan membawa bekal. Dia tertegun melihat kedua sahabatnya berada di depan kelas menatapnya,
"Ini, kenapa kalian tiba-tiba natap aku kayak gitu?"

Mereka terdiam.

Mungkin Salma tau alasannya,
"Oalah, karena kemarin pemotretan itu? Kalian mau tau ceritanya?"

Melisa dan Keyla menggelengkan kepala bersamaan.

"Lebih dari itu," Jawab Melisa.

"Kamu harus tau, Sal." Lanjut Keyla.

"Apa sih?"

Melisa dan Keyla menyeret tangan Salma masuk ke dalam kelas. Di meja Salma, ada bucket bunga mini tertata rapi. Salma kebingungan,
"Terus? Maksudnya?"

Melisa menjawab,
"Maksud kita, ini bucket bunga dari orang yang sama, inisial V, Sal."

"Ini udah dari tadi bunga nya di situ? Tidak ada yang tahu emang?"

"Kalo kita tahu, gak perlu kita nungguin kamu di depan, Sal." Ucap Keyla.

"Tapi aku gak tahu ini dari siapa."

"Yaudah kamu terima baik-baik aja dulu, takutnya dia ada disekitar sini atau nyuruh mata-mata dia buat melihat kamu udah nerima apa belum gitu."

Benar juga masukan Melisa, menghargai pemberian orang lain meskipun tidak tahu siapa pemberinya adalah etika terbaik dari seseorang.

Benar juga masukan Melisa, menghargai pemberian orang lain meskipun tidak tahu siapa pemberinya adalah etika terbaik dari seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bucket mini nya lucu, Salma sangat suka apalagi dengan warna pink. Tapi dia juga penasaran dengan siapa yang beberapa kali memberikan dirinya.

Disurat itu hanya diisi inisial dari pemberi tersebut.

"Cie, udah mulai pdkt an sama Kak Vidi, yaaa..." Celetuk Melisa.

"Gak lah, ngawur aja. Gamungkin juga."

"Kenapa gak mungkin?, kemarin aja sampek dianterin pulang tuh ke rumah."

"Iya itu kan bentuk rasa tanggung jawab dia soalnya udah ngajak aku keluar."

"Ohh, gitu. Awas aja kalo tiba-tiba jadian trus gak traktir kita hahaha."

"Iya, Sal. Kamu kan dah lama nih gak pacaran, mau 3 tahun ini. Kesempatan buat buka hati." Ucap Melisa.

Salma hanya terdiam saja, sambil melihat bucket bunga yang dia terima. Memang dia terakhir pacaran waktu kelas 2 SMP itu pun cinta monyet yang bukan pacaran yang seserius sekarang. Bukan menutup hati, mungkin Salma belum menemukan yang pas saja.

🌎🌎🌎🌎🌎🌎🌎🌎🌎

Bel pulang sekolah berbunyi, semua siswa SMA JAYA NUSANTARA keluar kelas. Salma masih tetap dengan 2 sahabatnya sambil bercanda. Salma membawa bucket bunga itu. Beberapa anak memperhatikan Salma.

"Wih, Salma. Dapet cowok effort nih." Ucap salah satu siswi melempar senyuman.

"Iya loh, doa in dong biar cepet-cepet jadian gitu." Celetuk Melisa.

Salma menyenggol Melisa,
"Apaan sih, Mel. Malu."

Melisa dan Keyla tetap usil dan menggoda Salma.

Saat di parkiran, Salma melihat Vidi, Gio, dan beberapa geng nya masih nongkrong disana. Pandangan para cowok itu tertuju ke arah mereka bertiga. Salma dengan sigap buru-buru menaiki sepedanya, begitu juga dengan Melisa dan Keyla.

"Salma?" Sapa Vidi sambil mengangkat satu tangannya.

Salma tau Vidi menyapanya, namun ia pura-pura tidak mendengar, karena malu dilihat teman-temannya juga.

"Salma? Aku mau nanya sama kamu."

Saat Vidi sudah mulai mendekat ke arah Salma, mereka bertiga malah tancap gas meninggalkan parkiran. Vidi disana bingung, kenapa Salma seperti itu. Vidi pun mengurungkan niatan untuk menanyakan sesuatu.

🌎🌎🌎🌎🌎🌎🌎🌎🌎

Melisa mengirimkan hasil screenshot ke WA Salma. Salma yang tengah asyik bersantai di teras rumah cukup terkejut dengan apa yang Melisa kirimkan. Ya, Vidi memposting foto mereka berdua di story Instagram. Memang tidak ada caption, namun ia ditandai dipostingan itu. Saat dia cek langsung, memang benar kalau dirinya ditandai dipostingan tersebut.

 Saat dia cek langsung, memang benar kalau dirinya ditandai dipostingan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salma benar-benar malu. Apa yang akan terjadi besok? Apa Vidi tadi ingin menanyakan mengenai foto postingan ini?

Di postingan selanjutnya, Vidi menunjukkan kalau ada beberapa temannya mensuport dirinya jadian dengan Salma. Kurang lebih komenannya seperti ini,
"Wih, sweet banget sii!!"

"Jadian sih menurut gue mah."

"Udah, Vid. Sikat aja. Couple juga tuh baju."

"Lama gak posting cewek, sekali posting malah bikin kaget!"

Ini Salma harus seperti apa? Apa dia harus menghubungi Vidi? Berlebihan juga kalau Salma menghubungi Vidi hanya gara-gara postingan ini saja. Bingung. Namun, setelah itu Salma membiarkan apa yang akan terjadi besok, perbincangan apa lagi yang akan dia dengar?

🌎🌎🌎🌎🌎🌎🌎🌎

NUMBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang