12 || kunjungan orang tua

170 79 43
                                    

Marhaban....

...........

Nasya yang mendapat pertanyaan seperti itu lantas menjadi bingung ingin menjawab apa.

"Duhh gimana nih, masa gue harus bilang kalau gue ama gus Azhar dah nikah, bisa makin panjang nih urusannya. " batinnya

..........

"Carilah laki-laki yang bisa dipercaya, bisa dipegang janjinya, baik akhlaknya, besar ilmu agamanya. bukan yang hanya bisa menyakitimu dan membawamu menuju jalannya kemaksiatan. "

_Muhammad Azhar As-syafiq_

.........

"E-eee itu, anu, gu–"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"E-eee itu, anu, gu–"

"Kalian yang masih didalam silahkan keluar, "

Ketiga gadis itu seketika panik dan langsung saja bergerak menyimpan mukena mereka, Nasya, gadis itu langsung bernafas lega.

"Siapapun itu makasih udah nolongin gue dari tiga makhluk itu, " batinnya.

Dengan segera gadis itu menyusul ketiga temannya, kini keempat gadis itu sedang berada ditaman menunggu kedatangan orang tua mereka.

"Lama ya mereka sampainya, " ucap Kila dengan tidak sabaran.

Nasya menatap gadis itu dengan perasaan jengkel, sebab hanya gadis itu yang tidak sabaran "buset Tunggu aja napa, kaga usah brisik elahh kaya Risa noh anteng udah kaya gapunya beban. "

Winda maupun Kila menatap Nasya dengan tatapan, aneh?

"Apa? " tanya Nasya dengan bingung.

"Kamu gak tau ya sya? "

"Tau apa? "

"dia gak punya keluarga selain kedua orang tuanya, tapi orang tuanya tiada sejak dia usia enam tahun. " ucapnya dengan suara yang pelan takut menyinggung perasaan Risa.

"Tau dari mana lo? "

"Dia sendiri yang mengatakannya, "

Nasya menatap ke arah Risa dengan Tatapan yang sulit diartikan.

"Semenyedihkan itu ternyata hidup lo Ris, "

Risa yang merasa ditatap itupun segera mengalihkan pandangannya kearah Nasya, Risa menatap bingung gadis itu yang menatapnya dengan tatapan yang tak seperti biasanya.

"Apa lo natap-natap gue, suka lo? "

Nasya memeluk Risa dengan erat sampai membuatnya kesusahan bernapas.

"Asyhadu allaa ilaaha illallaah, Waasyhadu anna Muhammadar rasuulullaah."

Mendengar suara Risa yang mengucap syahadat, dengan segera Nasya melepaskan pelukannya.

"Napa lo malah syahadat Ris? " tanya Nasya dengan tampang polosnya.
Winda beserta Kila terkekeh melihat tingkah teman satunya yang tidak merasa bersalah dengan apa yang dilakukannya tadi.

"gila lo meluk gue kekencengan astaga, rasanya gue hampir mo mati. " celetuk Risa.

"Lah? Jangan mati dulu dosa lo banyak, "

"Siapa juga yang mau mati, gue bilangnya hampir ya, hampir. Lagian lo meluk gue kekencengan makanya gue ngucap syahadat biar mati dalam keadaan husnul khatimah. " ucap Risa dengan ketus.

"Diam kalian berdua, sifatnya gak mencerminkan santri sama sekali. " tegur Winda.

Keduanya terdiam. beberapa menit kemudian, dari kejauhan terlihat orang tua dari Winda juga Kila.

"Kita kesana dulu ya, ortu kita udah datang tuh. "

"Ho'oh, "

Dengan segera kedua gadis itu pergi menemui orang tua mereka yang sedang menunggu didepan gerbang.

"Ris "

"Paan? "

Nasya terdiam sejenak kemudian membuka suara, "habis dari sini lo mau kemana? "

Risa yang sedang menatap kearah dua temannya kini mengalihkan perhatiannya kepada Nasya, "kemana aja, " jawabnya. "Gue nanya srius loh, " ucap Nasya.

"Gatau deh. Ngomong-ngomong udah dua hari gue gak liat si manda, Kira-kira tuh anak kemana ya? " ucapnya mencoba mengalihkan topik pembicaraan, namun soal manda memang belakangan ini gadis itu tidak pernah keliatan di asrama maupun di masjid.

"izin pulkam dia, "

Risa menghela napas lega berhasil mengalihkan pembicaraan, namun beberapa detik gadis itu bingung bagaimana Nasya bisa tau kalau manda sedang pulang kampung?

"Kok lo bisa tau? "

Seakan tersadar dengan apa yang dia ucapkan, gadis itu gugup mencari alasan yang logis untuk dia katakan, karna Nasya tau kalau Risa tidak akan percaya begitu saja.

"I-itu tadi gu–aduhh aduhh, siapa sih ini aelah kurang kerjaan banget dah. "

Ucapannya terpotong saat dirinya merasakan sakit dibagian kupingnya. "Bagus ya, bunda udah dari tadi nunggu kamu di ndalem kamunya malah nyantai disini. "

Yap.. Itu bunda Ayu, sudah sedari tadi dirinya juga suaminya sampai di pesantren dan menunggu putrinya, namun karena kelamaan menunggu bunda ayu memutuskan untuk mencari anaknya dan menemukannya sedang duduk di taman, dengan segera wanita itu menghampiri anaknya dan menjewer kupingnya.

"Lepas dulu bun astaga, lama lama kuping Nasya bisa lepas kalau bunda jewer trus, bunda mau anaknya cuma punya kuping satu? Nasya sih gamau. " kesalnya.

Akhirnya wanita itu melepaskan tangannya dari kuping anaknya, Nasya menggosok kupingnya sambil mengerutu kesal.

Risa yang melihat adegan didepannya hanya bisa tersenyum kecut, dirinya iri dengan Nasya yang masih mempunyai kedua orang tua.

gadis itu berpikir seandainya kedua orang tuanya masih ada pasti sampai sekarang dia masih bisa merasakan kasih sayang orang tuanya.

"Teman kamu sya? " tanya wanita itu yang ikut duduk di samping anaknya.

"Ohya hampir kelupaan, kenalin ini Clarisa teman Nasya. "

"Ohh Clarisa toh, namanya cantik kaya orangnya. "

Risa yang dipuji seperti itu hanya tersenyum tipis, "makasih."

"Ohya orang tua kamu belum datang nak? " tanya bunda Ayu.

Nasya menyenggol tangan bundanya, membuat Bunda Ayu menoleh. ''Apa sih?'' tanya Bunda Ayu.

"Orang tua saya sudah diatas tante, " ucap Risa sambil tersenyum tipis.

🌷🌷🌷🌷

Bersambung....

Tandai jika ada typo.
makasih.

Di mohonkan untuk para pembaca agar supaya meninggalkan jejak setelah membaca😑

Nasyazhar || My husband in this world and the hereafter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang