10 || tidur sekamar

184 85 40
                                    

Marhaban....

...........

Part sebelumnya.....

Beberapa menit kemudian azhar menghentikan bacaannya saat tidak sengaja melihat gadis yang sedari tadi tertidur kini membuka matanya.

" sudah bangun?" tanya pemuda itu.

..........

Azhar membantu gadis itu untuk bersandar dengan hati-hati, padahal dia hanya pingsan tapi diperlukan seperti orang yang baru bangun dari kecelakaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Azhar membantu gadis itu untuk bersandar dengan hati-hati, padahal dia hanya pingsan tapi diperlukan seperti orang yang baru bangun dari kecelakaan.

"Makasih. " ucap Nasya dengan suara seraknya dan mata sembab akibat menangis, namun terlihat lucu menurut Azhar.

Azhar mengangguk menanggapi. "Ada apa? Kenapa bisa sampai pingsan? "

Nasya terdiam beberapa saat lalu kemudian menggelengkan kepalanya.

"Yasudah saya tidak akan memaksamu, sekarang kamu harus makan" ucapnya sambil mengambil mangkuk yang terisi bubur di atas nakas.

"gak nafsu makan" tolaknya

"Satu suap saja, kamu harus makan nanti maag kamu kambuh jika kamu tidak makan!? "

Gadis itu menatap bingung pemuda disampingnya, bagaimana pemuda itu bisa tau kalau dirinya memiliki penyakit maag.

"Gimana gus bisa tau kalau saya punya maag? "

"Dari bunda ayu" ucapnya dengan apa adanya.

"Apa gus gak salah? "

"Tidak"

"Kenapa gus memanggil bunda saya dengan sebutan bunda? " tanya Nasya dengan bingung.

"Apa harus punya alasan "

"Iya, saya butuh alasannya" tuntut Nasya meminta penjelasannya.

"Saya tidak harus punya alasan untuk memanggil ibumu dengan sebutan demikian karena kamu adalah istri saya, Nasya Ruqayyah az-Zahra. " tuturnya dengan tenang.

Hening. Nasya terdiam mendengar perkataan pemuda disampingnya.

Tunggu-tunggu! Apa dirinya tidak salah mendengar? Apa kupingnya sudah mulai bermasalah?

"Coba ulangi sekali lagi, akhir-akhir ini telingaku sering bermasalah!? " pinta Nasya ingin memastikan kembali apa yang ia dengar barusan.

Dengan patuh pemuda itu kembali mengulangi perkataannya "kamu tidak salah mendengarnya, kamu istri saya"

What..?? Astagaaa..jadi selama ini dia udah nikah, tapi kenapa dia tidak mengingat apapun soal pernikahannya, apa dia hilang ingatan atau hilang otak? Pikirnya

"Tapi kenapa tidak ada satupun ingatan yang muncul tentang pernikahan kita, atau jangan-jangan gus bohong!? "

Azhar menatap gadis itu lalu tersenyum tipis " kamu tidak akan mendapatkan ingatan itu"

Nasya mengerutkan keningnya bingung dengan perkataan Azhar "kenapa? " tanya Nasya dengan penasaran.

Azhar pun menceritakan semuanya dari mereka menikah dan kenapa gadis itu tidak ingat apapun.

Beberapa menit kemudian Azhar telah selesai menceritakan semuanya.

"Emangnya sah menikahi perempuan yang gk sadar? "

"Kalau ijab dan qabul itu terjadi dan disaksikan oleh minimal dua orang laki-laki yang muslim, baligh, merdeka, maka pernikahannya itu sah. " jelas Azhar

"Tapi bagimana denganku? Kenapa gak minta persetujuan dariku? Kenapa main nikah gitu aja" tanya gadis itu dengan beruntun.

"Dalam hukum seorang gadis dengan ayah kandungnya, kita mengenal istilah wali mujbir, yaitu wali yang punya hak sepenuhnya atas diri anak gadisnya. Dari sekian deret orang yang berwenang menjadi wali, yang posisinya sampai berhak 'memaksa' hanyalah ayah dan kakek (ayahnya ayah).
Dan kewenangan wali mujbir memang sampai bisa menikahkan si anak gadis, dengan atau tanpa persetujuanya. Setidaknya, akad yang dilakukan oleh seorang wali mujbir itu hukumnya sah" jelasnya lagi dengan panjang lebar.

(Monmaap kalau  ada yang salah)

Baru kali ini dirinya berbicara panjang kali lebar demi seorang gadis.

"Tap—"

"Udah malam, sana tidur lagi!!" Titah Azhar memotong perkataan gadis itu.

Gadis itu menahan kesal saat pemuda itu memotong  perkataannya.

"Yaudah gue mau balik ke asrama pasti mereka pada nyariin" tuturnya

"Ini sudah malam, apa kamu mau dihukum karena berkeliaran di luar asrama? Lagipula ummi sudah memberitahukan pada ketiga temanmu kalau kamu akan tidur di ndalem, kamu juga kenapa tidak mau tidur dengan saya disini? "

"Gak mau, nanti gus akan berbuat mesum denganku. " kesalnya saat mengingat kejadian dua hari lalu.

"Astaghfirullah suudzon kamu, lagipula saya ini suami kamu"

"Emang kenapa kalau gus suami gu–"

"Sudah saya katakan jangan mengatakan lo-gue tapi kamu masih mengatakannya, apa kamu mau saya hukum" ucap Azhar dengan suara datarnya.

"E-ehh gu-maksudnya saya lupa, hehe. Maklum belum terbiasa" ucap Nasya dengan sedikit gugup dan memperlihatkan giginya yang hampir mirip seperti orang gila.

"Sekarang tidur" ucap Azhar.

Pemuda itu mengambil bantal dari tempat tidur kemudian pergi menuju lemari, Nasya yang sedaritadi memerhatikan pemuda itu dibuat bingung. Mau pergi kemana dia dan bantal-bantal itu. Pikirnya

Karena penasaran gadis itupun bertanya. "Gus mau kemana? "

Saat sudah mendapatkan selimut Azhar berbalik lalu menjawab "saya akan tidur di sofa jadi kamu tidak perlu pulang ke asrama, saya tau kamu belum siap satu ranjang dengan saya meskipun kita sudah menikah"

"Tidurlah ini sudah malam" lanjutnya lalu mematikan lampu kamar dan tersisa hanya cahaya lampu tidur.

Azhar berjalan menuju sofa yang ada di dalam kamar, dirinya membaringkan tubuhnya disana lalu segera menutup kedua matanya.

Nasya yang sedaritadi melihat nya menatap kasihan kepada suaminya, ya suaminya.

(Cicie suami ni yee🗿)

Back to topik

Gadis itu turun dari atas ranjang berjalan mendekati suaminya yang tidur di atas sofa dengan tidak nyaman.

"Apa gus sudah tidur? " tanya Nasya

"ada apa? "

🌷🌷🌷🌷

Bersambungg....

Tandai jika ada typo.
Yang gak vote pantatnya kelap-kelip.
Makasihh.

Nasyazhar || My husband in this world and the hereafter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang