Warning!
Cerita ini hanyalah fiksi belaka, tidak ada sangkut paut secara nyata untuk nama-nama yang digunakan.
Dilarang keras menyebar luaskan isi dari cerita terutama pada bagian sensitif.
Tidak disarankan untuk para homophobia.
Tidak untuk ditiru!
Rate 17+
Jangan lupa like & komen
~ Selamat Menikmati ~
✧ SELLA ✧
Hari terakhir syuting, perasaanku campur aduk. Beberapa bulan ini telah berlalu dengan cukup baik, aku merasa usahaku untuk menghayati karakter Music terbayar lunas. Tentu aku merasa bangga karena dapat memerankan salah satu karakter utama dari novel favoritku. Namun, di balik kebanggaan itu, ada rasa perih yang sulit ku abaikan. Mungkin setelah ini aku akan sulit bertemu Thia, wanita yang telah membuat hatiku bergetar lagi setelah sekian lama. Setidaknya aku harus menunggu hingga proses editing selesai untuk bisa kembali bertemu dengannya. Dia pasti akan kembali ke Singapura.
Semenjak hari itu, kami menjadi sedikit lebih dekat. Aku sering mengajaknya datang ke toko milikku, menyiapkan cookies favoritnya setiap hari dengan harapan dia akan mengingat sesuatu, mengingat kami. Tapi, sepertinya semua usahaku sia-sia. Thia tetaplah Thia yang tidak lagi mengenalku seperti dulu.
Dari sudut ruang syuting sore ini, aku memandanginya yang tengah tertawa bersama para pemeran lainnya. Dia terlihat cerah dan begitu bahagia hari ini, aku ikut senang dengan hal itu. Mungkin dia puas dengan segala usahanya. Kini di tanganku ada sebuah hadiah kecil, sesuatu yang kupikir bisa menjadi kenang-kenangan untuknya. Sepasang anting yang aku rasa cocok untuknya. Aku berharap dia mau menerima hadiah kecil ini. Tapi, aku terlalu takut sekarang.
Aku sadar keringat mulai mengucur melewati pelipis. Aku mual, aku melawan rasa takut dan raguku. Aku memberanikan diri mendekat, namun tiba-tiba Vikar muncul. Aku terdiam, aku hanya bisa menatap dari kejauhan saat Vikar mulai berlutut di hadapan Thia. Bukan tangan kosong, dia memberikan satu buket besar bunga mawar putih dengan senyuman yang membuat semua orang di sekeliling mereka bersorak. Hatiku seakan terhimpit, napasku tercekat. Ini menyiksa batinku. Hatiku ikut berteriak sekarang. Aku kalah.
"Sel," suara Frey membuyarkan lamunanku. Dia sudah berada di sampingku, menatapku dengan khawatir. "Lo gapapa?"
Aku berusaha tersenyum, tapi rasanya hambar. "Gapapa, gue duluan ya? Gue ga enak badan. Lo balik sendiri ya."
Tanpa menunggu jawabannya, aku bergegas keluar dari lokasi syuting. Tanganku gemetar saat membuka pintu mobil, air mataku mengalir deras. Aku tidak bisa menahan lagi. Dadaku terasa sakit, sesak hingga sulit untukku bernafas. Aku segera duduk dibalik kemudi. Menarik nafas dan mencoba menenangkan diriku sendiri.
Aku terluka, sangat terluka. Cintaku pada Thia begitu dalam hingga aku tidak sanggup melihatnya bersama orang lain, apalagi dengan Vikar, sahabatku sendiri. Mengapa harus dia? Mengapa harus di depan mataku? Bahkan kejadian dimana aku melihat pria lain yang menyukainya tidur di tempat tinggal kami dulu, seolah tak dapat menghilangkan rasa cintaku padanya. Aku hampir dibuat gila oleh perasaan ini. Memutuskan hubunganku dengannya tidak mengubah rasaku selama ini.
Tapi, sepertinya aku harus mulai benar-benar meninggalkan perasaan itu.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Scandalous 2 (Greesel x Cynthia)
RomanceKarir membawa Thia berhadapan dengan masa lalu yang sempat ia lupakan. Saat ingatan itu perlahan terkuak, Thia harus menghadapi kenyataan pahit dan masalah yang menguji cinta serta keputusannya. ~~~ First Publish : 30 Agustus 2024 Genre : Fiksi, Rom...