04. Flashback

34 5 0
                                    

Rintik-rintik hujan mulai membasahi permukaan bumi, dihisiasi dengan awan yang gelap serta petir yang menyambar. Ada yang menyukai hujan, juga ada yang tak menyukainya. Jika boleh, lebih baik hilangkan saja hujan. Hujan adalah sumber kehancuran untuk Yugo.

"Anak kurang ajar, mau Sampai kapan kamu begini!?" Ucap seorang laki-laki kepada anaknya yang baru saja menginjak 14 tahun itu. Pipinya memerah karena sehabis ditampar, rambutnya rusak karena dijambak dan kakinya yang membiru karena di-injak.

"Asters bajingan, kurang apa dengan anak satu ini!? Padahal aku sudah memberikan sesuai keinginannya!" Ia Devon, melirik sinis kepada anakny--ralat Yugo. Dirinya pun sudah tidak menganggap Yugo sebagai anaknya.

PLAK!

Satu tamparan untuk Yugo dari Devon. Tentu kejadian tersebut dilihat seluruh oleh anggota keluarganya. Termasuk kakak dan ibunya.

"Heh.. badanmu tidak menarik." Ucapan Dnegan nada jijik, membuat Yugo terisak. Sangat sakit..

"DEVON!" Reyna, ia menampar pipi Devon.

"KAU IBLIS! bisa-bisanya kau memberikan tubuh anakku kepada laki-laki bejat. Kau jahat Devon.. kau jahat.. anakku ini laki-laki, yang seharusnya menjadi kepala keluarga. bukan seperti ini.." Reyna tak kuasa menahan rasa tangisnya.

Sungguh, kedua anaknya sangat penting bagi Reyna. Saat ia tahu anaknya dilecehkan seperti itu ia sangat marah. Ia tak mengerti dengan pola pikiran Devon.

"Kau mulai berani menampar ku huh? Kau hanya wanita sampah pilihan ayah. Sampah seperti dirimu sangat cocok dengan anak itu." Devon menjambak rambut Reyna hingga ia satu persatu rambutnya terlepas. Reyna meringis kesakitan, Cherry berusaha melepas genggaman tangan Devon dari rambut Ibunya.

"Pa! aku bisa melunaskan hutang papa." Ucap Cherry dengan lantang, membuat Devon mengangkat alisnya.

"Dengan satu syarat, biarkan kami tinggal jauh darimu. Sangat jauh." Devon terkekeh mendengarnya, astaga.. ia sangat senang.

Benar-benar gila.

"Deal, Saya akan menelpon Asters kalau begitu. Dan kau.. terima kasih atas tubuhmu." Ucap remeh kepada Yugo.

Setelah Devon pergi, keluarga nya pun berkumpul.

"Yugo sayang.. maafkan ibu ya nak? Ibu Isabella menyesal.. sangat menyesal karena tidak peduli dengan kondisimu saat ini.." Isabella memeluk Yugo.

Cherry pun mengelus pundaknya.

"Adek.. kakak bawa keluarga kita pergi jauh. Adek tenang aja ya? Everything will be fine." Ucap Cherry, ia tersenyum tulus kepada Yugo.

Nemora, ia mengangkat tongkatnya lalu menjatuhkan dirinya di depan Yugo. Alhasil membuat yang lainnya terkejut, Isabella dan Reyna pun membantu Nemora untuk duduk.

Isakan Yugo semakin kencang, buliran air matanya mengalir dan membasahi kedua pipinya. Nemora pun menatap Yugo dengan sendu. Ia sedih dengan keadaan anaknya ini.

"Bunda." Satu kata itu membuat Nemora tersenyum kecil, panggilan Yugo untuknya sedari Yugo masih kecil. Tangan Nemora bergerak menyentuh pipi Yugo dan mengelap air mata laki-laki itu.

Rain HaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang