06. Liona's day

32 6 0
                                    

Siapa yang biasanya jika hari libur tidur sampai sepuasnya?

Jika ada yang seperti itu, sama seperti Liona. Anak sepintar Liona pun masih suka berleyeh-leyeh di kamarnya bahkan masih tertidur sembari memeluk guling dan boneka pinguin kesayangannya. Sang kakak yang sudah membangunkan Daritadi hanya berdecak dan melipat tangannya di dada. Sungguh adiknya sangat kebo.

"Lima menit lagi kak.." ucap Liona dengan suara seraknya dan mata yang masih tertutup rapat.

Maya sudah habis cara untuk membangunkan adiknya, dan tiba-tiba terlintas dalam pikirannya untuk mengerjai Liona.

"Dek, dek. Ada temen kamu yang biasanya kamu kasih susu." Mata Liona membuka lebar, ia duduk dengan menatap kakaknya dengan melotot.

Seorang Yugo datang ke rumahnya?!

Liona saat itu juga matanya langsung fresh dan bersemangat. Padahal biasanya Maya membutuhkan 30 menit untuk membangunkan Liona. Tetapi, sekarang hanya butuh 5 menit karena rencana bagusnya itu.

Baiklah, catat jika ingin membangunkan Liona lagi.

"HAH? IYA KAK?? D-DIRUMAH?" Hebohnya Liona membuat Maya tertawa terbahak-bahak.

"Boong."

"Kakaakkk!!! Nyebelin!!" Cibir Liona, sambil siap-siap untuk tidur kembali dan itu dicegat oleh Maya.

"Ga ada tidur-tiduran lagi. Kakak masih ada kerjaan di kantor, bangun trus mandi sama makan. Nanti ada jadwal 2 les, piano sama ballet. Hati hati ya nanti," Maya berbicara sembari mengikat rambut Liona, sang pemilik rambut pun hanya menguap.

"Iya kakak juga hati-hati. Bunda kemana?" Liona mengucek matanya.

"Bunda ke kantor Ayah. Kamu dirumah aja jangan kemana-mana. Nanti pak Atok nganterin kamu ke tempat les. Dah kakak pergi dulu." Maya mencium kedua pipi Liona. Itu sudah menjadi kebiasaan keluarga Dianne.

Setelah Maya pergi, Liona pun bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Liona dari kemarin sudah mengatur waktunya untuk jadwal hari ini, seperti..

07.00-08.00 mandi.
08.00-08.30 makan.
08.30-10.30 belajar.
10.30-11.25 les piano, (dirumah).
11.30 berangkat (les ballet).
12.00-15.00 les ballet.
15.15 pulang.
15.30-16.30 mandi.
16.30-18.00 kumpul bareng kakak, bunda, papa.
18.30-19.30 makan bareng kakak, bunda, papa.
19.30-22.00 belajar lagi.
22.00-04.30 tidur.

Ya, seperti ini lah jadwal jika liona sedang berada di hari libur. Tidak terlalu ketat, tetapi jika orang-orang menerapkannya mereka tidak akan melakukannya dengan baik. Berbeda dengan Liona, jika dirinya memiliki waktu senggang akan ia pakai untuk mempelajari materi baru duluan sebelum teman-temannya mengetahuinya. Bisa juga dibilang Liona memiliki jiwa ambisius yang sangat besar. Tetapi, dibalik itu Liona memiliki sifat yang baik dan ramah.

"Pak Atok! Pak!" Liona menggedor kaca jendela mobil.

"Jambret! Astaghfirullah neng.. aku kira ada gorilla mau makan pak Atok. Iya, iya masuk dek." Sahut pak Atok dengan kaget.

"Hehe, pak Atok sering banget sih ketiduran di mobil. Yaudah, ayo berangkat. Tapi nanti mampir dulu ya pak ke supermarket." Pak Atok menjawab dengan mengangkat jempolnya.

"Sip!" Serunya sambil menyalakan mobil tersebut.

-------------------------------

Didalam mobil Liona tidak suka hanya berdiam diri, ia mulai belajar lagi. Untungnya ia membawa beberapa buku untuk dibacanya. Dan pak Atok pun sekali-kali membantunya walau sedang menyetir.

"Pak, bantuin ya, ya?"

Pak Atok pun menoleh, dan diberi anggukan.

"Ngerjain apa sekarang? kalo bahasa Sunda bapak siap 45." Ujar pak atok sambil menyetir. Dan liona memperlihatkan bukunya sembari tersenyum tengilnya.

"Biologi sama bahasa inggris! pak Atok bisa kan biologi?"

"Bisa, bisa. Nanti kalo bapak ga bisa mending liat di google." Jawabnya.

Tempat latihan ballet Liona cukup jauh, membutuhkan waktu 20 menit untuk sampai. Perjalanan tersebut tidak membuat Liona bosan karena ada pak Atok yang selalu menemaninya jika ingin kemana-mana. Kedekatan mereka seperti ayah-anak yang membuat ayahnya Liona sendiri heran mengapa sang anak sangat menyayangi pak Atok ketimbang dirinya.

"Sudah sampai neng, bapak tunggu disini ya. Kalo udah istirahat, telfon bapak trus nanti bapak bawain jajan." Liona
mengacungkan jempol.

"Mau jajan apa?"

"Bubur ayam!" Seru Liona.

"Bubur ayam bukan jajan neng Liona." Tukas pak Atok.

"Kalo gitu.. eum. apa aja deh, pak Atok yang pilihin. Oh sama kop-" saat Liona ingin melanjutkan ucapannya, pak Atok menyelanya.

"Ga ada kopi kopi-an. Neng Liona kemarin habis 2 kopi. Teh aja," Liona cemberut. Mau tak mau ia harus menurut padanya karena ini menyangkut masalah kesehatannya.

"Iya deh. Tapi lemon tea ya?"

"Iya, lemon Tea. Full es batu, lemonnya harus 3, Gula 1 sendok dan tambahan jeruk nipis dikit." Liona tertawa saat pak Atok dengan detail menjawab jawabannya.

"Yaudah aku pergi ya pak!"

"Eh, bapak udah tau cara buka telpon dari orang? Geser ke atas kalo ada warna hijau-hijau gitu pak." Pak Atok terkekeh, mengingat kejadian saat dirinya tak tahu cara menggunakan handphone.

Gaptek, wkwkwk.

"Udah kok, bapak udah diajarin sama mbak Maya." Dan Liona mengangguk.

"Yaudah ya pak, aku les dulu!"

Pak Atok menatap Liona dari kejauhan saat gadis tersebut berpamitan dengannya.

-------------------------------

Les ballet Liona berlangsung selama tiga jam dan waktu istirahat selama 30 menit. Liona selalu membawa botol minum 2 agar ia tidak dehidrasi, Karena tari ballet membutuhkan tenaga yang bagus dan dengan detailnya.

Liona melewatinya dengan baik, ia juga tidak pernah mengeluh. Dia lakukan dengan senang hati, karena itu impian dari kecil. Liona sudah menyukai ballet sejak dirinya 10 tahun. Dari mulai mempelajari gerak-gerak dasar hingga ia lihai dalam menarikan ballet. Keluarganya pun mendukung dirinya untuk menggapai cita-cita nya ini.

"Istirahat 15 menit!" Ucap sang pelatih.

Liona pun minum sebentar, ia mengingat perkataan pak Atok. Akhirnya ia menelpon dan meminta membelikan makanan. Liona tidak sendirian, dia bersama temannya yang lain.

"Gue denger-denger, kak kath bakalan keluar dari kelas ballet." Sontak Liona menatap teman disampingnya ini.

"Eh beneran? Padahal udah lama disini," ujar teman lainnya.

"Rumornya ya.. dia ada masalah sama keluarganya."

"Masalah apa sampe bisa keluar? Eman banget." Nah kan.. Liona jadi ikut penasaran.

"Do you remember about Sebastian's family?"

"Wait! Bukannya itu keluarga paling ter-plot twist?" 

"Iya, dan masalahnya ada mereka. Karena lagi kelilit utang sama keluarga kak kath."

"But, kepala keluarganya kan lagi dipenjara sih?"

Sang empu mengangguk, "iya, tapi bentar lagi dibebasin buat ngelarin masalahnya. Bahkan, dulu dia bener-bener licik sampe.. he's gave the body of his son, to Kath father."

"Hah?! Segila itu? Siapa sih yang buat masalah kayak gini?"

"Devon Sebastian, that's his name. And his son is Yugo Sebastian."
--------------------------------

Done ya bestie,

Untuk chapter ini full sama Liona dan keluarganya ya! Soalnya aku ga pernah ceritain kisahnya Liona semasa SMA dan sebelumnya.

Siapa yang kangen Yugo?

chapter selanjutnya ya.. (kalo ga lupa)

Wwkwk, jangan lupa votement!

Yoons.
Chapchappeet~

Rain HaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang