Seorang laki-laki menatap kakak perempuannya dengan tajam, mata pemuda tersebut dihiasi dengan garis mata yang lancip dan juga kilatan amarah. Jarang sekali dirinya marah, tetapi untuk satu hal ini tidak boleh dilanggar.
"Kak! Meja buku gue jadi berantakan kan?!" Orang yang dipanggil kakak pun menoleh dengan senyuman jahilnya.
"Iya, iya, nanti gue beresin. Nunggu sebelum gue selesai in ini." Jawab sang kakak, yaitu cherry. Cherry seperti anak kecil yang dimarahi oleh ayahnya gara-gara menaruh handuk sembarangan.
"Gue gamau tau ah! Bersihin!" Ucap Yugo dengan kesal. Dia benci jika melihat barangnya sendiri berantakan, termasuk kasurnya. Jika ia sudah membersihkan tidak boleh ada yang meniduri kasurnya.
Cherry pun terkekeh dan mempoles lipstick di bibir Yugo dengan asal-asalan sebelum dirinya mencubit pipi sang adik dengan gemas. Adiknya sangat lucu saat marah. Daritadi juga dia mengusik adiknya dengan bermain salon-salonan. Rambut Yugo dikepang hingga rambutnya Menaik ke atas karena pendek, wajahnya diberi bedak dan lipstik merah.
"Kak, sumpah kalo begini mending bang Hansa yang di-make up in. Gue udah ga tahan jadi bo-"
"Lo aja, Hansa udah gede. Kalo Lo gapapa, Pengen gue unyel-unyel. Lagian gue make up in lo juga ga menor kan?" Apa? Tidak menor? Astaga.. lihat saja lipstik itu. Bahkan alisnya diwarnai dengan warna hijau.
Yugo pun hanya menghela napas dan sang kakak pun melanjutkan aksinya. Hingga bel dari pintu luar berbunyi, ada seseorang diluar. Yugo tanpa berpikir lama membuka pintu itu dan meninggalkan kakaknya.
"Ya..?"
"Yugo!!" Suara Liona yang berada di luar pintu dengan rasa senang, tetapi beberapa detik kemudian ia menatap wajah Yugo dengan melongo. Dan Yugo bingung dengan raut gadis tersebut. Yugo pun menyadari bahwa gadis tersebut melongo karena melihat wajah Yugo sudah seperti badut.
Sungguh, jiwa pendiam Yugo terombak-ambik! Ia sangat malu..
"Ya ampun Liona! Udah lama ga main, yuk masuk! Aduh aduh.. cantiknya." Sang kakak tak memperhatikan wajah Yugo yang sudah malu gegaranya. Ia hanya fokus pada Liona.
"E-eh.. iya kak, iya iya.."
Cherry mempersilahkan Liona masuk, sedangkan Yugo bergerak langsung menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya.
Huft, sangat memalukan.
"Kakak Cherry gimana kabarnya? Baik kan?" Tanya Liona yang sedang duduk di sofa sembari meminum teh hangat yang disediakan oleh Cherry.
"Baik kok Liona, kamu sama Yugo gimana? Lumayan Deket kan ya?" Pertanyaan yang lumayan sulit tetapi mampu Liona jawab.
"Ga Deket juga kak, tapi kita mulai saling ngobrol sama tanya kabar." Jawabnya dengan senyuman.
Yugo pun keluar dari kamar mandi, menatap kedua gadis tersebut yang sedang bertukar informasi. Ohya, wajah Yugo dapat dibersihkan dengan cepat.
Sekedar informasi, setelah kejadian waktu itu Yugo dan Liona pun mulai saling menyapa saat berpapasan. Dan membuat banyak siswa-siswi heran, bagaimana Yugo bisa dekat dengan Liona? Kedua teman dari Yugo dan Liona pun juga heran. Sejak kapan mereka dekat?
"Kak," ujar Yugo dan diberi tolehan oleh sang kakak dan Liona.
"Apa?" Tanyanya.
"Sampe kapan buburnya dimasak?" Astaga, Cherry melupakan sesuatu! Ia sedang membuat makan malam, ia menepuk keningnya lalu beranjak dari ruang tengah menuju dapur.
Yugo pun tersenyum kecil, ia duduk di sofa sembari menatap Liona yang sedang meminum teh. Entah kenapa Liona sangat menggemaskan, pakaian milik Liona sangat simple. Dirinya memakai sweater berwarna pink, rambut panjangnya yang digerai, dan juga celana training panjang yang ia pakai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Hater
Teen FictionYugo, seorang anak SMA yang memiliki kepribadian yang ceria. Tetapi, jika saja ia tidak mendapati trauma pada 2 tahun yang lalu semua nya akan baik-baik saja. Ia juga sangat membenci hujan, hujan adalah tempat dimana dunia serasa kosong, hampa dan...