8. Bayang-Bayang di Tempat Aman

747 150 61
                                    

Halo pembaca semuanya, pada bab sebelumnya aku sedikit keceplosan tentang alur cerita ini pada salah satu balasan kolom komentar. Tapi semoga kalian ga nyadar ya? 🫣

 Tapi semoga kalian ga nyadar ya? 🫣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat Membaca

-

"Becky... kalau aku bilang aku tidak bisa pulang lagi, kamu masih akan membiarkanku tinggal di sini?"

Becky menatap gadis malang di hadapannya. Raut wajah sang idola tampak begitu lelah, bukan karena kelelahan fisik akibat terlalu banyak bekerja, melainkan karena kelelahan mental yang tampak begitu menyiksa.

Tanpa berpikir panjang, Becky menyetujui permintaan Freen. Rasa penasaran menghantuinya, apa yang membuat Freen memilih apartemennya sebagai tempat perlindungan?

"Silakan tinggal di sini selama apapun yang kamu mau Phi," jawabnya sembari kembali mengunci pintu apartemennya dengan lembut, seolah ingin memastikan bahwa tak ada yang bisa mengganggu mereka.

Pikiran Becky langsung melayang ke Mile. Apakah ini ada hubungannya dengan pria itu? Namun Becky belum bisa menarik kesimpulan apapun saat ini.

Freen kini duduk di sofa, kepalanya tertunduk lesu. Pandangannya kosong, seolah pikirannya melayang jauh.

"P'Freen sudah makan? Mau aku siapin makanan?" tanya Becky, mencoba memecah keheningan yang kian mencekam.

"A-Aku sudah makan Beck. Aku tidak ingin merepotkan kamu lebih dari ini. Diberi tempat menginap saja aku sudah bersyukur."

Freen memang tidak berbohong, tapi dia tahu apa yang paling dia butuhkan sekarang bukan hanya sekadar tempat berlindung, melainkan jarak dari mantan kekasihnya. Besok adalah hari libur baginya, karena tidak ada jadwal latihan atau syuting, jadi Mile tidak akan bisa mencarinya di kantor agensi. Setidaknya, itulah harapannya.

"Kalau begitu minumlah ini," ujar Becky sambil meletakkan dua cangkir cokelat panas di meja, kemudian duduk di samping Freen, berharap hal tersebut mampu memberikan sedikit ketenangan bagi gadis yang menjadi idolanya.

Sepertinya keputusan Becky untuk menjadikan sang idola sebagai teman bukanlah sesuatu yang buruk. Setidaknya dengan begini, Becky bisa masuk secara perlahan ke dalam kehidupan Freen. Dan jika diizinkan, dia ingin sekali membantu Freen yang selama ini telah menjadi sumber inspirasi nya.

"Aku sangat berharap P'Freen mau terbuka padaku," pikirnya.

Freen menatap kosong pada cangkir cokelat panas di tangannya, tetapi tidak segera meminumnya. Beban yang ia rasakan seolah membuat setiap kata yang ingin dia ucapkan tersangkut di tenggorokan. Ada begitu banyak hal yang perlu diceritakan agar Becky benar-benar memahami situasinya, tetapi membuka mulut saja rasanya berat.

Becky tetap menunggu dengan sabar, tidak mengucapkan sepatah kata pun. Sorot matanya penuh perhatian, tetapi diamnya justru membuat Freen semakin gelisah. Waktu seakan berjalan lebih lambat di antara mereka.

Fans With Benefit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang