11. Titik Balik

648 148 46
                                    

"Beck

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Beck..... Becky.... Makan malamnya sudah siap, ayo makan dulu," panggil Freen dari dapur sambil menata hidangan di meja kecil di depan televisi.

Aroma masakan yang menggugah selera segera memenuhi ruang tengah apartemen studio itu. Malam itu, Freen memasak spaghetti al dente yang disiram dengan saus krim putih yang kaya akan rasa, dipadukan dengan potongan ayam panggang yang renyah dan taburan parutan keju parmesan. Disampingnya juga sudah tersedia air mineral berserta jeruk peras segar untuk menemani makan malam mereka.

Namun Becky masih belum keluar dari kamarnya. Freen akhirnya menyusul ke dalam dan melihat gadis itu masih terpaku pada layar komputernya. Sejak sore, Becky duduk di meja kerjanya yang berantakan, dikelilingi tumpukan kertas dan catatan dengan headphone yang terpasang rapat. Tampaknya gadis itu sudah kembali tenggelam dalam dunia fiksi buatannya. Bahkan Becky sudah menulis tiga bab baru untuk cerita terakhirnya, seakan dia tidak ingin menyia-nyiakan ide yang sedang bersarang di kepalanya.

"Becky... Heii... Istirahat dulu, lihat ini sudah jam berapa?" Freen mencoba lagi, kali ini dia menarik lembut headphone dari telinga Becky.

Saat akhirnya Becky beranjak dari kamar, aroma masakan Freen segera menggelitik indra penciumannya. Tanpa sadar, senyuman kecil muncul di wajahnya. Begitu ia melangkah ke ruang tengah, ia mendapati Freen telah menata meja dengan bantal duduk di lantai, menciptakan suasana yang nyaman dan santai.

"Aku harap menu malam ini cocok dengan lidahmu," ucapnya Freen dengan nada ragu.

Becky mulai mengerti dengan kebiasaan gadis ini, sepertinya Mile selalu tidak puas dengan hidangan yang sudah susah payah dimasak oleh Freen, sehingga gadis ini selalu tidak percaya diri dengan masakannya sendiri. Akan tetapi bagi Becky, hidangan itu tampak sempurna.

Setelah keduanya duduk, Freen menambahkan dessert sederhana yang mereka beli sebelumnya. Sepotong tiramisu yang lembut dengan taburan cokelat diatasnya, siap memanjakan lidah keduanya setelah menikmati hidangan utama.

"Terima kasih P'Freen, ini benar-benar makan malam yang sangat istimewa, siapapun yang mendapatkan kamu sebagai istrinya pasti sangat beruntung," puji Becky sambil tersenyum lebar sehingga membuat Freen tersipu malu dan membuat wajahnya memerah.

"Seharusnya aku yang mengatakan itu Beck, kamu benar-benar bisa memanusiakan manusia, siapapun yang mendapatkan kamu pasti sangat beruntung," balas Freen dengan nada lembut.

Becky mengulum senyumannya mendengar hal itu, dia tidak menyangka hal kecil yang ia lakukan ternyata berarti bagi orang lain. Kemudian keduanya mulai menikmati hidangan di atas meja sambil berbagi cerita dan mengenal satu sama lain lebih dalam.

"Ngomong-ngomong, soal besok... apakah kamu bisa?" tanya Becky, sambil mencicipi tiramisu dengan tatapan penasaran.

Freen terdiam sejenak seolah berpikir. "Tapi... kenapa ayahmu ingin bertemu denganku?" tanyanya, sedikit khawatir.

Fans With Benefit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang