9. Jejak Yang Hilang

625 149 37
                                    

Malam itu suasana apartemen Becky tenang, namun rasa cemas Freen tak kunjung hilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam itu suasana apartemen Becky tenang, namun rasa cemas Freen tak kunjung hilang. Saat ini ia terbaring di samping Becky yang sudah tertidur lelap, namun pikirannya terus berputar sehingga membuatnya tak kunjung bisa memejamkan matanya.

"Bagaimana jika P'Mile masih bisa melacakku di sini?" gumamnya pelan dengan suara yang nyaris bergetar.

Freen menatap jam di meja samping tempat tidur. Sudah pukul tiga dini hari, meskipun jarum jam terus bergerak, namun waktu seolah berhenti bagi dirinya. Pandangan Freen beralih ke wajah Becky yang tidur dengan tenang. Tiba-tiba bayangan Mile kembali datang menghantui pikirannya. Dia tidak ingin Becky terjebak dalam kekacauan yang menjadi tanggung jawabnya.

"Aku tak seharusnya membawa Becky dalam masalahku, aku rasa sebaiknya aku harus menemukan tempat persembunyian lain," pikirnya.

Tiba-tiba Freen merasakan hawa dingin menjalar ke seluruh tubuhnya. Pintu apartemen Becky berbunyi seperti sedang dicoba untuk dibuka. Napasnya tercekat saat suara elektronik terdengar.

Beep!

Pintu itu terbuka, tetapi tidak ada suara langkah yang mengikuti. Freen menahan napas, tubuhnya gemetar. Dia mengguncang tubuh Becky dengan cemas.

"Becky, bangun…" bisiknya nyaris tanpa suara, Freen benar-benar ketakutan.

Namun gadis itu sama sekali tidak merespon, ia masih terlelap dalam tidurnya yang nyaman. Sementara itu, suara pelan mulai terdengar dari lorong apartemen seakan mendekat.

Tap… Tap… Tap…

Freen merasakan teror semakin mencengkeram dirinya. Suara langkah itu semakin mendekat, menggema di lorong apartemen itu. Bahkan suara napasnya sendiri terdengar begitu keras di telinganya, seperti dentuman keras yang mengiringi ketakutannya.

Sesosok bayangan hitam muncul di ambang pintu kamar. Pria itu mengenakan hoodie gelap dan masker yang menyembunyikan wajahnya. Namun, tatapan matanya yang tajam tidak bisa salah lagi. Itu Mile, mantan kekasihnya.

Tubuh Freen membeku. Ia menggoyangkan tubuh Becky lebih kuat, tetapi suaranya tertahan dalam ketakutan yang melingkupinya. Mile melangkah masuk, mendekat perlahan, tatapannya dingin dan penuh kebencian. Ia berhenti tepat di depan Freen.

"Kau pikir bisa melarikan diri dariku? Bahkan ke ujung dunia pun aku akan menemukanmu, Freen!" suaranya mengancam dan memenuhi ruangan dengan nada menakutkan.

Freen mencoba mundur, tetapi punggungnya sudah menempel di dinding. Ia menoleh sekali lagi ke arah Becky yang masih tertidur lelap, napasnya terengah-engah.

"Kau akan mati di tanganku malam ini!" Suara Mile semakin pelan, namun penuh ancaman. Tiba-tiba pria itu  melompat dan mencengkram lehernya dengan kuat. Freen berusaha untuk melepaskan diri, tetapi tenaganya tidak sebanding. Napasnya mulai tersendat, pandangannya semakin kabur. Tubuhnya memberontak, mencoba mencari udara yang semakin menipis.

Fans With Benefit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang