Hari demi hari telah berlalu, dan kini tiba lah saatnya Becky akan bertemu dengan produser eksekutif dari Sawasdee Pictures untuk membahas bukunya yang akan di adaptasi menjadi sebuah film. Dia masih tidak mengangkat hari seperti akan datang dalam hidupnya, bahkan semenjak semalam ia seolah untuk sekedar memejamkan matanya karena saking bersemangatnya Becky untuk menanti hari ini.
"P'Freen sudah siap?" tanya Becky sambil melirik arlojinya. Dia sudah tampak rapi dan bersiap untuk mengantar Freen untuk latihan pagi hari ini.
"Tunggu sebentar Beck, aku mau ambil tas dulu," jawab Freen dengam suara setengah tergesa sebelum kembali ke dalam.
Setelah memastikan semuanya sudah siap, Becky mulai menyalakan mesin dan menjalankan mobilnya dengan perlahan. Suasana pagi yang tenang dan sejuk menyelimuti kota, sinar matahari yang lembut juga menyapa para penghuni jalan yang mulai diisi oleh orang-orang yang menghindari kemacetan di jam-jam sibuk.
Sembari mengemudi, Becky mengulurkan sebuah tumbler berisi teh chamomile hangat kepada Freen. "Ini buat kamu Phi, nanti diminum ya," ucapnya dengan lembut.
Freen menerima tumbler itu, dan saat jari-jarinya tidak sengaja bersentuhan dengan jari Becky, ia tersenyum kecil.
"Terima kasih Beck," Freen kembali merasakan hangat dalam hatinya.
Saat ia mencicipinya, aroma chamomile yang menenangkan segera membuat moodnya pagi ini semakin baik. Ia kambali menatap gadis yang kini tengah fokus mengemudi, Becky benar-benar memperlakukan dia dengan baik, bahkan lebih baik daripada cara Mile memperlakukannya dulu.
"Beck.... Bisakah kamu tidak membuatku seperti ini? Aku takut salah mengartikan kebaikanmu, aku takut jatuh cinta sendirian," ucapnya dalam hati.
Setelah beberapa menit menyusuri jalanan kota Bangkok yang mulai ramai, Becky dan Freen akhirnya tiba di depan gedung Eclipse Entertainment. Becky menghentikan mobilnya secara perlahan di area drop-off, pandangannya kini beralih pada Freen yang hendak bersiap-siap turun.
Sebelum gadis itu sempat membuka pintu, Becky menyentuh bahu Freen dengan lembut untuk mendapatkan perhatiannya. "Tunggu sebentar, rambutmu sedikit berantakan," ujar Becky sambil tersenyum manis.
Secara perlahan, Becky mulai memperbaiki helaian rambut yang terjatuh di wajah Freen, jari-jarinya menyisir lembut rambut Freen yang halus. Sentuhan itu terasa hangat dan membuat Freen menahan nafasnya sejenak. Debaran jantungnya kembali tidak karuan, meskipun itu hanyalah sebuah perlakuan sederhana, namun tatapan Becky yang tertuju padanya membuat Freen tidak mampu mengalihkan pandangannya.
"Te–Terima kasih Beck," ucap Freen pelan nyaris berbisik.
Setelah itu, Freen menggenggam erat pegangan tasnya, seolah mencari pegangan ditengah perasaannya yang tidak menentu. Entah apa yang kini ada di pikirannya, namun sesaat sebelum ia membuka pintu mobil, Freen kembali menatap wajah Becky sekali lagi. Tetapi kali ini dengan sorot mata yang sulit diartikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fans With Benefit
FanfictionFreen Sarocha Chankimha adalah seorang streamer gemar membuat cover lagu. Gadis yang sudah memiliki 2,4 juta pengikut di akun YouTube nya itu kini mulai bergabung dengan salah satu idol grup besar di Thailand. Idol group tersebut telah memiliki bany...