Il fallimento dell'Ordine

27 15 9
                                    

Suara deru ombak malam ini pun sama seperti kemarin, bagaimana kapal-kapal besar itu berlabuh dengan aman di pinggiran, suara deru mesin dan besi-besi yang berdecit seolah bersahutan, belum lagi hembusan angin laut yang sedikit kencang menjadi ciri khas pelabuhan San Diego yang selalu sibuk bahkan pada malam hari. Puluhan kontainer tersusun rapi di pelabuhan dengan bantuan alat berat dan beberapa nya sedang bongkar muatan seperti yang sudah-sudah.

Sebagai satuan unit Angkatan Laut AS, mereka juga memberlakukan sistem keamanan di pelabuhan, guna menghindari tindakan kejahatan yang terorganisir. Menggunakan pakaian patroli berwarna hitam agak kebiruan, rompi anti peluru dan topi berwarna hitam.

Morgan dan unit-unitnya akan melakukan pengecekan dan penyisiran sepanjang pelabuhan. Mereka berkumpul lebih dulu guna mengatur titik-titik yang di jadikan penyisiran.

"Unit satu dan dua akan menyisir sebelah barat, untuk unit tiga menyisir wilayah utara. Unit empat wilayah selatan. Unit saya akan menyisir bagian timur"

Para tentara itu mengangguk mengerti, mengikuti arahan sang letnan. Aura ketegasan dan dominan yang memancar kuat itu hanya dari seorang Morgan Hardent.

"Kabari lewat HT untuk penemuan yang mencurigakan, kita bubar sekarang"

"Yes sir!", sahut serempak para tentara yang lebih muda dari Morgan. Mereka langsung berjalan menuju tempat yang akan dijadikan pengecekan seperti kemarin-kemarin.

Setiap tim berisi tiga orang, Morgan dengan dua orang lainnya melangkah ke arah timur. Dapat Morgan lihat bagaimana kontainer-kontainer itu diangkat naik dan di turunkan di pelabuhan dengan alat berat. Suara deru mesin tak berhenti, di malam hari seperti ini pun banyak yang masih mengais nafkah, termasuk dirinya mungkin. Morgan melirik arlojinya, pukul satu dini hari.

"Kalian susuri blok D dan M, kita berpencar disini. Kabari saya jika ada hal mencurigakan"

"Yes sir!" Jawab kedua pria itu, kemudian masing-masingnya menuju blok yang di titah sang letnan. Morgan melanjutkan langkah kakinya yang terbalut sepatu boots hitam bertali.

Mata biru itu terlihat awas. Beberapa petugas pelabuhan menunggu kontainer dan membongkar muatan untuk di alihkan ke dalam truk-truk yang sudah di siapkan.

Setelah lima belas menit menyisir tempat, lebih tepatnya blok G. Morgan menyipitkan matanya, ia mencoba melangkah mendekat.

"Srak..srak..unit lima temui saya di titik empat Blok G" Morgan tak ingin betindak gegabah seorang diri. Ia kembali memanggil teman teamnya untuk membantu dirinya disini.

Entah kepekaan yang sudah terlatih, tapi berkat kepekaannya ini. Morgan jadi mudah melihat hal-hal janggal. Seperti sekarang. Sedikit ia bisa mencium aroma ganja. Hidung manusia apa hidung anjing sebenarnya!.

"Sir!" Morgan menolehkan kepalanya, ia mengkode pada aktivitas para petugas pelabuhan yang sedang membongkar muatan berisi barang-barang domestik di depan mereka. Sekitar lima belas meter dari mereka berdiri sekarang.

Seolah paham kedua pria itu mengangguk, mereka bertiga melangkah mendekat kearah kontainer merah yang sedang bongkar muat. Di sekitarnya, enam orang petugas pelabuhan sedang bekerja, jumlah yang agak mencurigakan karena protokol resmi hanya mengizinkan empat orang per kontainer.

"Apa isi kontainer ini?" Morgan berujar sembari menyentuh kotak kayu entah apa isinya. Staff pelabuhan itu nampak terkejut mereka saling melirik dalam diam. Dan Morgan menyadari aksi mereka yang seolah berkomunikasi itu.

"Kami kurang tahu Sir, kami hanya staff. Tapi anda bisa melihatnya disini" staff itu memberikan kertas berisi informasi tentang kontainer yang sedang mereka bongkar. Morgan membacanya, matanya menyipit melihat tulisan dalam pencahayaan minim.

VELENOSOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang