San Diego, California
Naval Medical Center San Diego- Balboa Hospital"Satu...dua tiga empat" jari telunjuk seorang perawat nampak menghitung buket bunga di atas meja. "dan lima" kini telunjuknya mengarah pada buket bunga yang dia peluk.
"Astaga Ille, coba lihat ruangan mu seperti toko bunga jika dibiarkan" ucapannya lagi, memandang perempuan yang duduk santai di kursi berbahan kulit berwarna coklat.
"Hei, kau dengar tidak sih Ille?!",
"Ya, lalu aku harus apa?. Biarkan saja bunganya disini" sahut Ille sambil mengetik laporan mengenai perkembangan pasien-pasiennya.
"Tidak bisa begini terus, kau harus tegas menerima atau menolak Morgan, si tentara laut itu sepertinya tergila-gila pada mu" Celica, perempuan berumur dua puluh tiga tahun-perawat dan merangkap sebagai asisten Ille.
"Sudah, tapi bagaimana bisa aku melawan ke hendak paduka raja Antson Gracesen. Wajah nya selalu bersemangat jika Morgan berkunjung" Celia tahu bagaimana rumitnya alur romansa sahabatnya ini. Perempuan itu duduk di sofa berwarna abu-abu masih memeluk buket pemberian ke-lima Morgan hari ini.
Morgan itu agak sedikit gila mungkin, bagaimana bisa dia memberikan buket lima kali sehari.
"Morgan itu lucu sekali, dia polos apa tolol sebenarnya" Celia menatap buket di atas meja, tangannya meletakkan satu buket yang dia peluk kesana. "Aku seperti kurir Ille, tega sekali kau menjadikan aku tukang antar bunga setiap hari"
Celia selalu menjadi perantara buket-buket itu, Ille terkekeh geli. Perempuan yang mengikat rambutnya seperti ekor kuda itu hanya bisa tersenyum maklum.
"Sudah nasib mu, aku sudah berkali-kali juga bilang pada nya. Tapi Morgan tetaplah Morgan" Ille mengidikkan bahu nya acuh. Celia menatap sahabatnya ada sedikit keseriusan disana.
"Kau tidak mau mencoba pada Morgan?, Dia pria baik walaupun agak bodoh soal cinta" Celia mendengus geli membayangkan Morgan yang selalu bertanya mengenai apa saja yang di sukai dan tidak disukai Ille juga meminta nasihatnya mengenai seorang perempuan.
"Hati ku sedang sakit. Menjadikan Morgan sebagai pelarian itu jahat Celia, kau tahu itu" Ille membalas tatapan Celia, tangannya masih berada di atas papan keyboard MacBook.
"Ya aku tahu, tapi bagaimana jika Morgan adalah penawarnya?, Bagaimana jika ternyata Morgan lah perantara Tuhan agar bisa membuat mu melupakan dia. Sudah tujuh tahun Ille, sudah saatnya kau serius dengan kehidupan mu yang lain. Tidak hanya seputar pekerjaan"
Celia bangkit dari sofa, mendekati meja berbahan kayu itu, tangan kanannya mengambil plakat berbahan kaca.
"Illechia Gracesen, MD, FACS, FACC" Celia membaca tulisan di plakat itu, kemudian matanya melirik Ille yang juga menatapnya.
"Kau cerdas, cantik, karier mu gemilang dari keluarga berintegritas tinggi, Aku tahu kau pun perempuan mandiri. Tapi sekuat-kuatnya perempuan kau tetap lah seorang wanita yang membutuhkan cinta dan pria yang bisa melindungi mu, Morgan hadir Ille, walaupun dia tak sebanding dengan kekasih mu dahulu tapi aku tahu dia tulus dan sungguh-sungguh soal perasaannya. Aku tidak tega melihat mu yang tiba-tiba murung tanpa sebab. Bernostalgia dengan mantan kekasih mu di Milan itu"
Celia meletakkan plakat itu kembali diatas meja, tangannya bersedekap memandang serius. "Berhenti lah Ille, umur mu tiga tahun lagi sudah tiga puluh tahun. Aku saja sudah berencana menikah. Aku rasa Morgan tidak lah kriteria yang buruk, walaupun memang tidak ada apa-apa nya di bandingkan El Zurich"
"Kau tidak mengerti Celia, rasa bersalah dan perasaan ku ini bukan lah hal gampang. Memindahkan nama Jenza dan menggantinya dengan Morgan tidak semudah membalik telapak tangan. Jika pun aku ingin dengan Morgan, sudah dari dulu aku melakukan nya. Tapi aku sadar menjadikan Morgan dalam bayangan itu tidak benar"
KAMU SEDANG MEMBACA
VELENOSO
Romansa"VELENOSO" adalah kisah asmara yang terjalin antara Illechia seorang putri dari Perwira Angkatan Laut Milan dan Jenzanio seorang pewaris keluarga old money di Italia yang ternyata berisi rahasia. Illechia terpaksa meninggalkan Jenza karena keraguan...