Kilauan lampu dari chandelier kaca di Galleria Vittorio Emanuele II menyinari setiap lekuk busana dan perhiasan yang dipamerkan di panggung runway. Para model melenggang anggun di bawah atap lengkung kaca yang megah, menciptakan kontras sempurna antara keanggunan modern dan arsitektur klasik Milan.
Lantai mosaik hitam-putih yang ikonis memantulkan siluet anggun para model, di temani musik kontemporer menghidupkan suasana musim panas yang glamor.
Di barisan depan, duduk para desainer mode terkenal dari Milan dan luar negeri, mata mereka terpaku pada runway dengan penuh perhatian. Di samping mereka, jejeran kelas old money-para sosialita dengan gaya yang tak tertandingi-serta pejabat negeri yang menggemari dunia fashion, semuanya hadir untuk menyaksikan koleksi terbaru De Ruins musim ini.
"Lyora lihat jejeran model itu, gaun-gaun mu sangat memukau" Lyora menoleh ke samping mendapati asistennya-Mira menyanjung hasil kerja kerasnya.
"Aku yakin setelah ini, para designer mode akan menawarkan lelang lagi seperti tahun sebelumnya" lanjut Mira lagi dengan membenarkan kacamata bulat miliknya.
Lyora tersenyum tipis, "aku tahu mimpi ku akan terwujud satu persatu Mira" Lyora perempuan yang percaya akan kemampuan nya sendiri. "Tapi ini juga tak lepas dari kerja tim di belakang layar. Fashion show kali ini juga selalu tampil sempurna berkat kalian"
Mira tersenyum, "hei kau tahu?, menantu pertama El Zurich hadir bersama dengan mertua nya. Ansia El Zurich. Wow sekali bukan?!"
Lyora mengangguk, wajahnya kian berbinar mengetahui hal itu. Mira kemudian kembali berkata sambil tersenyum amat lebar, decakan kagum selalu keluar dari bibir berpoles lipstik nude itu.
"Akhirnya nya Lyo!, akhirnya keluarga El Zurich melihat acara kita!, Coba lihat para wartawan itu. Oh astaga!"
Lyodra hanya menepuk-nepuk pelan pundak Mira, wajah Lyora tak bisa berbohong bahwa dia bahagia akan keberhasilan tahun ini. "Aku melihatnya, jadi kau tak perlu berteriak seperti itu"
Mira hanya menyengir, kemudian pamit untuk mengatur para model yang sudah kembali dari luar. Lyora menatap monitor, disana masih ada beberapa modelnya melenggang sepanjang runway. Mata abu-abu itu begitu fokus pada layar.
Lyora tak menyangka sudah tiga kali dia menggelar fashion show tapi belum pernah El Zurich terlihat hadir di acaranya. Tapi sepertinya, hari ini hari keberuntungan Lyora, siapa sangka dengan nekatnya, Lyora kembali mengundang keluarga terpandang nomor satu di Milan itu. Dan ia melihat sendiri hasilnya malam ini.
"Aku berhasil" monolog Lyora sambil memandang lekat model-model itu di monitor sembari bersedekap dada. "Jenza menganggap remeh De Ruins. Tapi ibu nya kini justru datang ke acara ku" perempuan dengan rambut tersanggul rapi itu menarik kedua sudut bibirnya.
"Pria tolol itu harus tahu siapa perempuan yang dia tolak!"
Kembali pada situasi di panggung, Moana-menantu pertama El Zurich duduk disamping sang mertua, memandang koleksi De Ruins yang di tampilkan para model. "Ibu, lihatlah bagaimana De Ruins. Bukan kah mereka akan cocok?"
Moana, perempuan itu menatap wajah Ansia, Ansia mengangguk. "Melihat bagaimana jejeran tamu penting juga kemampuan nya memang tidak di ragukan. Aku akan menuruti saran mu Moana"
Perempuan berumur tiga puluh dua tahun itu tersenyum senang, mereka kembali menatap kedepan. Menikmati pergelaran De Ruins, dengan menampilkan lima belas model perempuan. Acara ini berlangsung menakjubkan dengan sentuhan glamor yang elegan.
Moana yakin dengan sarannya ini, adik iparnya yang sudah bodoh pangkat kubik itu tak akan bisa menolak De Ruins. Dia berusaha menjadi kaka ipar yang baik dengan mencarikan calon istri, Zuden memberitahu semua padanya. Dan Moana tak bisa menyalahkan siapapun. Ya, anggaplah Moana memang ikut campur. Tapi ini juga demi kebaikan El Zurich.
KAMU SEDANG MEMBACA
VELENOSO
Romance"VELENOSO" adalah kisah asmara yang terjalin antara Illechia seorang putri dari Perwira Angkatan Laut Milan dan Jenzanio seorang pewaris keluarga old money di Italia yang ternyata berisi rahasia. Illechia terpaksa meninggalkan Jenza karena keraguan...