Chapter 11 [Perkenalkan, Aku luka}

152 14 1
                                    

Hola aku UP! Jangan lupa baca Fake Chat Vol 14 di ig aku: @ecaa.depari, dan link Instagram ada di bio aku yaa. Oh iya, mulai sekarang dan seterusnya aku ga akan semakin New fake chat lagi karena udah ada yang bakal terus aku sematan selama cerita ini berjalan. Tapi fake chat terbaru udah pasti posisinya ada di bagian paling atas feed aku yaa. Part kali ini bakal cukup emosional, jadi kalian bisa mulai tarik nafas buang nafasnya. Aku saranin bacanya sambil denger Love Is Gone by Dylan yang Akustik version, soalnya aku nulis ini juga sambil dengerin lagu itu.

 Aku saranin bacanya sambil denger Love Is Gone by Dylan yang Akustik version, soalnya aku nulis ini juga sambil dengerin lagu itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku bukan luka yang menyamar dalam bentuk bunga yang wangi. Dari awal, tidak ada yang kututupi sama sekali, tapi kamu malah memilih jatuh cinta dan tersakiti."
-Karin Natasha-

Chapter 11 [Perkenalkan, aku luka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 11 [Perkenalkan, aku luka.]

Karin sudah gelisah saat pihak resepsionis tiba-tiba memberi kabar kalau Adhitya ingin naik untuk menemui Aksara. Pasalnya Aksara saat ini sedang melangsungkan rapat dadakan dengan tim penyusun AMDAL dari proyek ini. AMDAL–Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, merupakan dokumen resmi yang akan memastikan bahwa dampak rencana pembangunan suatu proyek tidak akan merusak lingkungan dan merugikan masyarakat di sekitarnya. Ini merupakan salah satu SOP yang harus dilakukan sebelum memulai proyek skala besar.

Karin mencoba mengirimkan pesan kepada Aksara namun tidak kunjung mendapat balasan. Karin bisa saja masuk menginterupsi rapat dan berbisik mengenai hal ini, dia memiliki izin untuk itu sebagai sekretaris. Namun, hal itu hanya diperbolehkan apabila ada keadaan genting, dan berkunjungnya seorang kakak jelas bukan termasuk salah satunya. Karin berusaha membuat pihak resepsionis menahan Adhitya dengan alasan bahwa Aksara masih ada rapat dan tidak tau akan selesai pukul berapa.

Pucat di wajahnya begitu kentara saat pihak resepsionis mengabarkan Adhitya bersikeras naik dan bahkan sedang menunggu lift saat ini. Walaupun gelisah dan ketakutan, Karin masih memiliki akal sehat untuk menolak saat pihak resepsionis bertanya, perlukah Adhitya dikawal petugas keamanan. Jelas saja tidak perlu. Dia keluarga dari direktur mereka. Pacuan jantungnya semakin menggila sampai Karin refleks bangkit berdiri saat lift berbunyi dan terbuka perlahan. Memperlihatkan seorang pria dengan jeans hitam dan kaos hitam dilapisi jaket putih berdiri menenteng Whisky gift set yang dikemas mahal menggunakan wooden box berukir.

In Love With the PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang