‧ ︵‿₊୨୧₊‿︵ ‧ ˚ ₊
꒰ Happy Reading ꒱
︶⊹︶︶୨୧︶︶⊹︶Sepasang kekasih, Grisella dan Arsenio, berjalan santai menuju taman belakang kampus. Suasana sore itu terasa hangat dengan semilir angin yang menemani langkah mereka. Namun, tiba-tiba Grisella melihat seorang temannya berjalan sendirian di kejauhan.
"Visha!" sapa Grisella dengan suara ceria.
Gadis yang disapanya pun menoleh, sedikit terkejut. "Eh, Vio? Apa kabar?" balas Visha sambil tersenyum, lalu berjalan mendekati Grisella.
Grisella, yang sering dipanggil Vio oleh teman-temannya karena nama lengkapnya Grisella Viona, menjawab dengan antusias, "Kabar gue baik! Lo baru balik dari UK?"
Visha mengangguk. "Iya, gue baru balik dari UK. Ngomong-ngomong, Arsen, lo gimana kabarnya?" tanya Visha, sambil melirik ke arah Arsenio yang berdiri di samping Grisella.
Arsenio menjawab singkat, "Baik."
Dalam hati, Visha merasa sedikit canggung. "Padahal gue udah sebulan gak ke kampus karena sibuk cari uang buat bayar utang-utang gue yang numpuk," gumamnya dalam hati.
Grisella, yang tidak menyadari kegelisahan Visha, tiba-tiba berkata, "Eh, Visha, ayo ke taman belakang. Di sana ada Arsenio, Sadewa, dan... kebetulan ada Liam juga." Nama terakhir yang disebutkan Grisella membuat Visha tertegun sejenak.
"Liam?" tanya Visha, memastikan.
"Iya, ayo!" ajak Grisella lagi.
Setelah berpikir sejenak, Visha akhirnya mengangguk. "Oke, ayo."
Mereka pun bertiga melangkah menuju taman belakang. Sesampainya di sana, Sadewa, yang sedang bercanda dengan teman-temannya, melihat kedatangan mereka.
"Woy, bro, kadieu (kesini)!" panggil Sadewa sambil melambaikan tangan ke arah Arsenio.
Saat Arsenio mendekat bersama Visha dan Grisella, Sadewa berbisik, "Naha maneh ngajak Visha, bro?"
"Hampura euy, (Maaf guys)" jawab Arsenio pelan. "Ini si Icel yang ngajak. Tapi lo bilangin ke Liam, ya, jangan sampai dia kebawa suasana. Gue curiga sama gerak-gerik Visha soal Liam."
Sadewa mengangguk, mengerti. Namun, percakapan rahasia mereka rupanya terdengar oleh dua gadis di dekatnya.
"Kalian ngomongin apa sih?" tanya Visha curiga, melihat mereka berdua tampak serius berbisik.
Sadewa menoleh dan dengan santai menjawab, "Kepo, ih."
Mendengar jawaban itu, Visha hanya bisa memutar bola matanya, kesal, sementara yang lain tertawa kecil.
Di tengah suasana tersebut, Visha tiba-tiba berjalan mendekati Liam, yang duduk tak jauh dari sana. "Eh, Liam, kamu akhir-akhir ini sibuk gak?" tanyanya sambil mengelus pelan tangan Liam, mencoba menciptakan keakraban.
Liam, yang merasakan sentuhan Visha, segera menarik tangannya. "Sibuk," jawabnya singkat, tanpa menoleh.
Visha merasa kesal dengan respons dingin itu. "Ih, kok jawabannya singkat banget? Kamu berubah banget, Liam."
Dari kejauhan, Ashley, yang sedang lewat, memperhatikan kejadian itu. Melihat bagaimana Visha bersikap pada Liam, Ashley merasa jijik dan segera pergi. Liam, yang sempat melihat kepergian Ashley, sebenarnya sadar, tapi ia memilih untuk mengabaikannya.
"Stop deketin gue, Visha," ujar Liam tegas, lalu berdiri dan meninggalkan kerumunan itu tanpa menunggu respons lebih lanjut.
Visha hanya bisa memandang Liam yang berjalan menjauh, sementara hatinya dipenuhi kebingungan.
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacific and Love (END)
RomanceDIBACA YA‼️ ⚠️ Cerita ini 100% fiksi, but ada beberapa bagian yang emang real terjadi. ⚠️ Cerita ini mengandung kata-kata kasar ⚠️ 15+ ⚠️ Cerita ini mengandung beberapa bagian yang dibuat seperti au dan ada juga dialognya😚🫰🏻 ⚠️ Banyak bahasa sund...