‧ ︵‿₊୨୧₊‿︵ ‧ ˚ ₊
꒰ Happy Reading ꒱
︶⊹︶︶୨୧︶︶⊹︶Setelah suasana tenang Ashley menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri sebelum akhirnya bertanya pada Liam, “Lo nemuin apa aja di handphone Grisella?”
Liam hanya mengangkat bahu. “Belum gue cek. Gue sama yang lain nungguin lo dateng kesini biar lo yang cek sendiri,” jawabnya dengan santai.
Mereka berdua lantas memanggil Ethan, Sadewa, dan Matheo yang sedang berada di luar untuk segera masuk dan mulai menggali informasi dari ponsel Grisella.
"Ethan, Sadewa, Matheo, masuk!" teriak Ashley dengan nada tegas. Ketiganya segera bergegas masuk ke ruangan.
"Ada apa, Ash?" tanya Ethan sambil mendekat.
“Kalian belum cek informasi yang ada di handphone Grisella?” tanya Ashley dengan tatapan serius.
"Belum," jawab Ethan. "Ini mau kita cek bareng-bareng."
Akhirnya, mereka berlima berkumpul di sekitar laptopnya Liam dan mulai mengecek isinya. Ketika mereka menggali lebih dalam, sebuah aplikasi AI yang belum sempat dihapus oleh Grisella muncul di layar.
"Ini aplikasi apaan, dah?" tanya Sadewa bingung.
"Coba buka, Than," ucap Matheo, memandang Ethan.
"Bentar, gue buka," jawab Ethan sambil mengotak-atik layar ponsel.
Saat Ethan membuka aplikasi tersebut, ternyata masih ada rekaman suara yang terhubung dengan Ashley. Suara itu terdengar jelas di ponsel.
"Eh, ini rekaman apa? Coba buka," kata Liam penasaran.
"Lo semua denger deh," ucap Ethan sambil memutar rekaman.
"Iya gue setuju kok kalian nikah," terdengar suara dalam rekaman itu.
"Lah, ini suara lo, Ash?" tanya Ethan dengan wajah penuh kebingungan.
"Bukan, anjing. Coba lo cek deh suara aslinya siapa," ucap Ashley yang mulai merasa janggal.
Mereka pun segera mendengar rekaman suara aslinya, dan ternyata itu adalah suara Grisella.
"Anjing! Tuh kan, Grisella pake AI buat nyalin suara gue," ujar Ashley dengan nada kesal dan heran.
Sadewa menimpali, “Coba kita kasih rekaman ini ke Arsen. Siapa tahu dia percaya.”
"Besok aja kita kasihin, dan suruh dia kesini," ucap Liam sambil berpikir.
Ashley melihat jam di ponselnya. "Ini udah malem. Gue pulang aja deh," katanya dengan nada lelah.
“Eh, lo yakin mau pulang jam segini?” tanya Ethan dengan nada khawatir. "Bus aja udah ga lewat."
Ashley menghela napas. "Berani dong, gue jalan aja. Itung-itung olahraga," balasnya ringan.
Matheo berbisik pada Liam, "Anterin gih, kasian."
Liam mengangguk. “Ash, sama gue aja pulangnya. Kan kita tetangga,” tawar Liam.
Ashley memikirkan itu sebentar, kemudian mengangguk setuju. “Iya, bener juga. Yaudah, gue pulang sama Liam dulu ya,” katanya sambil melambaikan tangan kepada yang lain.
Liam dan Ashley pun keluar dari markas, menuju parkiran di mana motor Liam terparkir. Ashley duduk di belakang Liam, dan sebelum mereka berangkat, Liam bertanya, "Mobil lo kemana?"
“Di bengkel,” jawab Ashley singkat.
“Yaudah, pegangan. Gue mau ngebut biar cepet sampe,” kata Liam sambil menghidupkan mesin motor.
Ashley mengerutkan kening. "Dih, gamau ah," balasnya menolak.
Namun, sebelum ia sempat menolak lebih jauh, Liam menarik tangannya dan langsung tancap gas. Motor melaju kencang di jalan yang mulai lengang.
Sesampainya di parkiran apartemen mereka, keduanya naik lift untuk sampai ke lantai unit masing-masing. Di dalam lift, Ashley menatap Liam curiga. "Lo ngapa pindah ke apartemen, dah?" tanyanya.
Liam tersenyum misterius. "SSL," jawabnya singkat.
"Naon SSL teh?" tanya Ashley lagi, penasaran.
"Suka-suka Liam," jawab Liam sambil tertawa kecil.
Mendengar jawaban itu, Ashley mendengus kesal. “Oh,” ucapnya singkat, dengan nada yang jelas menunjukkan kekesalannya. Liam hanya menahan tawanya, senang bisa menggodanya.
Begitu mereka sampai di lantai unit masing-masing, Ashley langsung masuk ke dalam apartemennya tanpa menengok ke arah Liam lagi.
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacific and Love (END)
RomanceDIBACA YA‼️ ⚠️ Cerita ini 100% fiksi, but ada beberapa bagian yang emang real terjadi. ⚠️ Cerita ini mengandung kata-kata kasar ⚠️ 15+ ⚠️ Cerita ini mengandung beberapa bagian yang dibuat seperti au dan ada juga dialognya😚🫰🏻 ⚠️ Banyak bahasa sund...