BAB 28: Masalah Datang Tanpa Henti

679 63 30
                                    

Setelah menghabiskan waktu selama dua hari di rumah sakit, Navy akhirnya diperbolehkan pulang oleh dokter kemarin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menghabiskan waktu selama dua hari di rumah sakit, Navy akhirnya diperbolehkan pulang oleh dokter kemarin. Tanpa menuruti saran dokter untuk lebih banyak istirahat di rumah, pagi ini Navy sudah bersiap untuk berangkat sekolah.

Meski entah mengapa semakin hari Navy semakin tidak bersemangat melakukan apa pun, setidaknya Navy masih memiliki kegiatan di sekolah. Pagi ini, Jevas memutuskan untuk mengantar Navy ke sekolah. Awalnya Navy tentu menolak karena tidak mau merepotkan Jevas dengan membuat pemuda itu mengantar Navy ke sekolah yang arahnya berlawanan dengan sekolah Jevas.

"Maaf, ya, Navy jadi ngerepotin Abang." Navy sedikit berteriak saat mencoba berbicara dengan Jevas, sedangkan motor tengah melaju.

Jevas sedikit menolehkan kepalanya ke samping agar Navy mendengar suaranya. "Santai aja, Nav, lo ga usah mikir ga enak sama gue."

Navy terkekeh, tak lagi menyahuti ucapan Jevas karena takut membuat tetangganya itu tak fokus berkendara. Namun, hal ini membuat Navy merenungkan beberapa hal.

Kemarin, saat dirinya harus dirawat di rumah sakit, Jevas senantiasa ada untuknya. Meski tidak dua puluh empat jam, Navy tetap saja merasa membebani Jevas. Akan tetapi, hal tersebut juga membuat Navy merasa jika ... dirinya masih diinginkan. Belum lagi saat hari ke dua dirinya di rumah sakit, Archer, Maxius, Atharis, dan Naka juga datang menjenguk, membuat Navy semakin merasa dirinya masih memiliki alasan lain untuk bertahan.

Meski hubungannya dan Archer tak sebaik dulu dan ada sedikit kecanggungan, Navy tetap menganggap Archer adalah teman terbaiknya selama ia hidup di dunia. 

Sepanjang jalan menuju sekolah, Navy hanya merenung sembari melihat jalanan yang cukup padat. Navy masih memikirkan banyak hal di kepalanya, mengenai papanya, Jena, Archer, dan banyak lagi. Rasanya masalah terus berdatangan, sejak dulu Navy seakan tidak diizinkan merasa tenang. 

Laju motor Jevas melambat saat melihat gerbang sekolah Navy yang sudah cukup dekat. Navy pun sudah bersiap untuk melepas helmnya saat motor Jevas berhenti tepat di depan gerbang sekolahnya. 

Navy turun dari motor, lalu mengembalikan helm milik Jevas kepada pemiliknya. "Makasih, ya, Bang. Sekali lagi maaf Navy sering ngerepotin Abang."

"Sekali lagi bilang begitu gue ga mau maafin lo lagi, Nav," ketus Jevas sembari menerima helm yang Navy ulurkan padanya. "Kalo lo ngerasa masih ga enak istirahat di UKS aja, bilang sama Archer biar dia bisa bantu lo." Jevas berkata dengan lembut agar Navy tidak merasa jika ia serius dengan kalimat yang sebelumnya ia ucapkan.

"Iya, Bang. Makasih, ya. Hati-hati di jalan!" 

Navy melambaikan tangan pada Jevas yang membawa motornya melaju meninggalkan sekolah Navy. Ia membalikkan tubuh, berjalan memasuki gerbang sekolah yang sudah cukup ramai.

Rasanya sekolah seperti asing meski Navy baru beberapa hari tidak menginjakkan kaki di gedung tersebut.

Begitu tiba di kelas, Navy sontak menjadi pusat perhatian. Entah karena apa hal itu bisa terjadi, tetapi Navy tak ambil pusing. Ia berusaha tak acuh dan terus berjalan menuju bangkunya yang masih kosong dan Archer juga belum menampakkan kehadirannya.

Hiraeth [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang