***
Justin menggenggam roda kemudinya dengan erat, hingga buku-buku jarinya berubah putih. Mata cokelat madunya yang tajam menatap keluar kaca gelap dari mobil yang sekarang dikendarainya. Dia memakai Saab milik Robert kali ini—sebuah mobil mewah yang didapatkan Robert setelah dia melakukan misi pengamanan berbahaya di Uzbekistan beberapa tahun lalu. Sejujurnya Justin lebih memilih Range Rovernya atau R8 milik Jason, namun Phil bersikeras agar dia menggunakan mobil ini. Mobil ini didesain dengan tingkat keamanan supert tinggi, dan dalam misi kali ini, dia bukan hanya membutuhkan pengamanan, tapi kedok sebagai seorang pengusaha super kaya, hal ini berhasil, karena sekarang dia tengah berada di area parkir mansion Destiny Candle yang ekslusif dan mewah.
Justin merogoh sakunya, mengeluarkan ponsel dan menghembuskan napas dengan perlahan saat dia menyadari bahwa dia hanya punya waktu tiga menit sebelum Phil memerintahkannya untuk masuk ke dalam gedung. Pria itu meraba telinga kanannya, memastikan bahwa alat pendengarnya telah terpasang dengan baik disana, lantas menatap layar ponselnya. Seraut wajah dengan mata cokelat yang besar tengah tersenyum lebar padanya dari balik layar ponsel. Senyum lebar yang tak urung membuat Justin ikut tersenyum diam-diam. Jari-jarinya mengelus permukaan layar, mengusap gambar wajah itu dengan penuh kasih sayang. Gila. Apakah ini pengaruh yang ditimbulkan Samantha padanya? Justin tidak pernah merasa seragu-ragu ini sebelumnya ketika dia akan menjalankan pekerjaan demi pekerjaan yang telah akrab dalam kehidupannya sejak dia masih berusia enam belas tahun. Apakah kegelisahan dan kegugupan ini disebabkan oleh mata Samantha yang seakan mengawasinya dan kata-kata gadis itu yang mengatakan kalau dia tidak pernah ingin melihat Justin terluka, atau karena ini adalah misi pertama yang dia jalankan tanpa keberadaan Jason di sisinya?
Ah, Jason. Memikirkan Jason membuat sesuatu yang aneh terbersit dalam hati Justin. Tidak. Ini bukan luka, karena tidak ada denyut atau rasa sakit yang tercipta disana. Ini terasa lebih seperti... bekas luka yang telah mengering. Bekas luka yang terasa gatal sebelum akhirnya sembuh. Apakah itu artinya luka dalam hati Justin akibat kematian Jason telah pulih sedikit demi sedikit? Pulih dalam waktu secepat ini? Justin ingat betul bahwa dia benar-benar berduka setelah kematian Jazzy dan ayahnya, dan yang hanya mampu meringankan rasa sakitnya adalah minuman keras atau tubuh para gadis. Namun semua itu hanya meringankan rasa sakit, bukan menyembuhkan. Beda dengan apa yang dia rasakan sekarang. Dia seperti sembuh, seperti telah melewati tahapan proses pemulihan yang lazimnya berlangsung bertahun-tahun. Justin tertawa kecil. Awalnya dia tidak tahu apa penyebabnya, namun ketika mata cokelat madunya kembali tersangkut pada seraut wajah tersenyum di layar ponselnya, dia langsung menyadari apa yang membuatnya bisa jadi lebih kuat dan terlepas dari genangan luka yang menghimpitnya setelah kematian Jason. Apa yang membuatnya menjadi lebih kuat adalah Samantha.
Ataukah dia menjadi gugup karena ini adalah misi terbesar yang pernah dijalaninya? Kali ini dia bertugas untuk menanamkan kamera penyadap—mereka biasa menyebutnya bugs—di sebuah mansion milik selebriti Hollywood terkenal, Destiny Candle atas perintah salah satu musuh dan saingan besar Destiny, LeAnn Holmes. Persaingan antara Destiny dan Ann telah berlangsung lama sejak mereka berebut peran dalam sebuah film yang kelak akan dimenangkan oleh Destiny. Film tersebut dibuat di Miami, berhasil menjadi film Box Office yang menyedot banyak penonton. Film tersebut berhasil membuat karier Destiny berubah cemerlang, berbeda dengan LeAnn yang tetap diam dalam redup bayang-bayang—bahkan kepopulerannya kalah jauh dengan para bintang Broadway. Hal itulah yang membuat LeAnn merasa kesal, dan dia berencana menanamkan bugs di mansion Destiny setelah mendengar kabar percintaan panas antara Destiny dengan sutradara film terbarunya. Jika LeAnn berhasil mendapatkan rekaman tersebut, bisa dipastikan dia akan dapat menghancurkan karier Destiny dan membalaskan dendamnya. Hanya permasalahan selebriti biasa, namun LeAnn menawarkan jumlah yang besar buat kelompok mereka jika berhasil melakukannya, dan bayaran itu yang akan Phil gunakan untuk melancarkan rencana mereka mengusir Peter Marshall dan kelompoknya dari Seattle.