Pilihan Jalan Seorang Istri 7

2.1K 9 0
                                    

Akan tetapi, lagi-lagi Mahendra tidak menggubrisku. Malah, kini ia menyusupkan kepalanya di selangkanganku, lalu melumat habis miss.vku dengan bibir dan lidahnya. Aku bergetar hebat mendapatkan rangsangan ini. Tidak kuat lagi menahan kenikmatan itu, tanpa sadar tanganku menjambak rambut Mahendra yang masih terengah-engah di selangkanganku. Kini, aku telah benar-benar tenggelam dalam birahi. Secara refleks, aku juga mendorong kepala Mahendra masuk lebih jauh ke selangkanganku. Ia tidak ada henti-hentinya melumat lubang miss.vku.

Ketika kenikmatan birahi benar-benar menguasaiku, tiba-tiba Mahendra melepaskanku dan berlutut di tepi tempat tidur. Ia mengocok-ngocok batang mr.pnya yang berukuran luar biasa tersebut.

"Udah hampir setengah jam, dari tadi aku terus yang aktif. Capek nih. Sekarang ganti Ci Lisnawati dong yang aktif..! " Kata Mahendra dengan manja.

"Aku nggak bisa, Ndra. Lagian aku masih takut..! " Jawabku dengan malu-malu.

"Oke. Kalo gitu, pegang aja iniku ya. Please, kumohon sayang.." Ujarnya sambil menyodorkan batang mr.p besar itu ke hadapanku.

Aku pun mulai bangun dari tempat tidurku. Kini, Mahendra gantian membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Aku pun memasang posisi merangkak di hadapannya untuk memegang batang kejantanan milik Mahendra itu. Batang kejantanan milik Mahendra tegak dan kokoh mengacung keatas. Dengan malu-malu, kupegang batang yang besar dan berotot itu. Lagi-lagi, dadaku berdebar-debar dan darahku berdesir ketika tanganku mulai memegang mr.p Mahendra. Sejenak, aku sempat membayangkan bagaimana nikmatnya jika mr.p yang besar dan keras itu dimasukkan ke lubang miss.v perempuan. Apalagi, jika perempuan itu aku.

"Gimana ci? Besar ga?" Goda Mahendra sambil tersenyum penuh arti.

Aku tidak menjawab walau dalam hati aku mengakui bahwa mr.p Mahendra itu sangat besar dan menggemaskan. Ingin sekali rasanya aku mengocok-ngocoknya.

"Diapain nih, Ndra..? Beneran aku bingung..." Kataku berbohong sambil memegang mr.p Mahendra.

"Oke, biar gampang, dikocok aja, sayang. Bisa kan..?" Jawab Mahendra dengan lembut.

Dengan dada berdegup kencang, aku mulai perlahan-lahan mengocok mr.p besar milik Mahendra. Ada sensasi tersendiri ketika aku mulai mengocok batang mr.p Mahendra yang sangat besar tersebut. Gila, tanganku hampir tidak cukup memegangnya. Aku berharap dengan kukocok mr.pnya, sperma Mahendra cepat muncrat sehingga ia tidak berbuat lebih jauh kepada diriku.

Mahendra, yang kini telentang disampingku, memejamkan matanya ketika tanganku mulai dengan cepat naik turun mengocok batang zakarnya. Nafasnya mendengus-dengus, tanda kalau nafsunya sudah semakin meningkat. Aku sendiri juga terangsang melihat tubuh tinggi besar dihadapanku seperti tidak berdaya dikuasai rasa nikmat.

Tiba-tiba, Mahendra memutar tubuhnya, sehingga kepalanya kini tepat berada di selangkanganku. Sebaliknya, kepalaku juga tepat menghadap selangkangannya. Mahendra kembali melumat lubang kemaluanku. Lidahnya menjilat-jilat tanpa henti di rongga miss.vku, sementara aku masih terus mengocok batang mr.p Mahendra. Kini kami berdua berkelejotan, sementara napas kami juga saling memburu.

Setelah itu, Mahendra melepaskan mulutnya dari selangkanganku. Ia juga beranjak bangun dari posisi telentangnya. Tangannya melepaskan tanganku dari kocokan batang mr.pnya, kemudian ia membaringkan tubuhku telentang di tempat tidur. Dengan cepat, ia langsung menindih tubuhku. Dari kaca lemari yang terletak di sebelah samping tempat tidur, aku bisa melihat tubuh rampingku seperti tenggelam di kasur busa ketika tubuh Mahendra yang tinggi besar mulai menindihku. Dadaku deg-degan melihat adegan kami melalui kaca lemari itu. Gila, kini aku yang telanjang digumuli oleh lelaki yang juga telanjang, dan laki-laki itu bukan suamiku.

Mahendra kembali melumat bibirku. Kali ini, ciumannya teramat lembut. Sementara tangan kekarnya masih erat memelukku, seperti tidak akan dilepas lagi. Jujur, aku betul-betul merasa begitu dilindungi dan disayang karena dipeluk erat dan dicium lembut seperti ini. Entah apakah rasa sayang atau birahi yang mendorongku, aku pun juga membalas ciuman Mahendra dengan lembut. Lidahku kujulurkan untuk menggelitik rongga mulut Mahendra. Mahendra terpejam merasakan seranganku. Bibir kami terus berpagutan saling memompa birahi masing-masing selama bermenit-menit. Peluh kami mulai mengucur dengan deras dan berbaur di tubuhku dan tubuh Mahendra.

Dalam posisi itu, tiba-tiba kurasakan ada benda kenyal mengganjal di atas perutku. Ohhh... aku semakin terangsang luar biasa ketika kusadari benda yang mengganjal itu adalah batang kemaluan Mahendra. Tiba-tiba kurasakan batang mr.p itu mengganjal tepat di bibir lubang kemaluanku. Rupanya Mahendra nekat berusaha memasukkan batang mr.pnya ke miss.vku. Tentu saja aku tersentak.

"Ndra.. jangan dimasukkin..! " Kataku sambil tersengal-sengal menahan nikmat.

Aku tidak tahu apakah permintaanku itu tulus atau tidak sebab di sisi hatiku yang lain sejujurnya aku juga ingin merasakan betapa nikmatnya ketika batang kemaluan yang besar itu masuk ke lubang miss.vku.

"Oke.. kalau gaa boleh dimasukin, aku gesek-gesekin di bibirnya aja ya sayang..? " Jawab Mahendra juga dengan napas yang terengah-engah.

"Iyaah... Gesek-gesekin aja yaa... Jangan dimasukin..." Jawabku.

Kemudian Mahendra kembali memasang ujung mr.pnya tepat dicelah miss.vku. Sungguh, aku deg-degan luar biasa ketika merasakan kepala batang mr.p itu menyentuh bibir miss.vku. Namun, karena batang mr.p Mahendra memang berukuran super besar, Mahendra sangat sulit memasukkannya ke dalam celah bibir miss.vku. Padahal, jika aku bersetubuh dengan suamiku, mr.p suamiku masih terlalu kekecilan untuk ukuran lubang senggamaku.

Setelah sedikit dipaksa, akhirnya ujung batang kemaluan Mahendra berhasil menerobos bibir miss.vku. Ya ampun, aku menggeliat hebat ketika ujung mr.p yang besar itu mulai menerobos masuk. Seperti janji Mahendra, mr.pnya yang berukuran jumbo itu hanya digesek-gesekan di bibir miss.vku saja. Memang mulanya terasa sedikit perih, tetapi selanjutnya rasa nikmatnya sungguh tiada tiara. Meskipun hanya begitu, kenikmatan yang kurasakan betul-betul membuatku hampir teriak histeris. Mahendra terus mamaju-mundurkan batang mr.pnya sebatas di bibir miss.vku. keringat kami berdua semakin deras mengalir, sementara mulut kami masih terus berpagutan.

"Ayoohh.. ngoommoong saayang... giimaanna raasaanyaa..? " Kata Mahendra tersengal-sengal.

"Oohh.. teeruuss.. Ndraa.. teeruss..! Desahku sama-sama tersengal.

Entah bagaimana awal mulanya, tiba-tiba kurasakan batang kemaluan yang besar itu telah menerobos masuk sepenuhnya ke dalam miss.vku. Bless... perlahan tapi pasti, batang kemaluan yang besar itu melesak kedalam lubang kemaluanku. miss.vku terasa penuh sesak oleh batang mr.p Mahendra yang sangat-sangat besar itu.

"Lohh..? Ndraa..! Dimaassuukiin seemmua yah..?" Tanyaku.

"Taanguung, saayang. Aku nggak tahhan..! " Ujarnya dengan terus memompa miss.vku secara perlahan.

21+ Pilihan Jalan Seorang Istri (Cuck Warning)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang