"Em ... Saat ini kondisi Cassmire baik baik saja. Ia memiliki kondisi tubuh yang memang lemah, diperkirakan ia telah muntah darah sudah lebih dari sekali, bisa dibilang itu adalah hal yang normal baginya." Ucap seorang wanita berjubah putih selayaknya seorang dokter. Ia berdiri dari duduknya. Ia menaruh kacamata di saku jubahnya.
"Lebih baik jika ia ditemani, siapa tahu ia akan muntah darah lagi. Pekerjaan saya sudah selesai, saya izin pamit." Ucapnya lalu pergi dari ruangan tersebut. Sekarang Cassmire sedang tertidur pulas di ranjangnya, dengan masih menggenggam erat tangan Bastian.
"Kalau begitu apakah aku harus menemani si putri tidur ini untuk semalam?" Ucap Bastian menunjuk dirinya sendiri dengan senyuman.
"Ah itu tak perlu Yang Mulia, agar saya saja yang menemani Tuan Muda."
"Baiklah." Saat Bastian ingin melepaskan tangannya dari genggaman Cassmire, ia malah menggenggam lebih erat tangan Bastian.
"Jangan ... Jangan pergi lagi." Gumam Cassmire. Bastian dan Jerome yang mendengar itu kaget tak kepalang. Astaga, padahal ia baru bertemu dengan nya hari ini.
"Baiklah jika itu yang kau mau." Bastian kembali duduk, menyamankan dirinya di kursi itu. Jerome mengerutkan keningnya, apakah Bastian salah makan? Bagaimana mungkin orang di depannya ini benar benar Bastian yang ia kenal? Bagaimana bisa ia menurut begitu saja?
"Maaf Yang Mulia jika saya lancang, tapi mengapa anda mengiyakan permintaan Tuan Muda?" Bastian yang mendengar itu tertawa kecil dengan senyum liciknya. Ia bersandar pada kursi.
"Walaupun dia adalah bangsawan dia tetaplah warga yang harus ku lindungi, kalau sudah selesai pergilah, aku lelah." Jerome menundukkan badannya lalu pergi. Meninggalkan Bastian dengan Cassmire.
Ia menelan ludah. Ia merasa bingung, bagaimana cara untuk menenangkan Archie. Saat Cassmire sedang pingsan dan banyak hal yang terjadi, Jerome menyuruh Archie untuk tak mengganggu istirahat Cassmire. Archie yang memang orangnya penurut langsung mengiyakan dengan hati yang sedih.
Saat kejadian di kantin, Cassmire pingsan selama 6 jam dan sekarang ia bahkan pingsan lagi sampai 9 jam. Astaga, tubuh nya itu benar benar lemah, seakan jika ia tertiup angin, ia bisa saja mati.
"Jika begini terus, bagaimana caraku untuk melindungi nya?" Jerome berhenti di sebuah kaca besar yang memperlihatkan seorang laki laki berparas tampan rupawan dengan rambut kemerahan yang acak acakan dengan badan basah akibat keringat.
Ia menggunakan celana hitam dengan baju putih berenda. Ia merapalkan semacam mantra dan menargetkan nya di sebuah kayu besar. Keluar banyak kristal berawana warni keluar dari jari nya. Ia dengan anggun berputar dan menembak ke arah kayu tebal itu.
Kristal itu dengan cepat mengikuti alunan mana dari laki laki itu dan menghancurkan kayu tersebut, membuat kayu itu berlubang dengan sedikit tersisa kristal kristal kecil di dalamnya. Laki laki itu menyeka keringat di wajahnya dengan tangan nya. Tanpa sengaja manik merah dan hitam itu bertemu.
Angin menghembuskan rambut laki laki bernama Dysis Xrebrt yang membuatnya terlihat makin indah dengan kristal yang masih tersisa akibat latihan yang ia lakukan tadi. Jerome membuang muka lalu kembali berjalan ke depan, tanpa menyadari ada seseorang yang merasa kesal dengan tindakannya tersebut.
Sinar cerah menerangi ruang yang tadinya gelap itu. Kesunyian telah berganti dengan cepat menjadi suasana cerah dengan burung yang mulai mengepakkan sayapnya pergi entah kemana. Terlihat seorang laki laki kecil yang tertidur pulas yang mulai terbangun dari tidur nyenyak nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
How To Use A Protagonist
Fantasy"Sial, tubuh ini benar benar lemah ..." Setelah kematian nya, pria berumur 38 tahun masuk ke tubuh anak berusia 15 tahun yang bernama Cassmire Mostrow. Cassmire adalah salah satu karakter pendukung dari novel 'Make Me King' yang namanya disebut hany...