11.Kenapa Ada Dia?

2.6K 322 15
                                    

Cassmire membuang seluruh pertanyaan buruk itu.

"Jika tidak ada yang memberikanku jawaban dari semua ini, maka akulah yang akan menjawabnya sendiri." Cassmire berlari sekencang yang ia bisa. Mengejar ular yang terlihat sangat terburu buru akan sesuatu.

Cassmire berlarian di sepanjang lorong yang sempit. Tidak ada satupun murid di sana. Itu membuat Cassmire sedikit kebingungan. Saat berada di belokkan, ia menundukkan tubuhnya untuk menangkap ular tersebut. Anehnya ular itu menghilang dan digantikan oleh asap yang berbau amis.

Entah perbuatan apa yang dilakukannya, ia terpeleset karena tubuhnya yang terlalu condong kebawah. Membuatnya tersungkur kelantai dan merintih kesakitan.

Cassmire memegang punggung nya. Kenyataan bahwa tubuh Cassmire yang sangat amat lemah, membuatnya entah mengapa juga memiliki imun yang juga lemah. Untungnya Cassmire cerdas, jika tidak mungkin ia bisa saja menjadi karakter paling tidak berguna sejagat novel.

Cassmire pelan pelan bangkit. Secara tidak sengaja ia mendengar suara laki laki yang tertawa kecil di belakangnya. Dengan cepat Cassmire berdiri dan berbalik. Terlihat Bastian dengan pakaian serba hitam, walaupun begitu dengan rambut cerah nya itu tak terlalu membuatnya seram, walaupun memang ia adalah antagonis di cerita.

Dengan logo gagak di dadanya, dan korset yang membuat perutnya terlihat kecil. Rambutnya basah akibat keringat, walaupun begitu Cassmire sama sekali tak mencium bau tak sedap dari laki laki di depannya ini.

Cassmire menutup mulutnya dengan lengannya akibat bau yang ditinggalkan oleh ular itu yang masih menyengat di hidungnya.

"Hei itu tidak sopan tahu," ucap Bastian dengan senyuman biasa. Tidak aneh ia tetap tersenyum walaupun ada orang yang membuatnya tersinggung, yah dia kan Bastian.

"Bukan bau mu, tapi bau ular itu." Jawab Cassmire mencoba untuk mengklarifikasi. Ia menatap ke sekelilingnya. Tak ada tanda tanda keberadaan ular tersebut.

"Aneh, padahal jika memang ia memiliki kekuatan untuk berpindah ke suatu tempat dengan cepat, mengapa ia taj melakukannya sedari awal?" Tanya Cassmire pada dirinya sendiri.

[Bau Apa Ini? Sial, Kau Kentut Ya?"

"Aku sedang tidak butuh candaan mu, berhenti bicara."

[Ih Tapi Beneran, Bau Banget Elah.]

"Diem atau aku kentut beneran."

[...]

"Bagus."

"Ular apa yang kau cari, sampai sampai kau kesini." Tanya Bastian membuyarkan atensi Cassmire pada ular aneh itu. Ia menyenderkan punggungnya di tembok dan melipat kedua tangannya.

"Ehm begitulah ..." Cassmire menatap ke sembarang arah. Ia tahu jika Bastian tak mudah untuk dikelabui, tapi setidaknya ia sudah mencoba.

"Baiklah jika kau memang tak mau memberitahu ku, tapi setidaknya kau harus pergi dari sini." Perkataan itu membuat Cassmire entah mengapa merasa kesal.

"Tunggu, dia mengusirku?"

Cassmire tanpa sadar mengangkat satu alisnya. Ia tersenyum penuh tekanan pada Bastian.

"Hei apa kau-" kata kata Cassmire terhenti ketika suara tamparan terdengar nyaring di telinganya. Ada beberapa orang yang entah dari mana datang untuk melihat dari mana sumber suara itu berasal.

Cassmire menatap ke sebaliknya. Banyak orang yang sedang mengerumuni dua orang yang terlihat sedang beradu mulut. Terlihat orang berambut pendek yang menggenggam tangan, terlihat ia sedang menahan amarahnya yang meluap luap. Sedangkan lawan bicaranya terlihat habis terjatuh akibat tamparan darinya.

"Hei ada apa?"

"Dysis dan Marchel lagi? Astaga, kapan mereka bisa berhenti membuat ribut?"

"Panggil profesor atau siapapun, ada yang sedang berkelahi!"

Cassmire mengerutkan keningnya. "Apa yang terjadi di sana?"

"Apa kau buta? Ada yang sedang berkelahi." Jawaban Bastian membuat wajah Cassmire mengerut. Ia berusaha agar tak memukul wajah sialan Bastian.

"Bukan itu, maksudku siapa mereka? Kudengar dari omongan orang orang disini, mereka sering berkelahi."

Tangan kiri Bastian berada di pinggangnya. Sedangkan telunjuk dari tangan kanan Bastian menunjuk ke arah gadis yang duduk di lantai dengan tangan yang berada di pipinya yang merah akibat bekas tamparan.

"Dia Marchel Gallen, anak dari Duke Gallen dari kerajaan Solarnelle, dan
ia adalah kelompok Guardian," Bastian beralih menunjuk ke arah orang yang berada di depan Marchel.

"Sedangkan dia adalah Dysis Xrebrt, anak angkat dari kepala sekolah, dan ia adalah assassin sekaligus mage." Cassmire yang mendengar penjelasan Bastian memiringkan kepalanya.

"Tunggu ... Dysis apa tadi?"

"Dysis Xrebrt." Jawab Bastian. Cassmire melebarkan matanya seakan kaget akan apa yang ia dengar dan lihat sekarang.

"DYSIS?! Hei system dia Dysis yang dijuluki ... Girl from hell, dan di panggil bude Husna sama banyak pembaca itu?" System diam sejenak lalu menanggapi pertanyaan Cassmire selang beberapa detik.

[Ya Dia Dysis Dan .... Berhenti Memanggilnya Bude Husna Ok, Aku Muak.]

"Aku hanya memastikan saja, ngomong ngomong Dysis kan seumuran dengan Jerome. Mereka berumur sekitar ... 17 tahun mungkin, di saat itu kan seharusnya di cerita asli Dysis masih berada di desa para Lunnete kan? Hutan itu dibabat habis ketika di awal chapter, sedangkan sekarang saja belum memasuki Prolog." Cassmire mengacak acak rambutnya.

"Plot tersembunyi macam apa ini? System ... System ... ANAK INI SAAT SEDANG DIBUTUHKAN KENAPA NGILANG KEK SETAN DAH." Cassmire mengacak acak rambutnya seraya berdecih.

"Ada apa?" Tanya Bastian yang melihat kalakuan aneh Cassmire yang tiba tiba memasang wajah kesal. Cassmire menatap wajah Bastian.

"Kenapa kau tetap di sini, kau tidak mau memisahkan mereka ... Hei kau ini anggota Savinks bukan sih?" Tanya Cassmire menaikkan suaranya. Bastian memeluk dirinya sendiri dan menggeliat.

"Parah sekali, padahal ini bukan jadwal jaga ku tapi kau tetap menyuruhku bekerja? Astaga betapa teganya dirimu~" ucap Bastian mengusap air mata yang ia buat buat. Cassmire menatap wajah Bastian dengan tatapan sinis sekaligus jijik.

Tanpa pikir panjang Cassmire mendorong punggung besar Bastian menuju tempat terjadinya pertengkaran.

"Jadilah anggota Savinks dan putra mahkota yang baik Bastian Whisperwood." Ucap Cassmire seraya tersenyum paksa. Ia mencoba menutupi rasa marahnya walaupun tak bisa ia sembunyikan hanya dengan senyuman.

"Baiklah baik putri tidur, aku akan melakukan tugasku." Bastian menegakkan tubuhnya lalu berjalan menuju sumber keributan itu.

Cassmire menghela nafas panjang seraya mengusap keningnya yang berkeringat akibat pa

"Astaga dia benar benar." Cassmire berbalik dan mendapati seseorang yang ia kenal berada di depannya.

"Kenapa kau ada di sini?"

Tbc ...

Hy hyyy, sorry gw lama up soalnya sibuk push rank bjirr😹👆
Ketemu penghuni asli bikin stress cokkk. Btw Happy New Year 💅🎉

Oh ya pas itu kan gw juga lagi revisi ni chapter, terus ga sengaja ke up, sorry bet ya sumpah 👁️👄👁️

Bonus informasi ~
Edisi Tinggi Badan Karakter Laki Laki

Cassmire Mostrow : 167
Jerome Fidren : 178
Bastian Whisperwood : 185
Archie Whisperwood : 176
Wilhelm Mostrow : 192

How To Use A Protagonist Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang