11:30 KST.
Yoongi memasuki kamar hyuna tanpa mengetuk. Matanya menyisiri ruangan yang kosong. Hyuna tidak ada, lalu ia menyadari ada suara didalam toilet. Muncullah hyuna dari pintu toilet yang yoongi amati.
Hyuna tidak terkejut, ia menyadari siluet seseorang sudah berdiri didepan pintu. Hyuna cuma meliriknya sekilas lalu melangkah abai ke meja riasnya. Seakan orang itu tak menarik minatnya lagi.
"Kenapa kau tidak menyentuh sarapanmu?" yoongi bicara.
"Aku tidak lapar" sambung hyuna seadanya.
"Sudahi merajukmu, kamu bukan anak kecil lagi Park Hyuna. Jangan menyiksa dirimu sendiri" Mata hyuna menajam setajam pedang padahal yang ia lihat adalah bayangannya sendiri didepan cermin. Sungguh, ia tidak mau menanggapi bajingan ini.
"Hargai koki yang memasak dan maid yang mengantar makananmu. Aku sudah tidak memaksamu untuk datang ke meja makan kan? jadi makan apa yang sudah diantar" Hyuna mendecik.
"Sejak kapan kamu menghargai manusia memangnya yang manusia disini itu cuma koki dan pelayanmu? aku saja kamu injak-injak kok" Sembari hyuna membersihkan wajahnya dengan kapas. Yoongi menghela nafas panjang. Ia melirik arloji di pergelangan tangan kanannya. Sudah tengah hari, Ia harus pergi karna ada pekerjaan.
"Jangan seperti baru mengenalku kemarin hyuna. kau sudah tau perangaiku dan disini juga kamu yang bersalah kan." kiat detik itu juga hyuna melototi yoongi yang ada didalam cerminnya. Ia menjadi tersulut-
"Memangnya berapa lama aku mengenalmu? setahun pun tidak ada! kamu pikir beberapa bulan itu cukup untuk menganalisa sifat bajinganmu? God sake! please keluar yoongi! aku tidak ingin melayangkan benda-benda didepanku ini kewajahmu" sinisnya yang meremas cushion ditangannya.
"Baiklah, namun ada sesuatu yang harus kamu tau. Aku akan sangat berisik dihari-hari kedepan" Yoongi keluar tanpa memberi tahu maksud berisik. Yah bodo amat! berisiklah sesuka hatimu asal jangan menemuiku!
🕊️🕊️🕊️
Besoknya...
.
.
.
"Kenapa ribut sekali dikamar yoongi?" Hyuna menutup buku dan beranjak dari kasur untuk menguping. Sepertinya ada suara beberapa pria dengan alat mesin...ada apa sih? dia mau renovasi?❔❕
Tiba-tiba saja roda tajam berputar tepat berada 5 inci saja dari wajahnya. Hyuna mematung kaku, hampir saja benda yang menyerupai gergaji itu mengenai wajahnya yang masih menempel ditembok. Apalagi yang yoongi rencanakan?!
"Hei?! apa yang kalian lakukan?!" Pekik hyuna yang yakin orang-orang disebrang pasti mendengarnya. Namun teriakannya tidak digubris. Ia memukul dinding itu untuk membalas kagetnya tadi dan berbalik.
Tak peduli lah, hyuna kembali ke kasur dan mengabaikan mereka semua. Dinding kamarnya mulai terkikis mengikuti garis cermin meja riasnya. Ntah apa yang mau dibuat yoongi. Dia membuka bukunya lagi, dan tidak lama tertidur lelap walau bisingnya suasana disana.
.
.
.
.21:12 KST.
"Hmm...kok? aku mimpi?" Hyuna mengerjap matanya yang masih terasa berat. Ia mendelik, dinding dikamarnya sudah seperti semula. Hyuna melihat jam. Sudah malam ternyata, novel fantasi memang bagus sekali untuk pengantar tidur. Tapi itu tidak penting sekarang.
"Aku ingat kok mereka memotong dindingnya. Ini aku yang tidur kelamaan atau mereka yang kerja rodi?" Beranjak ia ingin memeriksa apa yang terjadi. Cerminnya masih ada, semuanya tampak normal.
"What the?!" Dia mengatup mulutnya yang menganga.
Terpampang nyata kamar redup yoongi dibalik cerminnya. Ini jendela atau cermin? hyuna melangkah terburu mendekati kaca itu, memeriksanya hati-hati.
"Ini cermin kok! tapi kenapa? apa ini cermin dua arah?!" Hyuna mencoba menyongkel sudut cerminnya. Dan benar nyata, masih jelas sekali bekas ukiran bor tadi. Tapi ini masih tidak sampai ke otaknya, bagaimana mereka melakukan ini?
Hyuna mundur, dan terduduk ditepi kasur untuk mencerna cermin meja riasnya. Dan tiba tiba saja bayangan yoongi muncul disana, disusul dengan wanita. Wanita yang ia kenal. Mereka langsung bercumbu mesra begitu pintu disana tertutup. Wanita itu tak melepaskan lidahnya sembari menuntun yoongi untuk duduk. Disofa tunggal yang sangat hyuna kenali. Dan sekarang hyuna sadar, itu bukan bayangan.
"Oppa..."
Cumbuan panas yoongi membuat jihyo tak berhenti mendesah demi desah. Tangannya mengalung mesra dileher putih yoongi. Ia benar, hyuna ingat sekarang. Dia ex-nya yoongi. Kenapa aku tidak bisa mengalihkan mataku...jangan lihat mereka hyuna. Batinnya sedih, matanya terasa hangat.
"ngghh~ sentuh bagian lain oppa.."
Pasangan disana tidak berhenti berciuman. Seakan kalau bibir mereka terpisah dunia akan berakhir. Yoongi juga, bisa-bisanya dia menyingkap dress kurang bahan wanita itu. Walau penerang disana tipis, hyuna bisa lihat jelas kalau tangan yoongi berada ditengah-tengah selangkangan wanita itu.
"Kau licin sekali dibawah sini"
"Ulah oppa kan? eunghhh--"
"Bagaimana dengan 4 jari?"
"Oh please sir~"
Hyuna menangis. Pantas saja matanya panas sekali.
"Tolong siapapun bilang aku masih mimpi."
Mata mereka bertemu. Yoongi segera berpaling, kenapa rasanya itu sengaja ya? mereka memang hanya saling melihat sekilas, tapi ntah kenapa seperti yoongi sengaja mempertontonkan itu semua padanya.
"Jadi ini yang kamu maksud berisik yoongi?"
Hyuna mengelap pipinya dan pergi menjauh darisana.🕊️🕊️🕊️
Bersyambung.
Kalau mau ttep dilanjut komen ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[21+]-MY ANGEL LIKE A PSYCHO-
OverigHyuna tidak menyangka hidupnya akan berubah 180° derajat hanya karna satu kalimat 'iseng'nya. Padahal niatnya saat itu hanyalah sebuah balasan kecil atas sikap kasar Min yoongi padanya. tak menyangka akan menjadi boomerang jahat untuk dirinya sendir...