--FADLY POV--
Aku bersimpuh di depan sebuah makam tua. Kubersihkan daun-daun kering yang mengotorinya. Begitu juga dengan rumput liarnya. Setelah semuanya bersih kusiram makam itu dengan sebotol air dan tak lupa menaburi bunga-bunga diatasnya. Kupegang dan kuelus batu nisannya. WIYOKO, sebuah nama yang tertera dibatu nisan tersebut. Ya, makam ini adalah makam ayahku yang meninggal 8 tahun yang lalu.
FLASHBACK
Kuterbangun mendengar suara berisik dari ruang depan. Kumelangkah perlahan melihat apa yang terjadi sambil tanganku masih mengucek-ucek mataku. Perlahan kubuka pintu kamarku dan ku longokkan kepalaku keluar. Disana ada mama, papa dan juga om Handoko. Kulihat mamaku menangis sambil memegang kedua pundak papa. Papa juga, ekspresi mukanya menunjukkan kalau dia sedang emosi. Sedangkan om Handoko dia malah tersenyum lebar. Sebenarnya apa yang terjadi. Kucoba mempertajam pendengaranku untuk mengetahui apa yang mereka bicarakan
"Tega sekali mas Handoko melakukan semua itu, kita kan sahabatan sudah lama.." kata ayahku dengan suara meninggi
"Hahaha, Wiyoko...Wiyoko, dari dulu memang kamu nggak pernah berubah, malah aku rasa tambah bodoh..." kata om Handoko tertawa.
"Tutup mulutmu...!! Memang bajingan kamu itu Handoko!!" kata ayahku geram dan semakin emosi, sementara mamaku hanya menangis dan mencoba menenangkan papa
"Keluar dari rumahku sekarang!!" tambah papa
"Hahaha, asal kamu tau saja, sekarang rumah ini, mobil kamu dan semua aset perusahaan itu sudah bukan milikmu lagi karena semua sahammu sudah berpindah atas namaku., jadi sekarang kamu itu sudah melarat., hahaha.." kata om Handoko
"Memang ka...." kata papaku belum selesai tapi dia malah jatuh terjerambab sambil tangannya meremasi bagian dadanya.
"Pa... Papa..." kata mamaku panik melihat papa yang tiba-tiba jatuh
"Tolong mas Handoko, bantu kami, jangan lakukan semua itu!!" pinta mamaku memelas tapi apa yang dia dapat, om Handoko malah melenggang pergi sambil tertawa sumringah.
Aku yang menyaksikan itu sendiri dengan kedua mataku langsung kesal, marah, penuh kebencian kepada om Handoko yang telah membuat papa dan mama menangis. Dua hari setelah kejadian itu, papaku meninggal dirumah sakit akibat serangan jantung yang di deritanya. Sesaat setelah kejadian itu papa langsung dibawa kerumah sakit. Dan setelah menjalani rawat inap selama dua hari, papa menghembuskan nafas terakhirnya. Hal itu membuatku sangat terpukul dan sedih, begitu juga dengan mama. Dan saat pemakaman papalah aku berjanji padanya akan membalaskan rasa sakit hatinya pada om Handoko dan keluarganya.
END FLASHBACK
Sulut kebencian di dalam hatiku ini merambah semakin naik terpancar dalam kedua mataku dan berkobar-kobar dikepalaku jika mengingat semua kejadian itu. Mata ini mendelik tajam penuh amarah. Kugenggam erat batu nisan papaku dengan tangan kiriku, sedangkan tangan kananku meremas kuat rumput yang selalu menyelimuti tidur papaku
"Papa, tenanglah kamu disana, aku akan selalu membalaskan rasa sakit papa, akan aku buat anak bajingan itu menderita." bisikku kemudian kukecup batu nisan papaku.
Lantas aku ambil hpku dari saku celanaku. Kubuka kembali foto-foto yang ada di galery hpku. Kucari nomor telepon temanku satu persatu kemudian kutekan tombol SEND....
Seringai tajam terukir dari kedua sudut bibirku
***
--RAMA POV--
Aku berjalan melangkah memasuki gerbang sekolah. Semua anak menatapku dengan tatapan aneh. Setiap aku melangkah, maka ekor mata mereka selalu memperhatikanku. Bahkan kulihat ada yang tersenyum sinis kearahku. Ada apa ini? Apa ada yang aneh dalam diriku?. Kulihat seorang murid perempuan menghampiriku, ya dia riyanti. Langkahnya tergesa-gesa seperti sedang memburu sesuatu. Setelah dia sampai di dekatku langsung dia memegang tanganku dan menyeretku. Aku terkaget dengan sikapnya yang tiba-tiba menyeretku

KAMU SEDANG MEMBACA
GAME
Novela JuvenilMemiliki paras yang cantik, mata yang bulat indah, bibir ranum merah bagai buah cherry, serta tubuh yang putih mulus adalah impian semua wanita di dunia ini. Tapi tidak untuk aku, aku yang terlahir sebagai seorang laki-laki yang dikaruniai semua hal...