- Bandung, bagian 2.

21 9 0
                                    

"Hah, kenapa Kar?" tanya Arshea.

"Hah? Oh, nggak. Nggak apa apa," jawab nya.

"Sial, kenapa harus ada dia?" tanya Laskara dalam hati nya. Kini perasaan nya gelisah, tak tenang.

~

"Makasih ya sengkuu," ucap Arshea pada kakak kelas nya itu.

"Sama samaa," jawab kakak kelas itu.

"Ayo Kar, kita cari lagi," ajak Arshea. Laskara tersentak. Lamunan nya seketika buyar.

"E-eh? Iya iya, ayo," jawab nya.

Kaki mereka pun kini berjalan beriringan menyusuri area ruang kelas XI. Mereka berniat untuk pergi ke area ruang kelas XII untuk menyelesaikan kertas misi mereka yang sudah terisi 19 tanda tangan. Mereka masih harus mencari 6 tanda tangan lagi untuk menyelesaikan nya.

Saat sedang asik berjalan sambil mengobrol, Laskara tak sengaja tersandung sesuatu.

"Aduh!" ucap Laskara tersungkur ke lantai. Kemudian gadis itu di bantu berdiri kembali oleh Arshea.

"Maaf kak, maksud lu apa ya?" tanya Arshea sedikit menahan emosi.

"Ya, gak apa apa sih. Iseng doang," jawab nya dengan santai.

"Udah Ar, biarin aja," timpal Laskara.

"Gak bisa gitu dong Kar!" balas Arshea tak terima.

"Arshea, udah." Laskara menatap Arshea dengan tatapan tegas. Mau tidak mau, Arshea menuruti teman nya itu.

Saat mereka akan berjalan, lelaki itu mendekatkan wajah nya ke telinga Laskara.

"Nice to meet you again, darling," bisik nya.

"Bacot!" sentak Laskara.

"Woah, santai dong sayang," goda nya.

"Najis, musnah lu Elryanjing!" maki nya. Gadis itu buru buru melangkahkan kakinya meninggalkan lelaki itu. SIAL, GUE LUPA DIA SEKOLAH DISINI JUGA ANJINGGG, batin nya mencaci maki Elryan.

"Kar, lu kenal?" tanya Arshea.

"Nggak," jawab nya.

"Halah pret! Boong dosa loh," decak Arshea.

"Ck, Mantan," jawab nya singkat.

"HAH?! SUMPAH?!" tanya Arshea memastikan.

"Ya." lagi lagi, gadis itu menjawab dengan singkat.

"ANJIR, GILA," ucap Arshea tak percaya.

"Udah, sut. Gak usah dibahas," ucap nya dengan nada ketus. Laskara memang sangat tidak ingin membahas masalalu nya lagi. Menurutnya, hal itu tak pantas untuk dibahas lagi. Karena hidup itu maju ke depan, bukan mundur ke belakang.

"Oke oke, siap."

~~~

"KAK NAKALA!"

Nakala tersentak mendengarnya. Dirinya lalu menoleh ke sumber suara itu.

"Hai kak!" sapa nya. Ternyata itu Laskara dan Arshea.

Bandung Yang Menjadi SaksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang