Laskara sudah sampai di rumah nya dengan selamat. Gadis itu kemudian langsung membersihkan diri setelah seharian berkegiatan di sekolah.
Setelah menyelesaikan semua nya, Laskara merebahkan tubuh nya di kasur milik nya yang besar dan empuk itu. Kemudian ia memejamkan matanya. Huh, hari ini sangat melelahkan.
Tiba tiba saja, ia teringat kejadian tadi. Kejadian dimana ia menabrak Elryan.
"Baru juga MPLS, si Elryan Elryan itu udah ngegangguin gue," gerutu Laskara. Ia menarik nafas panjang.
"Hahh. . . Menyebalkan." decak gadis itu.
Ia tak bisa membayangkan bagaimana kedepannya. Pasti ia akan terus terusan diganggu oleh si jangkung obsesi itu. Benar benar menyebalkan.
"AH TAU AH, PUSING!" dengus Laskara. Gadis itu benar benar frustasi karena mantan kekasih nya yang masih sering mengganggu nya.
"Mending tidur." Laskara kemudian membenarkan posisi tidur nya lalu memejamkan matanya. Hari ini cukup melelahkan, sudah waktunya ia mengistirahatkan diri nya.
~~~
Laskara perlahan membuka kelopak matanya. Gadis itu kemudian meraba-raba kasur nya untuk mencari benda pipih kesayangan nya - handphone. Nyawanya belum sepenuhnya terkumpul, jadi ia masih menatap layar ponselnya dengan nanar.
"Haah... Jam berapa sekarang... ?" tanya nya dengan suara serak, ntah pada siapa.
"ASTAGA, KOK UDAH JAM 5 AJA?!" pekik Laskara. Tidur nya semalam sangat nyenyak, sampai-sampai ia kebablasan tidur sampai pagi.
Keluarga Laskara sedang ada urusan di rumah saudara nya, jadi ia hanya tinggal seorang diri dirumah. Itulah alasan mengapa ia bisa kebablasan tidur sampai pagi, karna tidak ada yang membangunkan nya.
"Mampus, gua gak sholat maghrib sama isya anjir... " ringis nya. Ia mengubah posisinya yang asal nya tengkurap kini menjadi duduk.
"OHIYA, BANGKE. PR GUA." Gadis itu buru buru mengambil buku nya dan mengerjakan pekerjaan rumah nya.
Laskara melihat ke arah jam dinding di kamar nya. "Keburu lah ya."
Ibu jari dan telunjuk nya kini menari menari di atas kertas buku catatan nya. Ia tak memperdulikan tulisan nya yang jelek itu, yang terpenting masih bisa dibaca dan tugas nya selesai tepat waktu.
~~~
"Kak, please. Tolong bukain gerbang nya... " Pinta nya.
Gadis itu Laskara. Ia terkunci diluar gerbang sekolah karena ia terlambat dua menit. Iya, dua menit. GUA CUMA TRLAMBAT DUA MENIT ELAH?!, batin nya meracau. Dari tadi Laskara sudah membujuk Nakala agar pagar nya dibuka, namun usaha nya selalu sia sia.
"Gak bisa Laskara, ini sudah konsekuensinya," jawab Nakala dengan tegas. Nakala tetap teguh di pendirian nya. Ia tak akan membiarkan Laskara masuk begitu saja.
"Haah... Yaudah lah, " pasrah Laskara. Lagian, percuma saja ia teriak teriak, memohon-mohon, bahkan mengomel ngomel. Ketos satu itu tidak akan membukakan gerbang untuk nya.
"Baru juga MPLS udah terlambat aja, gimana nanti kalau udah sekolah biasa," sindir pedas kakak kelas. Ntah datang darimana, tiba tiba saja mengomentari Laskara dengan pedas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bandung Yang Menjadi Saksi
Jugendliteratur‼️ISI CERITA INI 100% HASIL KARANGAN AUTHOR! TIDAK ADA SANGKUT PAUTNYA DENGAN DUNIA NYATA!‼️ ⚠️Jangan latah!⚠️ ⚠️Follow account author biar gak ketinggalan update nya! sertakan vote dan comment, jangan jadi silent readers! ⚠️ ⚠️Jangan mengcopy cerit...