- Bandung, bagian 4.

11 4 0
                                    

"Monyet ya lu!" Theya sudah siap untuk melemparkan bekas botol minuman yang di genggam nya pada Laskara. Tapi saat di lempar, botol itu justru mendarat pada dada bidang seorang lelaki.

"Jangan kurang ajar sama cewek gue," desis lelaki itu.

~

Arshea yang mendengar itu langsung berbalik arah dan memberhentikan langkah nya.

"Apasih Ar? Katanya lu kebelet?" tanya Laskara.

"Kagak jadi kebelet gua, mau nontonin ini aja," sahut Arshea.

"M-maksud kamu apa sayang? Kamu selingkuh sama dia?" tanya Arluna.

"Emang sejak kapan gue pacaran sama lo?" ucap nya sembari terkekeh.

"pfftt- , murahan ternyata," kekeh Arshea.

"Maksud lo apa anjing?!" hardik Arluna.

"Gak tau diri banget sih lo!" maki Retta. Dirinya sangat ingin menampar Arshea. Namun, tangan nya di cekal oleh Elryan.

"Aw!" ringis Retta.

"Maksud lo apa Ryan?!" bentak nya.

"Lu kok malah belain dia sih?" sungut Theya.

"Suka suka gue dong?" sahut nya.

"Kalau gue sama Arshea dipanggil, lu yang tanggung jawab ya," bisik Laskara.

"alright dear, semuanya aman ditangan gue," sahut Elryan.

"Ya, ya, ya," imbuh nya seraya memutar bola matanya malas. Laskara lalu melangkah menuju kelas nya sembari menarik pergelangan tangan Arshea.

"Eh, diem dulu ege! Gue mau ngatain kakel l0nt3 itu!" sarkas Arshea.

"Berisik! Kalau ortu kita dipanggil gara-gara ini gimana hah?! Kita disini tuh anak baru!" sentak Laskara tak kalah keras.

Namun sepertinya takdir sedang berpihak pada Arshea. Pasalnya, Elryan mencekal lengan Laskara, tak membiarkan gadis itu meninggalkan nya disini.

"Diem, jangan kemana mana." ucap Elryan.


"Apaan sih? Lepasin anjing," decak Laskara.

"Diem, atau gue kiss?" ancam nya.

"Gak sudi gue, anjing!" Laskara buru buru melepaskan genggaman Elryan dari lengan nya.

Akhirnya, mau tidak mau Elryan melepaskan genggaman nya. Namun, sebelum Laskara meninggalkan nya, Elryan berbisik pada nya.

"Urusan kita belum selesai," bisik nya.

"Cuih, selesaiin dulu noh, masalah lu sama si Arluna," sarkas Laskara. Kemudian ia menarik Arshea untuk meninggalkan tempat tersebut.

"HEH JABLAY! URUSAN KITA BELUM SELESAI!" teriak Theya.

"IYA IYA JALANG! NTAR GUE SAMPERIN DAH KE KELAS LU!" sembur Arshea.

"ANJING YA LU!" erang Theya.

"ELU BABI NYA," sahut Arshea.

"ADEK KELAS SIALAN!" maki Retta.

"Berisik! Lama lama gua sobek mulut lu," sarkas Elryan.

"Kamu kok gitu sih? Adek kelas tadi juga teriak-teriak, kok gak dimarahin sih?" kesal Arluna.

"Suka-suka gue dong," imbuh Elryan dengan santai.

Bandung Yang Menjadi SaksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang