Part 2

232 7 0
                                    

Di ruang OSIS, semua orang sudah berkumpul. Mereka kecuali Galen bingung, kenapa mereka berkumpul saat jam istirahat. Kalau Galen sudah yakin Harsaka akan mencari tahu gadis tadi, jadi dia paling santai di sini tanpa memikirkan apa yang terjadi.

"Kak Hen, kak Den, tolong cari data tentang Renata Keizo dari sekolah khusus putri," perintah Harsaka diangguki keduanya.

Sekolah khusus putri hanya satu di sekitar sekolah mereka, begitu juga sekolah khusus putra hanya GHS saja. Walau begitu banyak sekolah lain di sini, tidak heran banyak dari gadis asing dari berbagai sekolah.

Hanya saja Harsaka heran, di sekolah khusus putri, sudah jelas sekolah itu terbilang mahal dan banyak orang-orang kaya sekolah di sana untuk menjauhkan putri mereka dari para pria yang tidak dikenal, bukan berarti murid di sana tidak pernah ikut dalam acara malam minggu yang GHS lakukan.

Ada, walau persentasenya sangat kecil mungkin 7% dari total murid di sana. Kebanyakan dari mereka yang ikut untuk membantu keluarga atau mencari uang tambahan sekedar untuk fashion yang bisa dikatakan sangat mahal.

Walau Hendra dan Raden bingung, mereka tetap mencari data yang Harsaka minta. Setelah beberapa menit mencari, data yang dibutuhkan Harsaka sudah mereka dapatkan. Mereka sangat kaya raya, jadi mereka bisa mendapatkan data dengan mudah.

Kenapa Harsaka meminta Hendra dan Raden? Padahal dia juga orang kaya yang bisa meminta anak buahnya mencari tahu, dia hanya malas saja lagipula soal mencari data anak buag Hendra dan Raden paling cepat serta bisa diandalkan.

Harsaka melihat data yang mereka temukan, dia mengangguk paham kenapa Renata mau mengikuti acara itu walau Renata tidak menginginkannya. Setelah membaca informasi yang mereka berikan, dia menjelaskan semua yang terjadi pagi tadi.

Mereka mengangguk paham, mereka juga setuju dengan Galen yang menyerahkan Renata ke Harsaka apalagi mereka sudah memiliki pasangan sex masing-masing kalaupun mereka menambah lagi bukan masalah namun mereka tidak menginginkannya.

Setelah urusan selesai, mereka ke kantin untuk mengisi perut. Masih ada waktu untuk mereka makan dulu sebelum kembali belajar, kalaupun mereka tidak bisa makan sekarang juga mereka bisa makan saat istirahat kedua nanti.

Hari berlalu dengan cepat, hari ini menjadi hari yang ditunggu anak-anak GHS. Malam ini semua berada di aula, termasuk Harsaka yang pertama kali ke sana karena sudah memiliki pasangan.

Harsaka tidak punya alasan lagi untuk menolak ajakan mereka, dia memilih duduk di bar sambil menunggu Renata dan meminum wine yang dia pesan.

Walau mereka belum cukup umur, wine bukan halangan untuk mereka. Mereka anak orang kaya, siapa yang belum pernah menikmati wine? Tentu saja mereka sudah menikmatinya lebih dulu, jadi siapa yang mau larang mereka?

Suara musik yang kencang, tidak menganggu Harsaka yang masih duduk anteng di sana. Harsaka akan ke kamarnya kalau Renata sudah datang, sahabat dia juga sudah berpencar dengan pacar masing-masing.

Sementara Renata, dia baru tiba di sana dan membawa yang Harsaka minta. Setelah melewati proses untuk masuk, dia mengatakan kalau dia akan bertemu Harsaka. Satpam memberitahu Renata untuk ke aula dan mengarahkan jalannya, setelah itu Renata mengucapkan terima kasih.

Di aula, betapa kagetnya Renata melihat ini. Dia tidak menyangka sekolah sebagus ini bisa diubah layaknya bar, jujur Renata tidak terbiasa dan merasa dirinya benar-benar masuk ke bar beneran.

Renata tidak tahu di mana Harsaka, ditambah aula penuh dengan orang-orang. Dia mencoba untuk bertanya ke anak GHS yang tidak sengaja dia temui, beruntungnya anak GHS mau mengantar dia ke tempat Harsaka.

Setelah Renata melihat Harsaka, dia mengucapkan terima kasih. Dia segera menghampiri Harsaka dan duduk di sampingnya, Harsaka yang melihat dia datang langsung meminta satu lagi wine untuk Renata.

"Minum," perintah Harsaka.

Renata mengambil gelas dan meminum sedikit, rasanya sangat tidak enak dan pahit apalagi dia baru pertama kali meminum wine. Harsaka melihat itu hanya geleng-geleng kepala, Renata tidak harus minum kalau dia tidak mau. Renata bisa jujur padanya juga, Harsaka hanya ingin dia bicara saja.

Sehabis Harsaka menghabiskan wine miliknya, dia merangkul Renata menuju asrama. Harsaka tidak akan pamit sama sahabatnya, dia yakin mereka sudah tahu ke mana dirinya pergi jadi untuk apa dia pamitan juga.

Selama perjalanan hanya keheningan, apalagi anak-anak GHS berada di aula jadi sangat sepi. Setibanya di asrama, Harsaka membuka pintu kamar asrama miliknya. Asrama di sini sendiri-sendiri, makanya mereka tidak akan terganggu saat mereka melakukan seks dengan orang yang mereka bawa.

"Sebelum mulai, apa kamu tidak akan menyesal memberikan virginmu?" tanya Harsaka memastikan.

Renata terdiam, jujur dirinya sangat menyesal memberikan virgin dia ke pria yang sama sekali dia tidak kenal namun dirinya tidak akan pilihan. Dia membutuhkan uang banyak dan cepat, dia mengetahui ini juga dari rekomendasi temannya yang melakukan hubungan ini juga dengan anak GHS.

"Tidak, aku tidak menyesal," balas Renata berbohong.

"Baca aturan itu dulu, kalau sudah kamu naked dan tiduran di ranjang karena kamu setuju maka kamu tidak bisa kabur sebelum kita melakukan seks," kata Harsaka sambil memberikan selembar kertas.

Kertas ini selalu diberikan ke orang yang belum pernah melakukan seks dengan murid GHS, di kertas itu berisi informasi tentang orang yang akan dilayani serta apa yang tidak diperbolehkan orang itu saat mereka melakukan seks.

Intinya, saat mereka melakukan seks hanya anak GHS doang yang boleh menyentuh gadis yang mereka bawa. Sedangkan gadis itu tidak boleh menyentuh tubuh anak GHS kecuali diizinkan atau bertujuan untuk memuaskan nafsu anak GHS dengan cara yang berbeda.

Serta mereka melakukan seks sudah menyetujui satu sama lain dan tidak ada yang boleh menuntut anak GHS karena mereka pun sudah dibayar, anak GHS juga tidak diizinkan melakukan kekerasan sama orang yang dibayar dan bermain aman dalam artian tidak ada yang boleh mengeluarkan di dalam.

Mereka masih sama-sama sekolah, pihak sekolah tidak mau namanya sekolahnya jelek dengan berita anak GHS menghamili murid dari sekolah lain. Makanya aturan itu berlaku, jika mereka mengeluarkan di dalam dan kepala sekolah mengetahui hal ini siap-siap saja mereka di keluarkan.

Paling penting, saat mereka bertemu di jalan atau di luar sekolah maka mereka tidak akan saling mengenal untuk menghindari kecurigaan orang lain. Apalagi GHS sekolah asrama yang tentu saja mereka tidak pernah keluar sekolah, gimana mereka bisa kenal? Bukankah ini aneh?

TBC

36. Garuda High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang