Umur Renata dan Harsaka sama, jadi Renata memanggil mereka dengan panggilan Kakak seperti Harsaka memanggil mereka walau Harsaka anak sopan tetap saja mereka kesal karena Harsaka selalu menambahkan embel-embel bintang lima, berbeda dengan Renata yang hanya memanggil Kakak tidak lebih.
Keesokan harinya, semua berjalan seperti biasa. Renata mengikuti kegiatan belajarnya dengan baik, sesekali dia izin keluar setelah pulang sekolah untuk menjenguk sang Papa di rumah sakit.
Setiap hari, Renata selalu memikirkan penawaran Harsaka. Penawaran Harsaka seperti menjual diri dan hidupnya, selamanya menjadi patner seks tidak peduli dia punya pasangan atau tidak.
Hari berlalu begitu cepat, hingga Renata kembali ke GHS tentu diantar sama Five Stars ke sana. Di sana, Renata melihat Harsaka bersama para sahabatnya di bar. Renata juga melihat Harsaka dengan santai meminum wine, dia tidak mau minum minuman itu lagi.
"Saka," panggil Renata membuat Harsaka menoleh.
"Ada apa?" tanya Harsaka to the point.
"Aku terima tawaran itu," balas Renata mengutarakan tujuannya.
"Ingat Ren, sekali kamu setuju, kamu tidak bisa kabur," kata Harsaka memperingati diangguki Renata.
"Ayo ke kamar," ajak Harsaka lalu pamit sama mereka yang kebetulan di dekat dia, begitu juga Renata yang segera pamit.
Setibanya di kamar, Harsaka memberikan kertas perjanjian yang harus mereka tanda tangani. Kertas itu ada 2 lembar, satu tanda tangan di atas materai dan satu lagi tanda tangan biasa. Jadi surat itu sah, apalagi tanda tangan mereka ada satu di atas materai.
Satu kertas diberikan pada Renata dan satu kertas lainnya disimpan Harsaka di laci miliknya, setelah mereka menandatangani surat itu Harsaka meminta Renata untuk melakukan tugasnya apalagi sekarang Renata sudah sah menjadi patner seks dia selamanya.
"Naked Ren, lalu merangkak di ranjang," perintah Harsaka tegas.
"Iya," balas Renata singkat.
Renata naked di depan Harsaka lalu merangkak di ranjang sesuai keinginan Harsaka, Harsaka diam sebentar untuk melihat pemandangan indah itu. Setelah puas, Harsaka melepaskan wig dan menaruhnya dulu barulah dia berdiri, dia tidak naik ke ranjang lalu dia menjilat vagina Renata dari belakang.
"Oouucchh Ddaadd,"
Harsaka menjilat dengan cepat membuat Renata mengeliat hebat bahkan Renata hampir tidak bisa menahan posisinya, Harsaka tidak berhenti dengan kegiatannya. Pemanasan begini lebih cepat menurut Harsaka, buktinya dia sudah merasakan basah di lidahnya.
"Ddaadd aahh,"
"Mmaauu kkeelluuaarr,"
Renata orgasme dan Harsaka melahapnya hingga habis, setelah pemanasan Harsaka melepaskan pakaiannya hingga naked lalu berlutut di belakang Renata. Harsaka memasukkan juniornya secara perlahan, Renata merasa ada yang masuk hanya biasa saja karena dia vaginanya sudah bisa menerima junior Harsaka.
Ditambah mereka melakukan seks bukan sekali saja namun berkali-kali dalam semalaman dan sudah 2 malam sama ini menjadi 3 malam, walau masih sempit hole vagina Renata tidak sesakit saat Harsaka memasukkan pertama kali.
Harsaka sendiri menyukai hole vagina Renata yang masih sempit ini, juniornya seperti dihimpit sama dinding vagina Renata. Setelah junior Harsaka masuk semua, dia mengerakkan dengan sangat cepat membuat Renata melayang nikmat.
"Aahh Ddaadd, oouucchh,"
"Iinnii nniikkmmaatt Ddaadd aahh,"
"Daddy suka desahanmu Baby,"
Harsaka terus mengenjot Renata hingga Renata orgasme lebih dulu dan dirinya belum sampai puncak membuat dia terus melakukan hingga Renata orgasme lagi dan dia belum berhenti juga, beberapa menit kemudian dia merasa akan keluar.
Harsaka langsung mengeluarkan juniornya dan mengeluarkan orgasmenya di punggung Renata, dia mau-mau saja mengeluarkan di dalam namun bukan sekarang waktunya. Setelah dia orgasme, dia membersihkan juniornya dulu menggunakan tissue lalu kembali memasukkan juniornya ke vagina Renata tanpa memberikan istirahat sama sekali.
Sebulan telah berlalu, kondisi Papa Renata sudah membaik bahkan sudah izinkan pulang. Hanya saja Papa Renata bernama Bryan Keizo selalu curiga dengan Renata, secara mereka orang tidak berada dan Renata bisa membiayai semua pengobatan dia sampai sembuh.
Saat Bryan bertanya dari mana uang itu berasal, Renata selalu diam dan mengatakan kalau dia akan memberitahu Bryan saat Bryan sudah boleh pulang karena dia tidak mau Bryan tambah sakit. Namun alasan sebenarnya, Renata takut Bryan kecewa dan marah padanya.
"Katakan pada Papa dari mana kamu mendapatkan uang," kata Bryan menuntut penjelasan.
"Rena dapat uang dari melayani pria di sekolah lain, Pa," balas Renata pelan.
Betapa kagetnya Bryan mendengar hal ini, anak yang selalu dia banggakan kenapa menjadi ja*ang buat membayar tagihan rumah sakitnya? Dia tidak pernah mengajarkan hal itu pada anaknya sendiri, sungguh dia benar-benar marah.
Plak!
"Papa menyuruh kamu sekolah yang benar, bukan menjadi ja*ang Rena!" bentak Bryan membuat Renata takut.
"Pa, Rena terpaksa. Kondisi keuangan kita saat itu tidak memungkinkan," balas Renata menjelaskan.
"Lebih baik Papa susul Mama kamu dibanding Papa tahu dari Papa harus berobat dengan uang hasil ngeja*ang kamu," kata Bryan emosi.
"Pa, maafin Rena," balas Renata menyesal.
"Pergi! Pergi ke pria yang kamu layani itu. Papa tidak sudi memiliki anak yang murahan seperti kamu!" usir Bryan sambil menyeret Renata keluar rumah.
Renata menangis saat dirinya diusir, jujur hatinya sakit. Dia tahu dia salah, dia memang pantas dimaki namun tidak bisakah dia tetap tinggal bersama Bryan? Dia tidak hamil juga, dia tidak akan membuat keluarga malu karena hamil di luar nikah.
Renata bisa saja mengedor pintu dan berharap Bryan mengizinkan dia masuk, sayangnya dia memilih pergi. Dia sudah mengecewakan Bryan, dia memang tidak pantas untuk diaku anak lagi. Sekarang dia bingung, dia harus tinggal di mana?
Walau Renata mendapat kartu dari Harsaka yang bisa dia gunakan kapan saja, dia tidak mau menghabiskan uang Harsaka begitu saja. Dia serba salah, jika dia tidak menggunakan dia akan tinggal di mana? Asrama? Dia jamin Bryan akan mengeluarkan dia dari sana, dia juga harus pindah sekolah.
Renata memutuskan untuk menghubungi Yuki, dia tidak ada tujuan lain. Dia berharap Yuki atau Five Stars mau membantu dia memberikan usul di mana dia akan tinggal sekarang, apalagi dia tidak membawa apa-apa saat Bryan mengusirnya.
Kak Yuki
"Kak, bisa jemput aku?"
"Di mana?"
"Tempat bisa Kakak jemput aku saat kita ke GHS,"
"Baiklah Kakak jemput, kamu tunggu 10 menit lagi Kakak sampai,"
"Makasih Kak,"
Setelah mengirimkan pesan, Renata menuju tempat yang biasa dia dijemput Yuki. Di sana, dia menunggu kedatangan Yuki. 10 menit kemudian Yuki memang sudah datang, namun Yuki turun saat tahu ada yang tidak beres dengan Renata. Saat Yuki menghampiri Renata, betapa kagetnya dia melihat Renata menangis.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
36. Garuda High School
Short StoryBudayakan membaca sebelum lanjut! Cerita ini G!P (Girl x Girl Futa) Kalau tidak tahu, cari tahu dulu apa itu futanari sebelum baca cerita ini. Kalau sudah tahu, kalian bebas mau membacanya atau mengabaikan cerita ini. Tapi, kalau kalian tidak suka a...