Pumpkin Spiced Latte

586 10 0
                                    

pumpkin spiced latte: espresso and steamed milk mixed with cinnamon, nutmeg, clove, maple syrup, pumpkin purée, topped with whipped cream

tags: chanin, underage sex, age gap, sub top chan, small dick, grooming, hyunsung, changlix

***

"Channie udah gede ya, sekarang tingginya setete Tante." Ujar Tante Yena sambil mengusap rambut keponakannya yang terlihat sumringah terbenam di antara buah dadanya. "Tapi kontolnya masih kecil ya? Masuk memek Tante aja kayaknya gak bisa, apalagi muasin.." Godanya sambil mencolek genit penis Channie dengan jari telunjuknya.

Senyuman Channie seketika hilang, berganti dengan muka masam. "Bisa! Channie bisa muasin Tante!"

"Oh yaa?"

"Iya! Channie sering ngintip Bang Changbin sama Kak Bokkie mesum di kamar."

"Nakal ya Channie suka ngintipin Abang.. Emang mereka ngapain aja?"

"Kemarin Channie liat Abang coli pake tete Kak Bokkie. Minggu lalu mereka ngentot di balkon kamar Abang. Terus di hape Abang ada video Kak Bokkie lagi dicolmek sampe ngompol!"

Tante Yena tertawa mendengarnya, "Widih, hebat juga si Abang!"

"Channie gak mau kalah sama Bang Changbin.. Channie juga mau nyodok memek Tante Yena sampe bocor." Wajahnya memelas lucu, Tante Yena mencubit hidungnya gemas.

Sejak kecil Channie memang sudah naksir Tante Yena yang sering menemani serta merawatnya. Dulu Mama Yuni sering bepergian menemani Papa Han kerja dinas keluar kota, jadi Channie harus dititipkan di apartment Tante Yena karena Changbin pun sekolah asrama. Saat mereka liburan keluarga Tante Yena pasti ikut dan selalu ditempatkan satu kamar karena Channie lebih suka tidur berdua dengan Tante Yena daripada diapit kedua orangtuanya atau sekamar dengan kakaknya.

Mimpi basah pertama Channie pun dipenuhi dengan wajah cantik dan tubuh polos Tante Yena. Itulah yang membuatnya sadar akan perasaan dan nafsunya terhadap tante kesayangannya. Ia masih ingat jelas, di mimpinya Tante Yena tersenyum lembut dan membantu mengarahkannya untuk memasukkan penis kecilnya ke dalam vaginanya.

Persis seperti yang sedang terjadi sekarang di kamar tamu. Mereka tidak mengenakan pakaian sehelai pun, Tante Yena berbaring mengangkang lebar memamerkan lubang vaginanya yang masih kering.

"Sini Channie, masukin kontolnya."

"T-tapi.. Biasanya Abang pake pelumas yang banyak? Nanti Tante kesakitan gak?"

"Gak apa-apa sayang, kontol kamu kecil.. Tante gak perlu pelumas, hurry up."

Walau masih ragu, Channie akhirnya mengikuti kemauan Tante Yena. Penisnya menyerupai sosis bratwurst dengan panjang kurang lebih lima senti. Sangat berbeda dengan penis berurat Changbin yang ukurannya tiga kali lipat.

Tangan Tante Yena membantu mendorong Channie masuk, membuat anak itu meringis merasakan lubang kesat dan hangat untuk pertama kalinya. Belum sempat ia bergerak, penisnya malah ejakulasi dini hanya karena Tante Yena menyempitkan otot-otot lubang vaginanya. Wajah anak itu berlinang air mata, kedua telinganya merah menahan nikmat sekaligus malu.

"Hnng, Tante Yena... Hikss Channie's sowwyy..."

Tante Yena mengatur posisinya agar mereka duduk bersandar tanpa melepas penis Channie. Ia peluk dan tepuk-tepuk punggung Channie untuk menenangkan keponakannya. "It's okay, Channie. Enak ya, pertama kali ngerasain memek? Gak apa-apa sayang, don't cry. Nanti Tante sepongin tiap hari biar kontol Channie gede. Biar bisa ngentotin Tante sampe kelojotan ya sayang, cup cup cup anak manis..."

Isak tangis Channie mereda mendengarnya. Kedua tangan tantenya pun berpindah meremas bongkahan pantatnya sebelum membuatnya bergerak maju mundur. Penisnya masih lemas, sepertinya anak dua belas tahun itu tidak bisa tegang lagi. Namun Tante Yena tak peduli, penis kecil itu ia gesekkan dengan dinding vaginanya.

Bin Bok au Lait ☕️🥛Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang