Chapter 14. Aroma Dapur Kotor

62 5 0
                                    

Season 1: Hidden Truth_______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Season 1: Hidden Truth
_______

Cahaya pagi menyusup melalui celah-celah tirai, membelai wajah Anastasia hingga membuatnya terjaga dari tidur yang dalam. Dengan kelopak mata yang masih berat, dia melihat sekeliling ruangan. Siluet bayangan samar-samar bergerak di ujung ruangan, memancing rasa ingin tahunya. Sejenak, dia memfokuskan penglihatannya, dan sosok sang duke-berdiri membelakanginya-perlahan menjadi lebih jelas.

Ingatan kemarin muncul kembali, ketika mereka berkunjung ke istana kerajaan. Gambaran hidangan mewah yang memanjakan lidah masih terbayang dalam benaknya, dan ketegangan saat Pangeran Darius memandangnya dengan penuh curiga. Untungnya sang duke datang tepat waktu, membebaskannya dari situasi yang bisa menjadi lebih rumit.

Saat hendak duduk, selimut yang membalut tubuh Anastasia melorot, memperlihatkan pakaian dalam tipis yang melekat di kulitnya. Rasa terkejut langsung menyergap, dan dalam kebingungan yang mendadak, dia buru-buru menarik kembali selimut itu untuk menutupi tubuhnya. Pikirannya berkecamuk, bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi semalam.

Tatapan Anastasia tertuju pada sang duke yang saat itu tengah sibuk mengenakan pakaian kebesarannya. Sikapnya yang tenang, seolah tak ada yang aneh, semakin membuat Anastasia terombang-ambing dalam rasa penasaran. Apa yang terjadi semalam?

Sang duke dengan cekatan merapikan tunik kebesarannya yang terbuat dari beludru gelap, dihiasi sulaman emas di sepanjang tepian. Gerakannya penuh wibawa saat dia menyampirkan mantel kebesaran di bahunya. Kemudian dia berbalik, dan seketika pandangannya bertemu dengan Anastasia yang kini telah duduk di atas ranjang. Keheningan menyelimuti ruangan saat mereka saling menatap.

"Kita tiba di Morning Glory ketika para pekerja tengah beristirahat. Tak ada pelayan yang bisa kupanggil untuk membantumu, jadi akulah yang melepaskan gaunmu," ucap sang duke, tetap menjaga nada otoritasnya.

"Kau yakin itu saja?" Anastasia mengerutkan dahi, ekspresinya penuh keraguan.

Sang duke mengangkat alis. "Kau berharap lebih dari itu?"

"Sialan," gumam Anastasia, mengalihkan pandangannya dengan frustrasi.

Sang duke menangkap umpatan itu, tapi memilih untuk mengabaikannya. Dengan suara tenang, dia melanjutkan, "Orang yang akan merancang pakaianmu masih belum datang. Aku akan menyuruh seseorang untuk memeriksanya. Sementara itu, Myla akan menyiapkan pakaian untukmu."

Sang duke berjalan menuju pintu dengan langkah mantap, tapi tiba-tiba berhenti tepat di depannya. Dia berbalik, menatap Anastasia dengan sorot mata serius sebelum berkata, "Aku akan mencari pelatih khusus untuk mengajarimu tentang etika dan protokol kerajaan, agar kau tak terbata-bata atau kebingungan seperti saat di istana. Kau tak bisa memperlihatkan kelemahanmu jika ingin melawan musuh." Setelah berkata, dia pergi meninggalkan Anastasia.

Anastasia perlahan menurunkan selimut, mengamati tubuhnya yang tampak baik-baik saja. Merasa lega, dia bangkit untuk mandi.

Usai membasuh tubuhnya, dia melangkah keluar. Tanpa dia sadari, Myla telah berdiri di samping meja rias sambil tersenyum ramah.

The Duke's Criminal WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang