Chapter 13. Mimpi Tak Terduga

38 5 1
                                    

Season 1: Hidden Truth_______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Season 1: Hidden Truth
_______

Tepat saat itu, sebuah tangan menepis sentuhan Pangeran Darius. Keduanya terkejut, mendapati sang duke telah berdiri di antara mereka, sorot matanya penuh dengan peringatan.

"Menyentuh istri seorang duke bukanlah etika yang pantas, Pangeran Darius," ucap sang duke, memancarkan aura wibawa seorang pemimpin.

Pangeran Darius mundur perlahan, kemudian tersenyum tipis. "Sepertinya aku telah melanggar batasan. Namun, sulit untuk mengabaikan daya tarik istrimu, Duke Lucherne."

Tatapan sang duke semakin tajam, ketidakpuasan terpancar jelas di wajahnya. "Sikap semacam itu takkan pernah bisa diterima."

Kedua pria itu saling bertatapan, masing-masing berusaha menunjukkan kekuatan dan dominasi yang mereka miliki.

Sadar bahwa konfrontasi takkan menguntungkannya, Pangeran Darius akhirnya memalingkan wajah, menyelipkan senyum tipisnya sekali lagi. "Tenanglah, Duke Lucherne. Aku takkan mengganggu rumah tanggamu."

Sang duke tetap berdiri tegap dan tak sedikit pun terpengaruh oleh kata-kata Pangeran Darius. "Pastikan kau tak melangkah lebih jauh dari ini," ucapnya, sebelum meraih tangan Anastasia yang menunggu di sisinya.

Sang duke menuntun Anastasia naik ke kereta kuda, lalu dia menghadapkan dirinya sekali lagi pada Pangeran Darius, memberikan anggukan kecil sebagai isyarat penghormatan.

Tanpa sepatah kata lagi, sang duke menyusul duduk di samping Anastasia. Kusir segera menarik kendali setelah pintu ditutup rapat, membuat roda-roda kereta bergerak meninggalkan istana kerajaan.

Di dalam kereta, sang duke tetap diam, pikirannya tergelap oleh percakapan barusan. Tatapan Pangeran Darius, senyuman penuh makna, cara dia menyebut Anastasia-semua itu meninggalkan jejak kemarahan di hati sang duke.

Sang duke melirik Anastasia, merasakan kekhawatiran yang tersirat dari gerakan tangan yang menggenggam kain gaun dengan erat. "Kau baik-baik saja?" tanyanya, nadanya lebih lembut sekarang, jauh berbeda dari wibawa yang dipancarkannya di hadapan Pangeran Darius.

Anastasia sejenak menatap sang duke sebelum mengangguk pelan. "Aku baik-baik saja ... hanya sedikit terkejut."

Meskipun wajah Anastasia menampilkan ketenangan yang dipaksakan, sang duke bisa merasakan ketakutan yang bersembunyi di balik itu; Pangeran Darius menjadi sosok yang menakutkan bagi Anastasia, terutama karena bayang-bayang kematian Putri Haura yang masih membekas dalam ingatan banyak orang.

Dia ingin mengulurkan tangannya, meraih jemari Anastasia yang gemetar, berharap bisa menyalurkan ketenangan dan rasa aman yang dibutuhkan. Namun, keinginan itu tertahan oleh kesadaran pahit bahwa dirinya juga bagian dari orang-orang yang meragukan Anastasia.

Malam itu, suasana perjalanan terasa sunyi dan dingin, hanya suara roda kereta yang berderak di atas jalan berbatu. Sang duke tampak memejamkan mata, meski pikirannya tetap terjaga. Sementara Anastasia berulang kali menguap, hingga akhirnya rasa lelah menang dan tanpa sadar dia terlelap, bersandar ke sudut kereta sambil memeluk dirinya sendiri.

The Duke's Criminal WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang