Bab 10

921 0 0
                                    

"Ohh Seto... Isep tetekku Set.." Bisik Lastri lirih sambil meremas dan mencubiti payudaranya. "Iseep... Terus sayang... Isep yang kenceng... Sluuurpp... Nyam... Nyammm.... "Suara lidah Lastri begitu seksi. Ia terus menjilati kedua puting payudaranya yang besar secara bergantian. "Ssshhh... Terus sayang... Isep teruuusss.." Erang Lastri keenakan, seolah sedang melakukan persetubuhan yang sebenarnya, "Ooohhh.., Iyak teruuussss..."

"Buussseeeettt.... Mimpi apa aku semalam...?" Ujar Pak Utet sambil menelan liur birahinya. Ia tak mengira bakal bisa melihat wanita idolanya memamerkan tubuh telanjangnya. "Astagaaaa... Tetekmu besar sekali Neeengg.... Remes terus Neeng... Remes yang kenceng...." Kata pak Utet lirih sambil terus mengocok mr.pnya yang sudah keras menegang.

Panasnya gelombang birahi Lastri benar-benar membuat wanita itu kehilangan akal sehatnya. Merasa kurang puas dengan apa yang ia lakukan, membuat dirinya semakin nekat. Tanpa rasa malu lagi, Lastri membuka semua kancing kemejanya dan membiarkan payudaranya terbuka bebas. Lalu dengan gemas, ia meremasi kedua payudara besarnya kuat-kuat. "Setooooo... Remas tetek aku sayang... Remas yang kuat..." Jerit Lastri keenakan sambil membayangkan jika remasan itu dilakukan oleh Seto.

Karena ingin segera mencapai orgasme, Lastri terus menjilat dan meremasi payudaranya. Ia pun lalu mengangkat tepi bawah roknya, menaikkan hingga setinggi pusar lalu mengusap klitorisnya.

" Iya sayang... Jilat miss.v aku..... Cucup lendir kewanitaanku.... Ohhhsss... Nikmat sekali..." tambah Lastri lagi sambil mulai menusuk-nusuk miss.v gundulnya dengan jemari lentiknya...

"Ayo sayang.... Tusuk miss.vkuuu...Tusuk dengan titit besarmu..." Ucapnya berimajinasi.

Dengan cepat, jemari-Jemari itu mulai melakukan tugasnya. Masuk, keluar, masuk, keluar. Mengantarkan pemiliknya mendaki gunung kenikmatan yang mulai meninggi. Lendir kenikmatannya pun mulai membanjir basah, keluar tiada henti seiring kocokan jemari tangannya yang semakin cepat.

"CLOK...CLOK... CLOK..."

Suara tusukan jemari nakal Lastri pada miss.vnya mulai terdengar nyaring.

"Sodok miss.v aku Seettt... Ayo sodok... Ooooggghhh.... Terus Setoooo...." Semakin lama kocokan jemari tangannya semakin cepat.

"Terus Neeeng Lastri... Kobel terus miss.v mulusmu Neeeng... "Erang pak Utet sambil membelalakkan matanya, "Puasin dirimu sayang... Ssshhh.... Kobel teruuuusss sampe moncoott... Dasar wanita nakaaalll..." Erang Pak Utet yang juga melakukan hal serupa, membetot batang mr.p tuanya yang sudah semakin renta. Berusaha terus mengimbangi kenikmatan semu persetubuhan akibat terlalu lama tak merasakan kenikmatan miss.v wanita. "Aku harus bisa mendapatkan kenikmatan tubuhnya... Aku harus bisa memasukkan mr.p tuaku kedalam miss.v sempit itu... Aku harus bisa..." Kata pak Utet dalam hati.

Merasa gelombang orgasmenya mulai datang membuat masturbasi Lastri semakin dahsyat. Jilatan lidah ke payudaranya semakin buas dan kocokan jemari lentik di miss.vnya juga semakin cepat. "Hooooohhh.... Sssshhhh.. Teruss sayaaanng... Sodok terus miss.v aku dengan titit besarmu... Teruuuss... OOhhh... "

Ditusuk-tusuk sedemikian rupa, membuat miss.v Lastri terlihat semakin menggoda. miss.v yang semula putih gemuk itu sekarang sudah berwarna kemerahan dan tembem. Cairan kewanitaannya juga mengalir begitu hebat, hingga menetes-netes jatuh ke atas kursi tempatnya duduk.

"CLOK... CLOK... CLOK..."

Perlahan tapi pasti, Lastri merasakan ada sesuatu akan meledak keluar dari dalam tubuhnya. Desakannya terasa semakin lama semakin kuat, hingga membuat tubuh indahnya meliuk-liuk dan menggeliat tidak karuan. Bibir basahnya terus mendesah menceracau. Nafasnya semakin cepat dan badannya menghangat, seolah terserang demam tinggi. Hingga akhirnya ia merasa ingin ingin pipis.

"Ssshhh.. Aku nggak tahan lagi Set... "

"NENG CITRA...." Mendadak, sosok pria muncul dari balik tembok dan memutuskan rentetan pra-orgasme Lastri. "Lagi ngapain Neng...?" Tanyanya lagi dengan mata yang tak berkedip menatap ke arah Lastri.

"Eee.. Eh Pak Utet..." Lastri kaget sekaget-kagetnya. Saking kagetnya wajah Lastri langsung memucat. Ia tak tahu harus berbuat apa. Buru-buru ia segera jongkok, berusaha menyembunyikan tubuh telanjangnya.

Sambil jongkok Lastri buru-buru membetulkan semua pakaiannya yang berantakan. Menutup kancing kemejanya yang terbuka dan menurunkan rok pendeknya yang tersingkap sampai pusar.

"Udah Neng... Nggak usah dibenerin bajunya... Bapak sudah tahu kebiasaanmu kok..." Kata pak Utet lagi sembari mendekat ke arah Lastri. Mendadak, mata Lastri seolah mau copot. Pak Utet mendekat ke arahnya dengan tanpa mengenakan celana sama sekali. Ia mendekat dengan mr.p yang sudah mengacung tinggi. "Bapak bisa membantumu menuntaskan nafsu birahimu Neng..." Ucap pak Utet dengan tatapan mata penuh nafsu..

Diraihnya lengan mulus Lastri, dan diajaknya bangkit dari posisi jongkoknya. " Pak... Jangan Pak.." Pinta Lastri seolah tau maksud pak Utet sambil berusaha melepaskan pegangan tangannya.

"Berdiri Neng... Kamu nggak usah takut ya Cah Ayu..." Pinta Pak Utet tegas.

"Aku malu pak.. Jangan..."

Karena nafsu Pak Utet sudah sampai ubun-ubun, ia sama sekali tak menggubris larangan Lastri. Dengan nafas mendengus-dengus, lelaki tua itu membalik tubuh Lastri dan memeluknya dari belakang. Mulut tebalnya lalu menciumi leher jenjang Lastri dan tangannya mulai meremasi payudara Lastri dengan buas.

Sadar jika ia terjebak dalam dekapan lelaki tua itu, Lastri berusaha menjauh dari. Tapi karena tenaga wanitanya berbeda jauh, semua itu terasa sia-sia. Lastri yang bertubuh jauh lebih kecil dari pak Utet merasa terkunci, sama sekali tak dapat melepaskan diri dari dekapan lelaki tua itu.

"To... Tolong ja... Jangan apa-apakan saya pak... Le-lepaskan saya Pak..."

"Nggak apa-apa kok Neng... Kita sama-sama butuh kepuasan... Biarkan bapak membantumu melepaskan beban birahimu..." ujar Pak Utet yang terus meremasi payudara Lastri dari belakang, dan mendesak tubuh rampingnya ke depan hingga ke menabrak meja kerjanya.

Kelakuan Lastri (Cuck Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang