"Kangen apa nafsu? Sampe keras gitu... Hihihi.." Celetuk Lastri.
"Loh... Kok kamu tau mbak...? Emangnya keliatan ya...?" Kata Seto yang buru-buru membetulkan posisi selangkangannya.
"Gimana nggak keliatan...? Wong ngejendol gitu... Hihihi.." Jawab Lastri sambil menunjuk tonjolan mr.p di pangkal kaki Seto.
"Waduh...."
"Emang kamu ga pernah pake celana dalem ya...?"
"Engga..." Jawab Seto singkat, "Habisan celana dalem biasanya bikin mr.pku kesempitan. Jadi susah ngacengnya.... Hehehe..."
"Huuuu... Ngacengan...." Seloroh Lastri, " Genit sih.... ".
"Nggak apa-apa kali mbak... Namanya juga lagi jalan ama bidadari, jadi kalo ngaceng ya wajar. Hehehe.."
"Idih... Malu-maluin deh..."
"Malu apa maauuu...?" Goda Seto, "Beneran nih mbak... Aku sepertinya sedang jatuh cinta ama dirimu..."
"Dasar playboy... Jatuh aja sendirian, biar sakit... " Gemas Lastri sembari mencubit pinggang Seto.
"Wadooowww... Pedesnyaaaa... " Kata Seto yang akhirnya semakin mempererat pelukan tangannya di tubuh Lastri, "Aku cinta kamu mbak.."
"Aku enggak... " jawab Lastri judes.
"Hahahaha... Muuuuuaaaah... "
Tiba-tiba, Seto mengecup pipi Lastri mesra, "Aku sayang kamu... Mbak cantikku..."
Merasa pria yang sedari dulu ia kagumi berkata seperti itu, membuat Lastri seolah dimabuk kepayang. Detak jantungnya memompa darah begitu cepat, membuat wajah cantik istri Marwan itu bersemu merah.
Akhirnya pintu teater dibuka. Seto yang merasa mengajak Lastri mencoba memberikan pelayanan ekstra kepada wanita pujaannya itu. Walau ia tak membawa banyak uang, paling tidak cukup untuk membeli minuman dan makanan kecil pelengkap nonton.
"Yuk mbak... Filmnya sudah mau mulai...." Ajak Seto.
Di dalam bioskop, Seto sengaja memilih tempat duduk di bagian bawah, jauh dari penonton yang lain. Dalam gelap, mereka berdua mulai tenggelam dalam perselingkuhannya. Saling goda, saling raba, dan saling rayu.
"Kamu cantik mbak... " Selah tak ada bosan-bosannya, Seto selalu mengucapkan kalimat itu, "Beruntung sekali lelaki yang bisa mendapatkanmu... Seperti diriku malam ini... Aku benar-benar beruntung...." Ucap Seto lagi sambil meremas tangan Lastri, lalu mengecupnya pelan.
Sembari menunggu filmnya mulai, Seto mencoba mendekatkan diri. Berulang kali lelaki playboy itu memuja kecantikan Lastri.
"Akhirnya... Malam ini akhirnya aku bisa juga mengajak kencan dengan wanita impianku...." Batin Seto sambil berulang kali menciumi tangan mulus Lastri. Tak henti-hentinya, Seto mengagumi kesempurnaan tubuh wanita yang ada di sampingnya itu. Kulitnya putih, bersih, mulus. Wajahnya ayu, bibirnya tipis, rambutnya panjang. Dan yang paling membuatnya sering menelan ludah birahi adalah, payudara Lastri. Payudara berukuran ekstra besar itu selalu berhasil membuat benih-benih suburnya terbuang percuma dikamar mandi.
Tak lama, lampu bioskop pun meredup, tanda film mereka segera diputar.
"Aku sayang kamu mbak... " Kecup Seto dipipi Lastri seraya mulai memeluknya erat. Sepertinya Lastri dan Seto sudah mulai tak tertarik dengan apa yang sedang ditayangkan di layar lebar. Perlahan, pelukan Seto berubah menjadi usapan, rabaan, dan remasan. Perlakuan Seto yang benar-benar gentlemen bak pangeran, membuat Lastri semakin terbang ke langit saking senangnya. Ia semakin terpesona. Dibiarkannya tangan Seto yang mulai merabai dirinya.
"Kecantikanmu membuatku bingung mbak..." Kata Seto yang terus menciumi tangan Lastri, "Aku tak tahu harus melakukan apa supaya bisa mendapatkan hatimu mbak..." Tambahnya lagi sambil mengusap rambutnya.
Tiba-tiba Seto mencium bibir Lastri. Melumat bibir tipis itu dengan basah.
"Aku sayang kamu mbak..." ucapnya lagi. Seraya sesekali memaksakan lidah basahnya masuk kedalam mulut Lastri, mengajak wanita cantik itu untuk mengadu lidah.
Melihat Seto yang sudah begitu bernafsu, mau tak mau membuat Lastri ikut panas juga. Iapun mulai membuka katupan bibir tipisnya dan membalas gulat lidah Seto sambil meremas kepala belakangnya dengan gemas.Tak lama, kedua insan itu pun mulai asyik saling cium, saling peluk, dan saling raba.
Tenggelam dalam nafsu, kedua insan yang sedang jatuh cinta ini seolah gak lagi peduli akan film yang sedang mereka tonton. Seto juga berulang kali menciumi leher jenjang Lastri, mengirim setrum-setrum nikmatnya asmara terlarang ke wanita cantik di sampingnya itu. Tangannya juga mulai meraba payudara besar Lastri dari luar blouse tipisnya, membuat Lastri semakin kegerahan karena birahi.
"Astaga... Kamu cantik sekali mbak... " Kata Seto lagi, " Dan tetekmu.... Tetekmu besar sekali mbak... Membuatku nafsu banget...."
"Hooohhmmm... Aku juga Set..."
Tiba-tiba Seto meraih tangan Lastri, lalu meletakkan di selangkangannya. "Mainkan mbak, jangan diam saja... Kocokin mr.pku...."
"Astaga Set... Besar sekali..." Pekik Lastri kaget ketika tangan ber jemari lentiknya menyentuh batang hangat yang begitu keras, keluar dari resleting celana Seto.
Entah sejak kapan Seto mengeluarkan batang mr.pnya dari dalam celana. Walau dalam kegelapan ruang bioskop, mr.p Seto masih terlihat begitu gagah, menjulang tinggi jauh melewati sabuk celananya. Tertimpa sinar temaram layar bioskop, kepala mr.p itu begitu mengkilap.
"Seto sudah benar-benar terangsang..." Girang Lastri dalam hati sambil berulang kali mengusap precum yang terus menerus keluar dari ujung mulut mr.p lelaki pujaannya itu. Sekilas, saking besarnya diameter batang mr.p Seto, Lastri seolah menggenggam pergelangan tangannya sendiri.
"Besar Sekali mr.pmu Set..." Puji Lastri yang terus menerus membolak-balik batang mr.p yang ada di genggamannya. "Emang miss.v Siti ga sakit ya kalo kamu sodok pake mr.p segede ini...?" Tanya Lastri lagi penasaran.
"Hehehehe.... Awal-awal dulu sih dia hampir seminggu nggak bisa jalan mbak...?"
"Maksudnya...?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelakuan Lastri (Cuck Story)
RomanceMalam itu, di sebuah daerah yang terletak di pinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, ha...