Bab 17

674 0 0
                                    

"Oooohhh.... Paaaakkk stttoopppppp.... Aku mau piiipiiiiisssss....." Jerit Lastri yang tiba-tiba kelojotan hebat. Tubuhnya mengejang dahsyat, hingga terlonjak-lonjak kedepan, menabrak dinding bak mandi.

miss.vnya berkedut dengan hebat, jauh lebih hebat dari sebelumnya. Sampai-sampai menyemburkan cairan bening ke segala arah.

CREEET CREEET CREEET CREEET CREEET CREEET

"Hak hak hak... Ternyata kamu bisa muncrat juga Neng.... Hak hak hak... " Kata Pak Utet sambil terus menerus menggenjot miss.v citra keras-keras.

"Ampuuun paaaakkk... Stooooppp... aku nggak kuat lagi paaak... " pinta citra sambil mencoba menikmati orgasme barunya.

Namun, Pak Utet sepertinya ingin menyiksa citra lebih jauh lagi. Melihat wanita yang ada di depannya sudah menyerah tanpa syarat, Pak Utet menjadi semakin beringas. Ia semakin mempercepat sodokan mr.pnya ke miss.v gundul itu.

CLOK CLOK CLOK

Kocokan mr.p Pak Utet terlihat begitu cepat. Sangat cepat. Terlebih karena miss.v citra baru saja orgasme, membuat mr.p Pak Utet semakin semena-mena, mengocok miss.v mungil citra hingga berbusa. Tangan lelaki tua itu pun semakin ganas, menarik-narik payudara citra ke belakang bak tali pelana, membuat citra seperti kuda balap yang sedang dipacu jokinya dalam kecepatan tinggi.

"Ampun paaak.... Ampuuuunnn... Aku keluaaarrr laaaaggiiii..." Jerit citra dalam kenikmatan.

CRET CREEET CRET CREEET CRET CREEET

Lagi-lagi, miss.v citra menyemburkan cairan kenikmatannya.

"Lelaki tua ini sungguh perkasa... " Kata Lastri dalam hati, "Baru seminggu, Pak Utet mampu memberikan apa yang Mas Marwan tak mampu berikan selama 5 tahun....Dalam waktu tak kurang dari 5 menit, Pak Utet bisa menghadiahkan miss.vku orgasme berkali-kali..."

Lemas, tak berdaya, puas. Mendadak kaki citra tak mampu menahan berat tubuhnya. Dan seketika itu pula ia ambruk kedepan.

"Shhhh... Enak banget pak... Sampai lemes..."

Merasa kasihan akan apa yang citra rasakan, Pak Utet lalu mendiamkan sebentar mr.p besarnya. Ia membiarkan citra untuk beristirahat sejenak sambil merasakan kedutan kecil pada mr.pnya. "miss.vmu jago mijit ya neng... Huenak......" Kata Pak Utet yang terus mengecupi tengkuk dan punggung citra.

"Bentar ya pak.... mr.pnya jangan diCabut dulu.... miss.v aku masih liinnnuu.."

"Yaudah....Sekarang dari depan aja yuk Neng..." Pinta Pak Utet.

Lastri lalu membalik tubuhnya, wajahnya terlihat lemas tapi puas.

"Rebahan di lantai aja Neng..."

Segera saja, Lastri langsung meletakkan punggungnya di lantai kamar mandi. Karena birahinya begitu tinggi, ia sama sekali tak merasakannya. Alih-alih, citra langsung membuka pahanya lebar-lebar, menyuguhkan miss.v merahnya yang sudah merekah kepada lelaki tua yang bukan suaminya itu.

"Lastri Agustina... miss.vmu memang mempesona neng..." Kata Pak Utet sambil mendekatkan mulutnya ke miss.v citra. Lagi-lagi, ia menjilati miss.v wanita cantik itu sebelum memasukkan mr.p besarnya.

"Yuk Pak... Buruan.... Sebelum Mas Marwan pulang..."

Melihat Lastri sudah siap, Pak Utet buru-buru mendekatkan kepala mr.pnya ke bibir miss.v citra. Sambil meremasi tetek besar Lastri, lelaki tua itu lalu mendorongkan pinggulnya maju, dan melesakkan batang perkasanya.

"Ahh.. Ooohh..." Erang Lastri, "Kocok yang cepat pak... Khawatir Mas Marwan balik..." Pinta Lastri semakin melebarkan pahanya.

"Begini Neng...?" Kata Pak Utet sambil mengocokkan mr.pnya dengan cepat.

CLOK CLOK CLOK...

Suara persetubuhan mereka terdengar begitu keras.

"Oooouuugghh... Paaakk... Gila... Kuaatt sekalii mr.pmuuu"

"Deekk... kamu ngomong sama siapa?" Tanya Marwan dari luar kamar mandi.

CLOK CLOK CLOK...

Suara persetubuhan mereka terdengar begitu keras.

Oooouuugghh... Paaakk... Gila... Kkuaatt sekalii mr.pmuuu"

"Deekk... kamu ngomong sama siapa?" Tanya Marwan dari luar kamar mandi.

DEG...

Jantung Lastri tiba-tiba terasa copot, ternyata mas Marwan sudah kembali dari belanjanya ke warung dan mendengar percakapan nikmatnya. Pak Utet pun seolah bingung, celingukan, ia berusaha mencabut mr.pnya yang masih menancap dalam di miss.v Lastri lalu berusaha bangkit dan meninggalkan Lastri yang masih telentang di lantai kamar mandi. Namun sebelum Pak Utet melakukan itu semua, buru-buru Lastri menahan pinggul lelaki tua itu supaya tetap di posisinya. Lastri juga meletakkan jari telunjuk di depan mulut Pak Utet, menandakan supaya ia tenang dan tak bersuara sedikitpun.

Lastri tahu jika situasi saat ini sungguh kurang menguntungkan bagi mereka berdua, namun anehnya, situasi genting seperti itu, otak mesumnya langsung berpikir secara cerdas. Sambil mengatur detak jantung dan nafasnya yang menggebu karena birahi, Lastri berusaha terlihat biasa saja.

"Tusuk lagi pak.." Bisik Lastri pelan, meminta Pak Utet mulai menggoyangkan lagi pinggulnya sambil mulai meremasi payudaranya sendiri.

"Beneran Neng...?" Tanya Pak Utet seolah tak percaya dengan kenekatan wanita selingkuhannya ini.

"Iya.." Angguk Lastri pelan

Kelakuan Lastri (Cuck Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang