chapter 03

860 39 1
                                    

........

seiringnya waktu berjalan reaksi minumman yang ia minum beberapa menit yang lalu makin jadi, yang ia yakini itu bukan sekedar minuman biasa.

Hawa di lorong menuju toilet itu makin panas, padahal tempat itu sebelumnya sangat adem.
Jalannya tidak seimbang, ia berpegangan pada tembok agar badannya tidak merosot kelantai dengan tangan yang terus meremas sesuatu pada dirinya yang terasa makin tegang.

****

Sementara di sisi lain, disalah satu ruangan ke 4 pria dewasa itu menyadarkan kepala mereka di kursi panjang nan empuk yang ada di ruangan itu. Sala satu dari mereka memijat keningnya merasa pusing dengan mulut yang terus maraju-berucap tidak jelas.

Botol minuman yang begitu banyak berserakan diatas meja, tidak ada kue ulang tahun seperti di meja adiknya. Berbeda dengan miliknya diatas meja kaca itu terdapat rokok dan botol minuman yang isinya sudah kosong.

Laki-laki dengan badannya yang begitu besar dan tinggi membuka mata hitamnya melihat sekeliling ruangan itu. matanya menyipit saat ia melihat asistennya juga tertidur di kursi panjang yang bersebelahan dengan Jimmy.

Asisten macam apa yang ikut minum dengan tuanya? harusnya ia menunggu tuannya selesai dan mengantarnya pulang. Besok Gemini akan memarahinya.

Neo, asisten sekaligus sahabat ketiga pria dewasa itu Joong, Jimmy,dan juga Gemini.
Neo hanya memanggil Gemini "tuan" ketikan mereka sedang dikantor atau di luar jika itu bertemu dengan para kolega.

Gemini melihat jam yang melingkar di tangannya menunjuk 01: 12
matanya melebar saat ia mengingat sang adik ada ditempat yang sama dengannya.

tangannya meraba-raba kantong celananya mencari HP guna menghubungi sang adik, Ia membuka layar hp itu dan melihat banyak panggilan dari Winny dan juga Paman Jack.
Gemini beralih ke aplikasi pesan dan bernafas lega kalah satu pesan yang belum Ia baca dari Pamannya bahwa sih bungsu pulang bersamanya.

Dengan sisa kesadarannya ia berdiri melewati ketiga sahabatnya itu, Gemini melangkahkan kaki jenjangnya menuju pintu coklat depan sana, ia berpegangan pada tembok dekat pintu dan meraih gagang pintu tersebut dan memutarnya sedikit agar pintu itu terbuka.

Kakinya melangkah keluar setelah pintu itu terbuka dan ia menutupnya kembali. Ia akan beristirahat di salah satu kamar yang Ia sudah di pesan oleh asisten nya, Neo.

di dalam club ini memang terdapat banyak kamar, itulah sebabnya club ini sangat terkenal karena begitu banyak fasilitas yang disiapkan.

Gemini sengaja menyuruh Neo asistennya agar memesan kamar di lantai 1 supaya ia dengan mudah menemukannya, nanti saat ia mabuk. pikir nya.

Kakinya melangkah menuju toilet karena tempatnya berdiri saat ini tidak terlalu jauh untuk membuang air kecil (pipise). terlalu lama menahan jika ia harus menunggu sampai dikamar nya nanti. Dengan sedikit sisa kesadarannya, Gemini melangkah kan kakinya sangat pelan menuju lorong toilet.

"Enghh.. lepahhhhss , brengsekk! jangan menyentuhku " satu laki-laki berbadan besar menyentuh paksa pria yang lebih kecil darinya di depan toilet itu.

"Ayolah manis, kau akan menyukainya "ucap pria yang badannya lebih besar darinya dan dengan tidak tahu dirinya ia menyentuh pipi mulus sih manis pria yang lebih kecil darinya.

Fourth yang sudah sejak tadi melawan pria didepannya ini yang berusaha ingin menciumnya, dan meraba-raba tubuh kecilnya, sudah merasa capeh dan di tambah lagi tubuhnya merasa terasang saat tangan pria itu menyentuh pinggang rampingnya agar merapat padanya.

" ku bilang lepaskan aku brengsekk! jangan menyentuhku!! " disisa kesadarannya ia melepaskan dirinya dengan paksa dari tubuh pria di depannya.

Praaakkk....

Single Mom (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang