HAMSYA || PART 6

161 32 24
                                    

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

"Menikahi perempuan bergelar anak pertama harus memiliki sabar seluas samudera."

Hamizan menilik tanpa berkedip penampilan Naqeesya dari atas hingga bawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hamizan menilik tanpa berkedip penampilan Naqeesya dari atas hingga bawah. Cukup lama sampai akhirnya dia pun berkata, "Mau ke mana, Sya?"

"Nggak ke mana-mana di rumah aja."

"Tumben."

"Apanya yang tumben?"

Hamizan menunjuk dengan dagunya.

Seolah mengerti Naqeesya pun kembali berujar, "Pake crop top sama hotpants diprotes, katanya suruh kerudungan. Giliran sekarang pake abaya dan khimar, masih juga ditanyain. Serba salah ya jadi Sya di mata Abang!"

"Cuma tanya mau ke mana aja emangnya nggak boleh? Kan nggak biasanya Sya tampil rapi dan tertutup."

Naqeesya mendelik. "Takut jadi korban kekhilafan Abang lagi!" ucapnya lantas berlalu.

Hamizan pun mengejar langkah istrinya, dia hadang tepat di ambang pintu yang masih tertutup rapat. "Dihh, masih diungkit juga. Susah move on banget kayaknya."

"Lha Abang nggak punya kaca ya? Abang kali yang susah move on!"

"Tuh, kan malah jadi ke mana-mana. Nggak nyambung tahu, Sya."

Naqeesya tak menyahut, dia lebih memilih untuk menyingkirkan tubuh sang suami agar enyah dari hadapannya.

"Awas ih, Abang! Sya mau ke apotik."

"Mau apa?"

"Beli obat, lha, masa seblak!"

"Obat apa? Memangnya Sya sakit?"

"Kepo banget sih Abang. Awas ihhhh!"

Hamizan menggeleng tegas. "Jawab dulu mau beli apa?"

"Morning-after pill."

Keningnya mengernyit bingung. "Obat apa itu?"

"Pil kontrasepsi darurat."

Mata Hamizan membulat seketika. "Untuk?"

Naqeesya menghentakkan kakinya kesal. "Ya supaya Sya nggak hamil atuh, pake ditanya lagi. Abang ini gimana sihh!"

"Kamu ini kayak orang yang habis melakukan zina aja, Sya, hamil juga, kan ada suaminya."

"Enteng banget sih mulut Abang, nggak maulah. Jangan sampai hamil atuh, Sya masih kuliah, belum lulus, lagi pusing-pusingnya nyusun skripsi juga. Jangan ditambahin lagi atuh bebannya!"

Hamizan menyentil pelan kening sang istri. "Makanya buruan kelarin skripsinya, supaya bisa cepet-cepet wisuda, Naqeesya."

"Iya lagi proses juga, jangan banyak protes!"

HAMSYA [ Seni Menata Hati ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang