Weekend adalah hari yang sangat ditunggu oleh banyak orang, karena dipakai untuk beristirahat dari lelahnya bekerja.
Termasuk Fisha yang kini masih bergelung dengan selimutnya tanpa ada niatan untuk bangun.
Berbeda dengan Fisha, Gibran justru sudah bangun dari subuh tadi dan memutuskan untuk berolahraga mengelilingi komplek rumahnya. Dengan balutan setelan olaharaga nya Gibran pergi tanpa membangunkan Fisha untuk berpamitan.
Sampai Gibran telah selesai dengan larinya pun Fisha masih betah menempel dengan kasurnya itu. Bahkan dering telfon yang sedari tadi berbunyi tak dihiraukan oleh Fisha. Sudah dibilang bukan? Fisha agak susah untuk bangun dari tidurnya.
Awalnya Gibran mengabaikan panggilan beberapa kali tersebut, tapi ini sudah panggilan ke-5 membuat Gibran memutuskan untuk melihat handphone Fisha yang kini sedang menyala menampilkan nama 'Kak Nara' nama yang asing bagi Gibran.
Teman kantor Fisha? tak mungkin karena selama ini beberapa kali Fisha menceritakan tentang teman kantornya, dan tak ada yang bernama Nara.
Gibran bimbang, apakah dia mengangkat telpon tersebut atau dibiarkan saja. Gibran takut dianggap tidak sopan walau sebenarnya Fisha adalah pasangan sah nya, tapi tetap saja Gibran belum merasa sedekat itu untuk menganggu privasi Fisha.
Kembali lagi handphone itu berbunyi, dan kali ini suara handphone tersebut mengusik Fisha yang perlahan membuka matanya.
"alarm ya?" tanya Fisha dengan suara serak khas bangun tidurnya.
"bukan, ada telfon dari 'kak Nara' tulisannya" sontak Fisha langsung bangun dari tidurnya dan merebut handphone nya cepat.
Dan langsung dimatikan nya handphone Fisha, dan tak lama handphone nya kembali berbunyi. "Angkat aja, siapa tau penting. Soalnya dari tadi bunyi terus"
"gak penting"
"tapi dia nelfon berkali kali, berarti itu penting"
"gak penting, Gib. Lagian lo ganti baju deh cepet" Ujar Fisha saat melihat Gibran yang hanya memakai handuk untuk menutupi bagian bawah nya.
Sungguh Gibran tak sadar jika dirinya masih belum berpakaian dan hanya memakai handuk nya sehabis mandi tadi.
Fisha masih terdiam di tempat tidurnya, setelah memastikan Gibran yang sudah kembali masuk ke dalam kamar mandi untuk berganti baju, Fisha langsung membuka handphone nya dan benar sudah ada beberapa panggilan dari mantannya.
Saat itu Fisha hanya membuka blokiran nya pada Nara tanpa tau Nara juga berusaha mengubungi Fisha, dan saat tau bahwa Fisha sudah tak memblokirnya, Nara terus menghubungi Fisha.
Sungguh Fisha tak tau maksud dari Nara menghubungi nya untuk apa. Dan kenapa juga setelah bertahun tahun Nara kembali ke Negara ini. Bukankah dia sudah pergi ke Negara lain dengan tunangannya itu atau bisa jadi mereka sudah menikah.
"Nara itu siapa?" tanya Gibran tiba-tiba itu langsung menyadarkan Fisha dari lamunannya.
"hah? bukan siapa-siapa"
"bukan siapa-siapa tapi ada nama nya di kontak lo, dan beberapa kali udah hubungin lo"
"dibilang bukan siapa-siapa!" nada Fisha naik satu oktaf membuat Gibran agak sedikit terkejut, dia hanya bertanya kenapa Fisha begitu marah padanya.
Fisha pun sama hal nya dengan Gibran yang terkejut dengan suaranya sendiri, dia tak bermaksud untuk menaikan nada bicaranya. Tapi dia muak ketika Gibran terus bertanya tentang Nara. "sorry gak bermaksud"
"gak papa, lagian itu privasi lo gue juga gak berhak tau, dan emang gak semuanya harus gue tau kan"
"bukan gitu, Gib. Tapi emang bukan siapa-siapa, gak penting juga"
"iya, gue mau pergi dulu ya"
"kemana? sekarang weekend"
"ketemu temen, lo kalo mau pergi juga kabarin ya"
Fisha hanya diam tanpa menjawab Gibran, dan memperhatikan Gibran yang mengambil handphone dan kunci mobilnya di nakas dekat Fisha tidur.
"pergi dulu ya, dibawah ada jus diminum ya"
Gibran pun meninggalkan kamar nya setelah pamit pergi, dan Fisha menyadari bahwa pamit nya Gibran kali ini tak disertai dengan usapan dikepala nya.
Membuat pikiran nya kembali rumit, apakah Gibran marah padanya karena menaikan nada nya? atau karena tak diberitahu siapa Nara? sudahlah Fisha sangat pusing saat ini. Tak lama notif di handphone nya berbunyi menampilkan pesan dari 'Kak Nara'
'Sha, ayo ketemu aku mau minta maaf dan jelasin semuanya'
Fisha ragu apakah dia harus menerima ajakan tersebut, atau kembali menghindar.
Dan Fisha memutuskan untuk menerima ajakan dari Nara, mungkin sudah saatnya dia mendengar penjelasan dari Nara. Walau saat ini hatinya masih terasa sakit saat melihat Nara tapi mungkin ini salah satu cara untuk Fisha bisa menyembuhkan rasa sakit di hatinya.
**
Fisha telah sampai pada tempat bertemu dengan Nara, di sebuah cafe kecil tapi sangat nyaman untuk ditempati. Disalah satu kursi sudah terdapat Nara dan seorang anak kecil yang mungkin baru berumur 3th.Fisha sedikit mematung melihat pemandangan Nara yang sedang menyuapi kue pada anak kecil itu. Membuat pikiran nya berantakan. Apakah anak itu adalah anak Nara dengan tunangannya waktu itu? Apakah Nara meminta untuk bertemu dengannya untuk ini? Apakah Nara sengaja menbuat hatinya sakit kembali? Apakah Fisha benar-benar tak di harapkan oleh Nara sedari dulu?
Nara yang melihat Fisha mematung agak jauh dari kursinya pun memanggil Fisha beberapa kali, sampai Fisha sadar dari lamunannya dan kembali berjalan menuju kursi yang ditempati oleh Nara.
—
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
T E R I K A T (GeminiFourth)
FanfictionGemini as Gibran Zahilmi Fourth as Fisha Argewyn Ketika dua raga yang bersatu seharusnya menjadi titik akhir dari kisah sampai melupakan bahwa ada hati yang harus diikutsertakan dalam kisah ini. Gibran dan Fisha dua insan yang bersatu dalam ikatan...