Setelah berpamitan pada Fisha, Gibran langsung menancapkan gas nya meninggalkan rumah. Sebenarnya Gibran pun tak tau ingin pergi kemana, dia hanya merasa lebih baik pergi dari hadapan Fisha untuk saat ini, karena entah kenapa Fisha terlihat berbeda.
Berakhir dengan Gibran menghentikan mobilnya pada salah satu jembatan yang sudah jarang dilewati orang ini, dibawahnya mengalir air sungai yang cukup deras. Membuat angin menerbangkan helaian rambutnya saat keluar dari mobil.
Siapa Nara yang menghubungi Fisha tadi? Fisha memang tidak pernah menceritakan tentang kehidupannya sebelum bertemu dengan Gibran, membuat dirinya bertanya seperti apa Fisha saat dulu. Termasuk dirinya yang belum berani untuk bercerita tentang hidupnya sebelum bertemu dengan Fisha.
Gibran paham, mungkin agak sulit bagi Fisha untuk bercerita, karena Gibran pun sama dia sulit untuk bercerita. Tapi setelah menikah Gibran mulai memutuskan secara perlahan bahwa dia akan terbuka dengan Fisha. Setelah beberapa hari menikah Gibran sudah nyaman dengan Fisha dan aktivitas sehari hari yang dilakukan bersama.
Jika dulu mungkin Gibran akan merasa canggung, dan tak ingin berlama lama satu ruangan dengan orang lain. Tapi ini Fisha yang menbuatnya merasa nyaman dalam satu ruangan. Dimulai dari sentuhan2 ringan Fisha pada dirinya dengan merapihkan rambut nya, menggenggam tangannya. Membuat dirinya yakin bahwa jika itu Fisha maka tidak apa apa.
Awalnya Gibran tak biasa dengan sentuhan orang lain, karena nafasnya akan memburu dan detak jantungnya tak beraturan serta ingatan itu akan muncul kembali. Membuat Gibran sulit untuk bersentuhan dengan orang yang tidak membuatnya nyaman. Bahkan keluarganya pun susah untuk bisa kembali menyentuh Gibran.
Gibran sangat bingung saat ini, ia takut bahwa Fisha akan meninggalkannya disaat dia mulai nyaman berada di sekitar Fisha. Bukan kah itu hal yang wajar ketika pasangannya takut ditinggalkan?.
Karena bagi Gibran pernikahan bukan hal yang main-main, sudah cukup dirinya dibuat bimbang dengan hatinya sebelum pernikahan berlangsung. Kini Gibran sudah memantapkan hatinya untuk menjadikan Fisha satu satunya orang dihidupnya yang akan terus menemani Gibran.
Tentang trauma nya, dia sudah berobat pada psikiater dan Gibran hanya diresepkan obat-obatan saja. Karena kesembuhan dari trauma nya berasal dari diri nya sendiri.
Gibran juga tak seperti dulu yang mengurung dirinya di kamar, sekarang Gibran bisa berinterksi dengan orang lain walau pada awalnya Gibran sangat kesulitan.
Dan sampai dia bertemu dengan Fisha orang yang dijodohkan oleh orang tuanya. Membuat Gibran jauh lebih baik, bahkan Gibran sudah berani untuk menyentuh Fisha. Karena Gibran saat itu meyakinkan dirinya bahwa Fisha tak akan menyakiti dirinya.
Tapi sekarang melihat Fisha yang seperti nya sedang menyembunyikan sesuatu, seperti tadi pagi. Membuat Gibran kembali ragu pada dirinya, apakah Fisha akan menyakiti dirinya? Gibran ragu, takut Fisha akan meninggalkannya dan membuat dirinya kembali merasa kehilangan nyamannya dari seseorang.
Gibran berusha menepis pikiran-pikiran buruk itu.
Dering handphone Gibran berdering tertera nama Fisha, membuat dirinya langsung mengangkat panggilan tersebut.
"halo" belum ada balasan dari Fisha membuat Gibran menunggu, karena terdengar suara helaan nafas berat dari Fisha.
'lo dimana?'
"kenapa?"
'bisa jemput? gue gak bisa nyetir sekarang'
"lo kenapa? baik baik aja kan? lo dimana sekarang?" Gibran panik mendengar ucapan Fisha yang terdengar dari nada suara Fisha bergetar seperti menahan tangis Gibran tak tau dengan pasti. Tapi yang bisa Gibran pastikan bahwa Fisha kini sedang tak baik baik saja.
'di cafe daisy, agak terpencil deket toko bunga yang biasa mamih beli'
"oke lo tunggu, gue kesana sekarang"
Telpon dimatikan sepihak oleh Gibran yang kini sedang cepat memasuki mobilnya dan menancapkan gasnya menuju tempat Fisha saat ini. Entah kenapa mendengar Fisha tadi membuat dirinya khawatir.
—
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
T E R I K A T (GeminiFourth)
FanficGemini as Gibran Zahilmi Fourth as Fisha Argewyn Ketika dua raga yang bersatu seharusnya menjadi titik akhir dari kisah sampai melupakan bahwa ada hati yang harus diikutsertakan dalam kisah ini. Gibran dan Fisha dua insan yang bersatu dalam ikatan...