18

15 1 0
                                    


Pagi ini Benny bangun dengan perasaan hampa. Ia menoleh ke sebelah kanan nya dimana Nayla masih tampak tertidur nyenyak diatas ranjangnya dan melihatnya ada kelegaan tersendiri di hati Benny. Setidaknya dengan tidur Nayla akan baik-baik saja dan melupakan semua hal yang membebani pikiran nya.

Ia lantas bangkit untuk mendudukkan dirinya. Kepala nya pening karena kurang tidur. Ia baru jatuh tertidur saat hari sudah menjelang subuh setelah semalaman ia dan Nayla terjaga karena membahas banyak hal.
Tidak bukan membahas, melainkan ia hanya duduk disamping Nayla yang tiba-tiba meluapkan seluruh isi hatinya terhadap pernikahan mereka yang berlangsung kemarin.
Karena setelah Nayla ia Bangunkan setelah mimpi buruk.gadis itu mendadak menumpahkan seluruh hatinya dihadapan nya.
Yang membuatnya mempertanyakan lagi apakah keputusan nya untuk menikahi Nayla itu memang salah.
Ia bisa meng kesampingkan perasaan nya tapi bagaimana dengan nasib anaknya yang saat ini ada dikandungan Nayla???

Dan Nayla? apakah istrinya itu masih berniat kembali pada tunangannya apabila mereka berpisah.

Sungguh semua itu membuat kepala Benny hampir pecah.

Ternyata semua tidak lah semudah yang ia pikirkan. Disaat ia sudah bisa meluluhkan hati kedua orang tua Nayla dan begitu juga dengan om dan tante nya. Kecuali Reihan yang sampai tadi malam masih menatapnya dengan pandangan tajam. Bahkan pria itu pergi meninggalkan rumah dengan tunangannya disaat acara belum benar-benar selesai.

***
Melihat jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi . Membuat nya mau tak mau harus bangun. Setidaknya walaupun ia masih mendapat Izin tidak masuk kantor. Tapi di pagi pertama nya di rumah ini. Ia merasa berkewajiban untuk menyapa mertuanya di meja makan.
Sebelum memutuskan untuk ke kamar mandi Benny menyempatkan diri melakukan peregangan agar otot-ototnya tidak kaku .
Matanya juga berkeliling mengamati seluruh sudut kamar Nayla yang ternyata benar-benar luas. Dan benar perkiraan Benny kamar Nayla tampak elegan seperti pribadi Nayla.

Kamar itu memang di dominasi warna putih kecuali warna gold di bagian gorden yang menutup rapat jendela luas yang Benny yakini ada balcon dibaliknya. juga dengan lemari besar yang pasti bisa menampung banyak dari koleksi baju Nayla.
Dan lemari kaca besar yang berada persis didepan ranjang Nayla membuat Benny berfikir,pasti Nayla sangat menyukai kesempurnaan. Karena begitu bangun tidur ia harus memastikan sendiri kalau ia masih tetap cantik.

Untuk menghemat waktu Benny tidak mandi karena ia juga merasa badannya tidak ada masalah. ia hanya mencuci muka lalu mengganti celana training nya dengan celana kain serta atasan kaos panjang agar tetap terlihat sopan.
Semuanya ia lakukan dengan hati-hati dan pelan karena tidak ingin mengganggu Tidur Nayla.
Biarlah istrinya mendapatkan istirahat nya dengan cukup karena dengan cukup istirahat, Nayla akan merasakan rileks dan segar saat bangun nanti.
Dan agar Nayla bisa berpikir jernih saat mereka mengobrol lagi nanti.
Benar saja saat sampai ke bawah kedua mertuanya sedang berjalan beriringan menuju meja makan.

Hingga saat mama Ami melihat nya. langsung mengajak nya untuk sarapan.
Ya benar Hanya mama mertua nya lah yang bersikap sedikit ramah padanya. Bahkan tadi malam saat pembicaraan alot antara dirinya dengan para orang tua. Mama Ami tidak banyak mencecarnya. Orang tua itu justru mulai membahasakan dirinya sendiri dengan panggilan mama.

"Kenapa diam tidak ikut sarapan? Suara bariton itu menyadarkan Benny rupanya ia sedikit melamun tadi.

"Ehh ia pak .. sahut Benny kikuk.

"Panggil papa saja ucap pak Satrio yang membuat Benny mengangkat pandangan nya hingga sejajar dengan mertuanya itu.

Ternyata pagi ini ia kembali mendapat kejutan dari papa mertua nya yang biasanya bersikap acuh tak acuh dengannya.

Nayla ( Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang