21

18 1 0
                                    

Happy reading...
Part ini super dramatik jadi pastikan bacanya yang serius.

Alarm tanda bahaya terus menggema dipikiran Nayla tapi anehnya ia juga tidak bisa menolak ciuman yang terus bertambah ritmenya.
Bahkan ia membiarkan saja saat telapak tangan besar Benny sudah mendarat sempurna di bokongnya sambil memberikan elusan seduktif yang semakin membakar mereka berdua.

Ketukan di pintu kembali terdengar berikut suara yang memanggil namanya dan Benny bergantian.
Rupanya Dinda lah pelaku nya mungkin gadis itu merasa sudah terlalu lama menunggu.

Ia berhenti dan mencoba memisahkan diri dari belitan lidah Benny.

Dan untungnya Benny juga melakukan hal yang sama.
Tapi pria itu tidak lantas menjauh melainkan kembali menempelkan dahi mereka sambil berusaha meredakan gairah nya yang sudah terlanjur tersulut karena ciuman panas mereka.
Dan tentu saja Nayla melakukan hal yang sama. Setelah semuanya terjadi barulah timbul penyesalan didalam hatinya karena terlalu mudah terhanyut akan gairah yang diciptakan Benny.

Tangannya mendorong dada Benny agar tercipta jarak diantara mereka.
Benny pun menuruti nya tapi sebelum benar-benar menjauh Benny kembali mendaratkan bibirnya di dahi Nayla memberikan ciuman hangat yang menenangkan yang dia harap perasaannya bisa tersalurkan hingga mampu menembus jauh kedalam lubuk hati Nayla.

Dan sebelum benar-benar melepaskan Nayla dari kungkungan nya Benny masih menyempatkan untuk menyelami kedalaman mata Nayla yang menatapnya dengan tatapan gamang tidak ada kehangatan sama sekali bahkan setelah ciuman panas mereka.

Kak... Terdengar lagi suara dinda adiknya dari luar kamar.

" Ia din kenapa?sahut Benny sambil memunguti jeans dan baju of shoulder Nayla yang tadi terjatuh dibawah kaki mereka.

" Udah belum siap-siap nya? Kak Benny sama kak Nay bisa kan antar aku pulang? Tanya Dinda yang membuat Benny mengetahui tujuan Nayla menyiapkan baju. rupanya istrinya itu ingin bersiap mengantar Dinda adiknya.

" Ia Din tunggu sebentar kakak sama kak Nayla lagi siap-siap jawab Benny setelah Nayla berlalu ke kamar mandi.
Mau tunggu didalam nggak? Tanya Benny saat pintu terbuka.

" Kak Benny benaran bisa ikut? tadi kak Nay bilang kak Ben lagi sakit dan masih butuh istirahat.

"Tidak apa-apa kakak masih bisa kok kalau sekedar ngantar kamu pulang lagipula kakak rindu mama dan rumah.

" Kak Ben sih nggak pernah pulang kerumah bawa kak Nay semenjak menikah sekalinya pulang malah sendiri.

" kak Nay itu lagi hamil dan keadaan nya juga nggak terlalu baik sebelumnya. ke kampus aja dia terpaksa. Jadi nggak mungkin kakak bawa kak Nayla pergi jauh-jauh dan macet-macetan dijalan.
Ya sudah kakak mau ganti baju dulu kamu tunggu aja sebentar lagi kita berangkat putus Benny karena saat ini ia memang masih memakai handuknya seperti tadi.

" Tapi kak...

" Ada apa lagi?

" Kak Nay ngajak aku jalan-jalan ke Mall besok.

" Ohya?

" Ia. Siangan sih dan Berdua aja. kak Nay katanya ada yang mau dibeli. Harusnya sih tadi tapi kak Nay udah keburu capek sehabis makan di Mall tadi.

" Ya sudah tidak apa-apa mungkin kak Nay pengen seru-seruan juga sama kamu, tapi kamu jangan minta di belikan yang aneh-aneh soalnya kakak belum bisa kasih duit yang banyak untuk kak Nayla. ujar Benny tidak terlalu tulus sebenarnya karena jauh didalam lubuk hatinya ia juga sangat ingin menghabiskan waktu berdua bersama Nayla tapi apalah daya Nayla sampai sekarang masih tetap mempertahankan tembok pemisah antara mereka.

Nayla ( Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang